c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

01 September 2025

17:23 WIB

Memahami Bagaimana Cemas Dan Stres Perburuk Kondisi Kulit Dan Rambut

Stres dan kecemasan berlebih memicu terjadinya perubahan hormon secara cepat, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan alami kulit. Sementara masalah kulit kembali memicu kecemasan dan stres.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Memahami Bagaimana Cemas Dan Stres Perburuk Kondisi Kulit Dan Rambut</p>
<p id="isPasted">Memahami Bagaimana Cemas Dan Stres Perburuk Kondisi Kulit Dan Rambut</p>

Ilustrasi ibu muda yang tampak cemas dan takut melihat bayinya meninggal dunia. ANTARA/ AI Suriani Mappong.

JAKARTA - Stres biasanya hanya dipandang sebagai gejala emosional yang mempengaruhi pemikiran dan suasana hati seseorang. Padahal ini sejatinya masalah yang terkait dengan tubuh secara menyeluruh, karena juga memengaruhi fisik manusia.

Diberitakan Hindustan Times pada Jumat (29/8), Dokter Spesialis Kulit Dr. Viral Desai mengatakan bahwa aspek mental tidak hanya mempengaruhi pikiran tetapi juga dapat bermanifestasi secara fisik dalam berbagai cara. Salah satu tandanya dapat muncul pada permukaan kulit.

"Stres dan kecemasan sangat mengganggu pikiran, sehingga dapat menimbulkan kekacauan dalam tubuh, menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang dapat membuat frustrasi sekaligus memalukan," kata dr. Viral Desai sebagaimana dilansir dari Antara, Senin (1/9).

Ahli bedah plastik kosmetik dan transplantasi rambut dari India itu menjelaskan bahwa sejumlah masalah yang dapat timbul dari perasaan tersebut yakni mulai dari jerawat, eksim, hiperpigmentasi hingga rambut rontok dan sensitivitas kulit.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Dokter Spesialis Kulit dari Indian Cancer Society di Mumbai Dr. Satish Bhatia yang mengatakan bahwa kecemasan dan stres disebabkan oleh kehidupan di dunia yang kian cepat, beban kerja yang tinggi dengan tenggat waktu yang meningkat.

Kecemasan juga menjadi salah satu bagian dari gaya hidup, yang mempengaruhi sistem endokrin, yang menyebabkan perubahan hormonal. Hormon seperti kortisol, epinefrin, dan adrenalin yang memicu berbagai perubahan fisik yang berkaitan dengan kecemasan.

Menurut Desai, hormon-hormon itu akan mengganggu keseimbangan alami kulit, sehingga dapat menyebabkan jerawat yang diakibatkan oleh peningkatan produksi minyak dan peradangan yang dapat menyebabkan jerawat, komedo, dan pori-pori tersumbat. Kulit juga bisa mengalami eksim kambuh karena stres juga dapat memicu gejala eksim, yang menyebabkan kemerahan, kulit gatal dan meradang.

Stres juga akan membuat kulit lebih sensitif sehingga seseorang mungkin bereaksi berlebihan dengan kemerahan, iritasi, dan reaksi terhadap produk atau faktor lingkungan.

Hal lain yang dapat disebabkan oleh stres yakni hiperpigmentasi karena melasma akibat ketidakseimbangan hormon, mempercepat penuaan kulit dengan mengurangi produksi kolagen, yang menyebabkan munculnya garis-garis halus, kerutan, dan bintik-bintik penuaan, hingga rosacea, yang dapat menyebabkan kemerahan, potensi gatal dan ruam.

Baca juga: Memahami Aging Gracefully, Gagasan Menua Dengan "Anggun" Lewat Olahraga

Telogen effluvium, suatu kondisi yang disebabkan oleh stres, pun dapat menyebabkan kerontokan rambut berlebih. Kondisi ini jika tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan kepadatan rambut secara bertahap.

Sedangkan menurut Bhatia, pergeseran hormon ini dapat meningkatkan produksi minyak, menyebabkan peradangan, dan menyebabkan iritasi kulit.

Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, ketidakseimbangan hormon akibat kecemasan dapat membuat kulit tampak kering, memicu jerawat, rosacea, eksim, atau bahkan menyebabkan penebalan dan penggelapan kulit yang dikenal sebagai Akantosis Nigrikans. Pasien juga dapat mengalami penipisan atau kerontokan rambut.

"Bagi mereka yang memiliki kondisi kulit yang mendasari masalah seperti jerawat, eksim, atau psoriasis, stres akibat kecemasan dapat memperburuk gejala atau memicu kambuhnya gejala," ujar dia.

Bhatia menambahkan, pelepasan kortisol selama stres dan kecemasan menyebabkan peradangan di bawah kulit, yang dapat mempercepat penuaan dengan mengurangi kolagen dan serat elastis serta menyebabkan hilangnya bantalan lemak wajah, membuat kulit tampak lebih tua dan lelah. Masalah kulit akibat kecemasan seringkali juga bersifat psikologis.

Tekanan emosional akibat masalah kulit yang terlihat dapat menciptakan lingkaran setan. Kecemasan memperburuk masalah kulit, dan masalah kulit yang memburuk memicu kecemasan lebih lanjut.

Baca juga: Ragam Manfaat Madu Untuk Kesehatan Kulit

Guna mengatasi hal tersebut, seseorang disarankan untuk melakukan aktivitas yang membantu rileks, seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam. Tidur 7-8 jam per malam adalah kunci untuk membantu mengatur hormon stres dan mendukung kesehatan kulit dan secara keseluruhan.

Gunakan produk perawatan kulit yang lembut, bebas pewangi dan karsinogenik, bebas pengawet, serta hipoalergenik untuk meminimalkan iritasi.

Lakukan konsultasi dengan dokter kulit untuk mengatasi masalah kulit yang mendasarinya dan dapatkan rencana perawatan dan perawatan kulit yang dipersonalisasi. Perawatan seperti pengelupasan kimia, laser, dan obat-obatan dapat membantu mengurangi dampak visual.

"Memutus siklus ini membutuhkan pendekatan holistik. Ada korelasi kuat antara penyakit kulit dan kecemasan, dengan kecemasan yang seringkali menurun seiring bertambahnya usia," kata Dr. Bhatia lagi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar