08 Juli 2025
14:16 WIB
Liga Indonesia Resmi Ganti Nama Jadi Super League
Selain mengubah nama liga 1 dan 2, PT LIB juga meningkatkan kuota pemain asing dari yang sebelumnya hanya 8 pemain kini menjadi 11 pemain.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Andesta Herli Wijaya
Kompetisi BRI LIga 1. Dok: Liga Indonesia Baru.
JAKARTA - PT Liga Indonesia Baru resmi mengganti nama dua kasta liga Indonesia, yaitu Liga 1 dan Liga 2. BRI Liga 1 diubah menjadi BRI Super League, sementara Pegadaian Liga 2 kini menjadi Pegadaian Championshiop.
Pergantian nama Liga 1 dan Liga 1 itu diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Liga Indonesia selaku operator liga yang diikuti oleh 18 klub peserta, baru-baru ini. Bersamaan, rapat umum ini juga memutuskan pembaruan aturan terkait jumlah pemain asing.
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus mengatakan bahwa perubahan nama tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya pihaknya melakukan rebranding secara keseluruhan. Sebab bukan hanya nama kompetisi saja yang mereka ubah, nama PT LIB sebagai operator pun mengalami perubahan, menjadi I-League.
"Mulai musim ini kami sudah melakukan rebranding LIB (Liga Indonesia Baru). Entitas tetap LIB, namun brand-nya ialah I-League. BRI Super League untuk Liga 1 dan Pegadaian Championship untuk Liga 2," kata Ferry dalam keterangannya, dikutip Selasa (8/7).
Dalam RUPS yang juga dihadiri Ketua Umum PSSI Erick Thohir, LIB bersama 18 klub peserta BRI Super League juga sepakat memutuskan perubahan aturan pada kuota pemain asing. Aturan terbaru menyatakan bahwa satu klub kini boleh memiliki hingga 11 pemain asing, dengan batas 8 pemain dalam satu daftar pertandingan. Batasan baru itu lebih menguntungkan bagi klub yang sebelumnya terikat aturan batas delapan pemain asing, dengan enam pemain dalam satu pertandingan.
"Kalau mau memainkan total 8 pemain asing sekaligus juga boleh. Pemain asing boleh dari negara mana saja. Bebas," jelas Ferry.
Baca juga: GM Jebolan J League Diharapkan Kerek Level Kompetisi Liga 1 Indonesia
Penambahan kuota pemain asing ini jelas langsung menjadi polemik di kalangan masyarakat sepak bola Indonesia. Sebab musim lalu saja, di saat kuota delapan pemain asing diterapkan, kritik sudah banyak datang dari sejumlah kalangan.
Banyak kalangan menilai bahwa jumlah delapan itu terlalu banyak, sehingga mengurangi kesempatan pemain lokal untuk bisa bermain. Terlebih musim ini saat kuota pemain asing ditambah, kembali bermunculan kritik dengan alasan serupa.
Selain itu, penambahan kuota pemain asing menurut Ferry juga tak lepas dari keinginan klub, yang merasa tanggung dengan kuota delapan pemain sebelumnya. Penambahan juga dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi klub Indonesia yang akan bertanding di kompetisi antarklub level asia.
"Apalagi kita punya keinginan tanpa mengesampingkan pemain lokal yang ada, bahwa kita sangat perlu untuk bisa juga compete di Asia. Oleh karena itu pendaftarannya boleh 11 musim ini," kata Ferry.