c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 Juli 2025

11:09 WIB

Kurangnya Kehadiran Orang Tua Sebabkan Anak Rentan Terjerumus Kriminal

Orang tua dan keluarga harus hadir dalam pendidikan pada anak remaja. Pendekatan dari sisi spiritual dan psikologis merupakan langkah preventif agar anak tidak terjerumus perilaku kriminal.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Kurangnya Kehadiran Orang Tua Sebabkan Anak Rentan Terjerumus Kriminal</p>
<p>Kurangnya Kehadiran Orang Tua Sebabkan Anak Rentan Terjerumus Kriminal</p>

Seorang ayah mendampingi anak laki-lakinya yang sedang bermain, di Tokopedia Tower, Jakarta, Sabtu (23/9/2023). ANTARA/Pamela Sakina.

JAKARTA - Fenomena kriminal anak terus membayangi keluarga di Indonesia. Anak-anak yang idealnya bermain, belajar dan sibuk mengasah kapasitas diri, terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk bahkan mewujud perilaku kriminal.

Ada banyak sebab anak terjerumus ke pergaulan yang salah dan akhirnya melakukan tindakan kriminal. Salah satu faktor utama adalah peran keluarga, kehadiran keluarga dalam mendampingi dan mendukung setiap kebutuhan tumbuh kembang anak untuk menjadi pribadi yang positif.

Psikolog anak dan keluarga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sani B. Hermawan menyebutkan, kurangnya kedekatan orang tua adalah salah satu faktor. Hubungan yang dingin bahkan berjarak, bisa menjadi faktor penyebab anak terjerumus melakukan tindakan kriminal.

"Sebenarnya anak itu kan lagi belajar dari apa yang dia lihat, ketahui, tonton. Kemudian belajar dari nilai arahan orang tua," kata Sani dilansir dari Antara, Selasa (22/7).

Psikolog yang juga menjabat Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu mengatakan, terkadang anak masih belum memiliki nalar untuk memilih yang benar sehingga terpengaruh lingkungan. Hal ini lantaran prinsip atau value yang ditanamkan dari keluarga juga kurang dari kedekatan, komunikasi, keterbukaan dengan anak.

"Kurangnya kegiatan bersama anak, sehingga nilai baik yang diajarkan orang tua tidak sampai ke anak. Bahkan anak lebih menyerap nilai-nilai yang dianut lingkungan yang salah dari yang dia tonton atau dari pengaruh orang," ujar dia.

Kurangnya teladan nilai dari keluarga juga memengaruhi anak dalam meregulasi emosinya. Terkadang anak jadi tak mampu mengontrol perasaannya, sehingga saat menghadapi keinginannya tidak terpenuhi, mereka bisa bertindak agresif atau melakukan kekerasan.

"Jadi anak-anak misalnya dia mau menginginkan sesuatu tapi tidak tahu caranya bisa juga dia melakukan hal yang salah atau tadi mengontrol emosi gagal. Kemudian dia melakukan kekerasan termasuk kita sebut dengan kriminal," imbuh dia.

Baca juga: Odong-odong Dan Dilema Rakyat Kecil Di Tengah Minimnya Ruang Publik

Sani menekankan pentingnya orang tua dan keluarga hadir dan berperan dalam hal pendidikan pada anak remaja. Pendekatan dari sisi spiritual dan aspek psikologis merupakan langkah preventif agar anak tidak terjerumus ke dunia kejahatan.

Kemudian, orang tua disarankan bekerja sama dengan guru, mendekati lingkungan anak, hingga memahami apa yang terjadi pada anak.

"Kalau kita tahu apa yang terjadi pada anak dan kita bisa paham, rasanya mudah-mudahan juga anak bisa terhindar dari bahaya atau dari kenekatan dia melakukan kejahatan," tutur Sani.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar