c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

08 November 2023

20:02 WIB

Hati-hati Berhubungan Seksual Bisa Cegah Cacar Monyet

Vaksin dan obat untuk cacar monyet ini sudah ada, dan khusus untuk vaksin, sudah diberikan kepada 1.500 orang yang terindikasi tertular.

Editor: Rikando Somba

Hati-hati Berhubungan Seksual Bisa Cegah Cacar Monyet
Hati-hati Berhubungan Seksual Bisa Cegah Cacar Monyet
Ilustrasi wabah cacar monyet, atau Monkey Pox. Shutterstock/KRITFOTO

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat berhubungan seksual untuk menghindari penularan cacar monyet. Dia menegaskan, penularan cacar ini memang dominan lewat hubungan seksual antara mereka yang teridap dengan pihak lain.. 

Menkes Budi menegaskan, vaksin dan obat untuk cacar monyet ini sudah ada, dan khusus untuk vaksin, sudah diberikan kepada 1.500 orang yang terindikasi tertular.

"Penularannya (cacar monyet) kan mesti melalui hubungan seksual, dan ini hubungan seksualnya di kelompok tertentu. Lalu apa yang harus dilakukan? Nomor satu, protokol kesehatan (prokes) mesti baik, orang-orang tertentu itu kalau berhubungan seksual harus yang baik," kata Menkes Budi usai agenda Lokakarya Meningkatkan Kontrol Kanker pada Perempuan Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11).

Data yang dihimpun dari Kemenkes melaporkan sebanyak 28 penderita memiliki orientasi seksual lelaki suka lelaki (LSL), dua orang biseksual, dan tiga lainnya heteroseksual. 

Menkes juga menyebutkan bahwa per hari ini, selain di Jakarta, ditemukan lima kasus cacar monyet di Banten dan dua kasus di Bandung, Jawa Barat. Sedangkan untuk kasus di DKI Jakarta berdasarkan data dari Dinas Kesehatan menyebutkan terdapat 29 kasus positif aktif cacar monyet per 7 November 2023.

"Vaksin dan obatnya sudah ada, dan kami menyasar kelompok-kelompok tertentu untuk mendistribusikannya, karena ini merupakan isu sensitif bagi sebagian kelompok," urainya. 

Di saat sama, kepada para pengidap cacar monyet,  Budi juga berpesan agar masyarakat tidak memberikan stigma. Sebaliknya, bagi masyarakat yang terkena gejala juga agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI pada Selasa (7/11), Menkes Budi menjelaskan bahwa cacar monyet atau Monkey pox (Mpox) di Indonesia hanya terjadi pada segmentasi khusus lelaki suka lelaki (LSL).

Kepala Seksi (Kasi) Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama di kesempatan berbeda juga menjelaskan ada tambahan satu kasus cacar monyet terbaru pada Selasa (7/11). "Selama November 2023, terdapat total enam kasus cacar monyet baru," katanya.

Tak Malu
Kemudian, untuk satu kasus di Agustus 2022, sudah sembuh, sehingga total kasus positif aktif cacar monyet tercatat sebanyak 30.

Dikutip dari Antara, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Adria Rusli mengimbau penderita cacar monyet (Monkeypox) untuk tidak malu dan segera melapor agar bisa mencegah terjadinya penularan yang masif.

Dia menegaskan, penyakit Mpox bukanlah stigma atau sesuatu hal yang memalukan sehingga tidak ada alasan bagi penderita untuk menyembunyikan dan tidak segera melapor.

“Ini bukan stigma ya penyakit ini, harusnya orang yang sakit itu lebih agresif untuk melapor dan menginformasikan kepada orang-orang yang kontak dengan dia sebelumnya,” ucapnya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan sejumlah informasi yang beredar mengenai penderita yang terinfeksi Mpox akibat lelaki seks lelaki (LSL) karena kontak atau hubungan dengan orang yang mungkin tanpa sadar telah terinfeksi Mpox sebelumnya. “Ceritanya gini banyak orang kena pada orang-orang LSL, kan sebetulnya itu bukan karena dia LSL jadi sakit, melainkan karena dia kontak seperti itu,” ujarnya.

Dia menjelaskan,  informasi yang diberikan oleh penderita bisa membuat orang-orang yang pernah melakukan kontak dengannya beberapa waktu belakangan lebih waspada dengan menjaga kebersihan serta berinisiatif memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Diakuinya deteksi dini Mpox, kata dia, memang agak sulit dilakukan mengingat gejala awal yang ditimbulkan sama dengan penyakit demam pada umumnya, seperti panas, badan, atau persendian menjadi lemas.

“Kalau sakit lapor, itu paling baik, surveilans juga jalan menyelamatkan para sahabat, bukan malah rasa malu. Jadi riwayat Mpox paling penting karena kalau gejala sama saja,” kata Adria.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar