02 September 2025
20:18 WIB
Kuliner Cara Puri, Merawat Warisan Gastronomi Raja-Raja Bali
Kemenbud menggelar kegiatan "Kuliner Cara Puri" untuk melestarikan warisan gastronomi raja-raja Bali, sekaligus merawat nilai-nilai dalam setiap tradisi jamuannya.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Acara "Kuliner Cara Puri" di Gianyar, Bali, Senin (1/9). Dok: Kemenbud.
JAKARTA - Di Bali, puri-puri adalah ruang yang merawat memori kolektif masyarakat Bali secara turun temurun. Termasuk salah satunya yang merawat tradisi kuliner yang lahir dari tradisi jamuan turun-temurun.
Beragam tradisi jamuan makanan di Bali terus hidup saat ini, meski puri tak lagi menjadi pusat pemerintahan seperti zaman raja-raja. Namun warisannya tetap diingat, termasuk warisan gastronomi yang begitu kaya.
Kekayaan warisan gastronomi, khususnya dari puri dan raja-raja Bali itu kembali diangkat lewat rangkaian kegiatan bertajuk "Kuliner Cara Puri". Kegiatan yang diinisiasi Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) ini menghadirkan tradisi jamuan kerajaan yang mencerminkan kearifan nilai-nilai lokal sekaligus kekayaan gastronomi para leluhur.
"Tradisi jamuan kerajaan ini mengajarkan kita bahwa makanan tidak hanya untuk mengisi jasmani, tetapi juga sarana doa, harmoni, dan penghormatan kepada leluhur. Cara Puri adalah kearifan lokal yang sarat nilai filosofi dan relevan untuk kita lestarikan di tengah modernitas," ujar Menbud Fadli.
Cara Puri yang digelar kali ini bukan sekadar menyantap makanan, namun menurut Fadli merupakan sebuah ritual kebudayaan yang sarat nilai filosofi, tata krama, serta simbol penghormatan terhadap leluhur dan alam. Dalam jamuan ini, hadirin diperkenalkan pada susunan hidangan bertingkat yang tersaji dengan urutan tertentu, dari pembuka hingga penutup, mencerminkan keteraturan kosmis dan filosofi keseimbangan hidup atau Rwa Bhineda.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penyiapan hidangan pun mengutamakan pangan lokal Bali, seperti beras merah, lawar, sate lilit, jukut ares, jajan Bali, hingga olahan hasil bumi yang diberi makna spiritual.
Setiap rasa yang dihadirkan, dari manis, asin, pedas, hingga pahit, melambangkan dinamika kehidupan manusia. Kehadirannya dalam satu jamuan menjadi simbol keseimbangan antara suka dan duka.
Tata cara penyajian pun ditata penuh estetika menggunakan wadah tradisional, seperti dulang, bokor, dan daun pisang yang menekankan harmoni antara manusia dan alam. Di balik seluruh proses ini, jamuan Cara Puri atau jamuan ala puri mengajarkan sikap rendah hati, kebersamaan, serta penghormatan kepada tamu, sebagaimana para raja di Bali memperlakukan bangsawan, rakyat, maupun tamu kehormatan dalam tradisi kerajaan.
Fadli menyampaikan pentingnya mengenali dan melestarikan khazanah gastronomi kerajaan yang berkembang di Bali. Daerah ini dikenal dengan ragam kulinernya, baik yang dikonsumsi sehari-hari, sebagai banten atau sesaji dalam upacara adat, hingga kuliner ala puri.
"Sejarah mencatat bahwa di Bali telah banyak berdiri kerajaan atau puri yang hingga kini masih dapat kita lihat peninggalan bersejarahnya. Namun, perlu dicatat adalah gastronomi raja-raja Bali yang demikian kaya dan sarat nilai-nilai," kata Fadli.
"Beragam produk kuliner yang diolah dengan bahan-bahan khusus mencerminkan pengetahuan pemilihan dan pengolahan bahan, teknik dan teknologi memasak, hingga penyajian yang dikemas demikian menarik. Tentu tidak hanya memenuhi cita rasa yang enak namun menanamkan makna nilai yang demikian mendalam," imbuhnya lagi.
Baca juga: Desa Tommo Mamuju Punya Potensi Wisata Budaya Seperti Bali
Melalui pengalaman gastronomi ini, para penikmat hidangan tidak hanya menikmati cita rasa kuliner, tetapi juga meresapi makna jamuan kerajaan sebagai refleksi kearifan lokal Bali. Kuliner Cara Puri menjadi wujud nyata bahwa makanan tradisional tidak sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani, melainkan juga media pewarisan budaya, doa, dan harmoni.
Dalam sesi jamuan Cara Puri, Kemenbud sekaligus menghadirkan para Panglisir atau pemimpin puri di Bali. Kehadiran mereka menjadi penegas kuatnya dukungan terhadap upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan, khususnya pelestarian warisan kuliner Bali.
Fadli berharap, rangkaian Cara Puri bisa mendorong pelestarian kebudayaan, dan memastikan harmoni antarmasyarakat adat dengan identitas sebagai sebuah bangsa tetap terjaga.