c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

05 Mei 2025

10:28 WIB

Minimnya Pemahaman Wanita Pada Perdarahan Menstruasi Berat

Perdarahan menstruasi berat mungkin salah satu hal yang banyak tidak diketahui wanita namun menjadi penyebab penurunan kesehatan seperti anemia.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p>Minimnya Pemahaman Wanita Pada Perdarahan Menstruasi Berat</p>
<p>Minimnya Pemahaman Wanita Pada Perdarahan Menstruasi Berat</p>

Ilustrasi nyeri menstruasi. Dok. Antara

JAKARTA - Kesehatan reproduksi sering kali dibayangi stigma dan kurangnya informasi yang valid. Banyak wanita yang masih menormalisasi dan merasa tabu membicarakan isu seperti nyeri haid berlebih atau PMB (Perdarahan Menstruasi Berat), padahal kondisi tersebut bisa berdampak serius, seperti anemia hingga penurunan kualitas hidup.

PMB sendiri dialami oleh satu dari tiga perempuan, dan mengacu pada perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari tujuh hari atau volume darah yang berlebihan dari kondisi normal. Normalnya, siklus menstruasi rata-rata berlangsung selama 28 hari, tetapi periode antara 21035 hari juga masih dianggap normal.

"Untuk darah menstruasi yang keluar maksimal adalah 80 cc per hari. Jika seseorang melewati batas normal tersebut, maka sudah masuk dalam kategori tidak normal dan perlu segera mendapatkan penanganan. Begitu pula dengan sakit pada saat menstruasi dapat mendapat indikasi awal endometriosis pada perempuan," ungkap spesialis obstetri dan ginekologi dr. Boy Abidin dalam keterangannya.

Ada banyak penyebab PMB pada perempuan, semisal memiliki penyakit Von Willebrand, adanya masalah pada uterus dan serviks, efek dari alat kontrasepsi tertentu, ketidakseimbangan hormon seperti PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), kehamilan ektopik, sampai keguguran. Apabila mengalami PMB, dianjurkan wanita segera memeriksakan diri ke dokter atau tenaga kesehatan.

"Akses terhadap informasi tentang kesehatan reproduksi perempuan yang akurat dan mudah dipahami harus terus ditingkatkan. Hingga saat ini, masih banyak perempuan yang merasa malu atau enggan membicarakan topik menstruasi atau gangguan reproduksi, dan akibatnya mereka justru tidak menyadari dampak yang mungkin akan mereka hadapi kelak," dr. Boy menambahkan.

Untuk mendukung itu, Bayer Indonesia pun meluncurkan platform digital yang dirancang khusus untuk memberdayakan perempuan Indonesia melalui akses terhadap informasi akurat dan terpercaya seputar kesehatan reproduksi, bertajuk Bicara Perempuan.

Situs tersebut menjadi wadah informasi yang tepat bagi perempuan Indonesia agar lebih mengerti dan paham terhadap perubahan dalam tubuhnya sehingga membantu dapat proses diagnosis dan pengobatan yang lebih dini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar