22 Agustus 2024
13:18 WIB
Mengenal Mpox Yang Tengah Jadi Kegawatdaruratan Dari WHO
Mpox atau monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit infeksi zoonosis yang bisa menyerang siapa saja. Gejalanya lebih ringan dari smallpox namun lebih berat dari cacar air virus varicella.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi sampel darah penderita monkeypox. Shutterstock/Arif biswas
JAKARTA - Belakangan ini ramai diperbincangkan mengenai penyakit Mpox. Pasalnya, wabah infeksi virus Mpox di Republik Demokratik Kongo ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia, sehingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kegawatdaruratan global untuk Mpox.
Di Indonesia pun beberapa kasus Mpox telah ditemukan. Mpox atau yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit infeksi zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia dan bersifat dapat sembuh dengan sendirinya.
Infeksi ini pertama kali ditemukan pada monyet dan berasal dari daerah Afrika, seperti Afrika Tengah dan Afrika Barat yang merupakan daerah hujan tropis. Mpox disebabkan oleh sejenis virus golongan orthopox virus, yaitu virus Human Monkeypox yang dibawa oleh tikus Afrika, hewan pengerat, hewan liar lainnya, dan hewan primata.
Penyakit ini bisa dialami oleh semua orang, dari segala usia dan jenis kelamin. Kendati begitu, infeksi akan lebih berat dan lebih sering terjadi pada usia anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sekuat orang dewasa.
"Namun jika sudah pernah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit hingga 85%. Kekebalan ini sama dengan seseorang yang sudah pernah mendapatkan vaksinasi cacar smallpox. Apabila daya tahan tubuh menurun, bisa saja seseorang terserang kembali penyakit ini," kata spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr. Hadianti Adlani, Kamis (22/8).
Baca juga: Kemenkes: Ada 88 Kasus Cacar Monyet Hingga 17 Agustus Di RI
Gejala Mpox pada manusia hampir sama dengan kasus smallpox atau cacar yang pernah dieradikasi tahun 80an, malah lebih ringan. Namun demikian, gejalanya bisa lebih berat dari cacar air yang disebabkan oleh virus varicella.
Umumnya, gejala Mpox meliputi demam tinggi, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening yang dapat dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan, nyeri otot atau punggung, badan terasa lemas, dan muncul ruam atau lesi pada kulit yang menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Ruam tersebut kemudian membuat bintik merah seperti cacar lepuh berisi cairan bening ataupun lepuh berisi nanah. Lesi atau lepuh berlubang dan bernanah itu bisa berkembang di seluruh tubuh, mulai dari wajah hingga kaki, dan bersifat sangat menular. Selain itu, dr. Hadianti juga menambahkan walau gejala Mpox jauh lebih ringan, tetapi dapat berakibat fatal jika dianggap sepele.
Baca juga: Hati-hati Berhubungan Seksual Bisa Cegah Cacar Monyet
"Penyakit ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti infeksi bakteri sekunder, gangguan pernapasan, semisal pneumonia, sepsis, hingga gangguan pada mata berupa penurunan penglihatan dan kebutaan. Mpox juga dapat menyebabkan kejadian fatal berujung kematian, terutama pada anak-anak," timpal dokter subspesialis penyakit tropik infeksi itu.
Mpox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 sampai 21 hari. Maka dari itu, pasien yang menderita penyakit ini akan dirawat di ruangan isolasi khusus yang bertekanan negatif, untuk mencegah terjadinya penularan virus dari manusia ke manusia. Seraya mendapatkan perawatan dan terapi yang bersifat simtomatis dan suportif agar pasien gejala pasien dapat membaik dan daya tularnya menghilang.