23 Juli 2025
12:18 WIB
lie Sumirat, Legenda Lapangan Dan Pengasuh Talenta Bulu Tangkis Indonesia
Banyak yang bilang, peran terbesar Iie justru datang setelah ia gantung raket. Ia mengabdikan hidupnya untuk mendampingi dan membentuk generasi pebulutangkis baru.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Mantan atlet bulu tangkis nasional lie Sumirat. ANTARA FOTO/Novrian arbi/aww/aa.
JAKARTA - Indonesia kehilangan salah satu sosok legenda bulu tangkis nasional, lie Sumirat. Sosok itu berpulang pada Selasa (22/7) dalam usia 74 tahun.
Kabar kepergian lie membawa kesedihan mendalam di kalangan komunitas bulutangkis. Sosoknya mungkin tak setenar Rudy Hartono, tapi tak ada bintang bulu tangkis Indonesia yang tak tahu kiprah lie Sumirat. Sosok ini dianggap legenda tak hanya di lapangan, tapi juga legenda yang turut membangun generasi baru pebulu tangkis Indonesia.
lie adalah salah satu pemain legendaris sekaligus pelatih dan pembina sejumlah juara bulu tangkis Indonesia. Ia konsisten membina atlet muda bulu tangkis, hingga melahirkan nama seperti Taufik Hidayat.
Lahir pada 15 November 1950 di Bandung, Iie Sumirat mengawali kariernya sebagai pemain tunggal putra di era 1970-an. Ia dikenal sebagai pemain dengan pukulan keras dan akurasi tinggi, serta insting menyerang yang tajam.
Iie salah satu pemain yang membela Indonesia dalam ajang beregu paling bergengsi, Piala Thomas tahun 1976. Bersama Rudi Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata dan Ade Chandra, lie dianggap generasi emas bulu tangkis Indonesia dan digelari The Magnificent Seven.
Salah satu pencapaian yang tak terlupakan yaitu saat lie berpartisipasi dalam ajang Asian Invitational Championships 1976 di Bangkok. lie berhasil mengalahkan pebulu tangkis China Hou Jiachang yang di masa itu merupakan juara dunia.
Membina Generasi Baru
Banyak yang bilang, peran terbesar Iie justru datang setelah ia gantung raket. Ia mengabdikan hidupnya untuk mendampingi dan membentuk generasi pebulutangkis baru.
Taufik Hidayat, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, adalah murid langsung Iie sejak masa kecil. Di bawah bimbingan Iie dan sang kakak Nara Sujana di klub Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung. Taufik tumbuh menjadi pemain andal, menonjol dengan teknik pukulan yang indah dan kontrol net yang sempurna.
"Kang Iie lah yang mampu membuat permainan saya begitu istimewa. Saya akhirnya bisa memiliki pukulan-pukulan istimewa juga berkat polesan Kang Iie. Kang Iie lah yang mengajari saya untuk bisa melakukan pukulan-pukulan istimewa yang tidak bisa ditemui atau diajarkan di berbagai buku tentang teknik-teknik dasar bermain bulutangkis," ujar Taufik mengenang sosok Iie Sumirat sebagaimana dilansir dari Antara.
Baca juga: Tan Joe Hok, Pejuang Yang Penuh Kesederhanaan
Iie tak hanya mengajarkan teknik, tapi juga variasi gaya pukulan yang unik, cenderung dianggap khas warisan pelatihannya di Bandung. Teknik pukulan net menyilang, flick service yang mengecoh lawan, dan backhand drive tajam menjadi bagian dari "waisan tak tertulis" yang diajarkan Iie kepada anak didiknya.
Selain Taufik Hidayat, beberapa nama besar lain yang pernah mendapat didikan lie di antaranya yaitu juara dunia 2001 Halim Haryanto dan peraih perunggu Olimpiade 2004 Flandy Limpele. Anthony Sinisuka Ginting yang saat ini bersinar dan andalan Indonesia, juga sempat merasakan pelatihan lie di SGS Bandung.