c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

16 Juni 2025

19:19 WIB

Kusala Sastra Khatulistiwa Dorong Promosi Karya Sastra Lebih Luas

Kusala Sastra Khatulistiwa hadir untuk mendorong munculnya karya-karya sastra baru dengan keberagaman cerita dan gaya tutur, serta mendorong promosi karya sastra Indonesia.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Kusala Sastra Khatulistiwa Dorong Promosi Karya Sastra Lebih Luas</p>
<p>Kusala Sastra Khatulistiwa Dorong Promosi Karya Sastra Lebih Luas</p>

Daftar pendek KSK 2025. Dok: Instagram/ Kusala Sastra Khatulistiwa.

JAKARTA - Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) kembali hadir tahun ini, setelah sempat mati suri selama tiga tahun. Digerakkan kembali oleh beberapa sastrawan lewat Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI), ajang ini mendorong pertumbuhan ekosistem sastra Indonesia.

KSK 2025 telah bergulir dan kini memasuki fase penjurian. Sebanyak lima karya dalam daftar pendek telah diumumkan, mencakup lima karya terbaik dalam kategori puisi, cerita pendek serta novel.

Kurator KSK Nezar Patria mengatakan, kehadiran KSK membawa semangat pemajuan sastra Indonesia. Lewat ajang ini, pihaknya berharap muncul banyak karya-karya baru yang merepresentasikan kekayaan cerita Indonesia, sekaligus mendukung promosi lebih luas untuk karya-karya Indonesia.

"Daftar Pendek ini menjadi penyemangat untuk mendorong lebih banyak munculnya karya-karya sastra bermutu, dan mempromosikan karya tersebut kepada pembaca luas. Dari karya terpilih kita melihat keragaman sudut pandang, dan kekayaan cara bertutur, yang merekam jagad batin manusia Indonesia dalam memaknai kehidupan hari ini," ungkap Nezar dalam keterangannya, Senin (16/6).

Terkait daftar pendek yang diumumkan, Nezar menyebut bahwa kurator dan yayasan sebagai penyelenggara memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada dewan juri untuk memilah, memilih, dan memutuskan karya-karya mana yang dianggap terbaik.

Lebih jauh, menurut kurator KSK Eka Kurniawan, KSK hadir bukan hanya untuk memberi penghargaan, tetapi juga mengingatkan kita betapa sastra mampu menjadi ruang untuk saling memahami, bertukar sapa dan gagasan, dan bahkan sebagai tantangan pada cara berpikir.

“Bagi pembaca, mereka bisa menjelajahi berbagai kemungkinan makna melalui cerita maupun puisi. Bagi penulis dan penyair, ini merupakan apresiasi atas kerja dan gagasan kreatif mereka. Bahkan bagi sebuah bangsa, karya-karya ini langsung atau tidak langsung, sedang menyusun ulang bangunan identitas kita," ujarnya.

Kusala Sastra Khatulistiwa adalah penghargaan untuk karya sastra terbaik sepanjang tahun, yang menunjukkan pengerahan kerja kreatif sastrawan Indonesia, pengembangan potensi estetis dalam penggunaan bahasa Indonesia, dan perluasan kemungkinan wilayah pertemuan antara imajinasi dan realitas kehidupan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kusala Sastra Khatulistiwa Kembali Hadir, Hadiah Capai Rp100 Juta

Buku-buku yang dinilai tahun ini adalah buku-buku yang diterbitkan sepanjang tahun 2024, terbagi dalam tiga kategori yaitu kumpulan cerpen, novel, dan kumpulan puisi. Ada lima karya yang dinilai terbaik dari masing-masing kategori, yang selanjutnya akan bersaing untuk hadiah KSK tahun ini.

Di Kategori Kumpulan Cerpen, ada karya Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu dari penulis Sasti Gotama, Iblis Tanah Suci karya Arianto Adipurwanto, Keluarga Oriente karya Armin Bell, Mei Salon karya Iin Farliani, serta Musik Akhir Zaman karya Kiki Sulistyo

Sementara di Kategori Novel, karya-karya yang bersaing mencakup BEK Karya Mahfud Ikhwan, Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday, Matthes karya Alan TH, Oni Jouska karya Asep Ardian, dan Paya Nie karya Ida Fitri

Kategori ketiga, Kategori Kumpulan Puisi, terdiri dari Dengung Tanah Goyah karya Iyut Fitra, Hantu Padang karya Esha Tegar Putra, Nyawa, Tinggalah Sejenak Lebih Lama karya Pranita Dewi, Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api karya Syaiful Alim, serta Tilas Genosida karya A. Muttaqin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar