c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

15 Juli 2025

13:33 WIB

Menanti Kembalinya Green Card Geopark Kaldera Toba

Pra revalidasi Geopark Kaldera Toba telah dilakukan oleh asesor UNESCO, Soo Jae Lee pada pekan lalu. Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark optimis dapat green card kembali.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p>Menanti Kembalinya <em>Green Card</em> Geopark Kaldera Toba</p>
<p>Menanti Kembalinya <em>Green Card</em> Geopark Kaldera Toba</p>

Pemandangan objek wisata Belige di Danau Toba. Shutterstock/Usman Ridwansyah

JAKARTA - Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) Global Geopark optimistis mendapat kartu hijau dalam peninjauan kembali status Geopark Kaldera Toba pada 21-25 Juli 2025.

"Kami optimistis green card (kartu hijau) didapat setelah upaya dilakukan semua pihak menjelang revalidasi (peninjauan kembali)," ucap General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis.

Dibeberkan, pra revalidasi sendiri telah dilakukan di beberapa titik geosite atau situs warisan geologi oleh asesor UNESCO, Soo Jae Lee, selama beberapa hari pada pekan lalu.  

Tercatat, asesor UNESCO, Soo Jae Lee mengunjungi sejumlah geosite dimulai dari Sipinsur yang merupakan kawasan wisata alam tepian Danau Toba di Desa Pearung, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kemudian, geosite Huta Ginjang memiliki panorama cantik memiliki ketinggian 1.555 meter di atas permukaan laut di Muara, Kabupaten Tapanuli Utara masing-masing pada Jumat (11/7).

Lee melanjutkan kunjungan ke geosite Sibaganding di Kabupaten Simalungun, lalu Taman Eden 100 di Kabupaten Toba, serta Siallagan di tepian Danau Toba, Kabupaten Samosir dan lainnya pada Sabtu (12/7).

"Dilihat dari pemenuhan rekomendasi, kita yang sudah siap. Komitmen semua pihak mulai gubernur, kementerian/lembaga, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Sumut, pemerintah kabupaten/kota. Kita yakin green card itu revalidasi nanti dapat kita wujudkan," kata Azizul.

Penuhi Semua Rekomendasi

Ia juga mengungkapkan pemenuhan seluruh rekomendasi UNESCO Global Geopark telah dilaksanakan dengan baik dan sudah terpenuhi.

Menurut asesor Lee, lanjut dia, visibilitas dan model kemitraan pun dinilai sudah baik. Khusus kemitraan, Azizul mengatakan Lee senang pola kemitraan pihak swasta dan pengelola geopark nilai tambah.

Kaldera Toba atau lebih dikenal Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, 2 Juli 2020.

"Bahkan beliau mengusulkan, ini diikutkan festival internasional model kerja sama badan pengelola UNESCO Global Geopark, karena model ini bisa menjadi role model pengelolaan geopark bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia," tutur Azizul.

Baca juga: Apa Itu Green Card UNESCO, Status Yang Dibidik Geopark Kaldera Toba?

Dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023, kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO.

Selain Geopark Kaldera Toba, taman bumi lainnya juga mendapat kartu serupa, yakni Gua Zhijindong di Tiongkok, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, Madonie di Italia, dan Colca y Volcanes de Andagua di Peru.

Kartu kuning merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.

UNESCO meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark melakukan perbaikan, sebelum dilakukan validasi ulang untuk dua tahun kemudian.

"Pada 11-13 Juli lalu, kita dilakukan pra revalidasi atau simulasi mempersiapkan pelaksanaan revalidasi sesungguhnya untuk mengetahui permasalahan apa saja yang harus kita antisipasi jelang revalidasi 21-25 Juli 2025," ucap Azizul.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar