04 Oktober 2025
12:24 WIB
Keren, Ilmuwan Australia Ciptakan Plastik Dari Limbah Makanan
Tim peneliti Universitas Monash Australia mengurai potensi jenis plastik biodegradable baru yang dibuat dengan mengubah gula limbah makanan menjadi biopolimer polihidroksialkanoat (PHA).
Editor: Andesta Herli Wijaya
Seorang pekerja menyajikan sampah plastik yang telah dihancurkan di Unit Bisnis Daur Ulang (RUB) di Tangerang Selatan, Banten, 1 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Ramhat Dian P.
JAKARTA - Tim ilmuwan Australia berhasil mengembangkan film plastik alami berbahan gula dari limbah makanan yang dapat menggantikan plastik berbahan dasar minyak bumi. Produk inovatif ini menawarkan material alternatif baru yang bisa digunakan dalam industri makanan maupun pertanian,
Plastik ini tak membawa bahaya cemaran mikroplastik yang mengancam lingkungan. Justru, limbahnya pun dapat digunakan kembali sebagai bahan kompos bagi para petani.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Monash Australia (MON) itu menyoroti potensi jenis plastik biodegradable baru yang dibuat dengan mengubah gula dalam limbah makanan menjadi biopolimer polihidroksialkanoat (PHA), sebut pernyataan MON yang dirilis pada Jumat, sebagaimana dilansir dari Antara.
"Penelitian ini menunjukkan bagaimana limbah makanan dapat diubah menjadi selaput film ultratipis yang berkelanjutan dan dapat terurai menjadi kompos, dengan sifat yang dapat disesuaikan," kata Edward Attenborough dari Fakultas Teknik Kimia dan Biologi MON.
Dengan memilih galur-galur bakteri yang berbeda dan mencampurkan polimer mereka, para ilmuwan berhasil memproduksi film yang menyerupai plastik konvensional dan dapat dicetak menjadi bentuk lain, termasuk menjadi benda padat.
Inovasi para ilmuwan MON menjadi langkah penting dalam upaya global menyelamatkan cemaran plastik pada lingkungan. Produksi plastik global telah melampaui 400 juta ton setiap tahunnya, yang sebagian besar merupakan plastik sekali pakai.
Para peneliti ini juga menyediakan kerangka kerja untuk merancang bioplastik untuk kemasan yang peka terhadap suhu, film medis, dan produk lainnya guna mengatasi tantangan global dari limbah plastik sekali pakai.
Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Akademisi ITS Kembangkan Model Logistik Terbalik
Memanfaatkan Mikroba Tanah
Para peneliti membuat "plastik" baru ini melalui proses alami, dengan memberi makan dua jenis bakteri yang hidup di tanah, yakni Cupriavidus necator dan Pseudomonas putida. Kedua spesies tersebut menerima asupan gula seimbang disertai campuran yang tepat dari garam, nutrien, dan elemen kelumit (trace element), menurut laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Inggris Microbial Cell Factories tersebut
Setelah mikroba-mikroba tersebut menghasilkan material plastik di dalam selnya, para peneliti kemudian mengekstrak dan mencetaknya menjadi film ultratipis setebal sekitar 20 mikron. Mereka lalu menguji elastisitas, kekuatan serta karakteristik material saat dipanaskan hingga meleleh.
"Sifat PHA yang serbaguna memungkinkan kita mengubah material yang kita andalkan setiap hari tanpa harus mengorbankan lingkungan seperti jika menggunakan plastik konvensional," ujar Attenborough, seraya menekankan bahwa temuan tersebut dapat membuka peluang bagi alternatif kemasan baru yang berkelanjutan, terutama jika kemasan tersebut dapat diubah menjadi kompos bersama limbah makanan atau pertanian
Para peneliti mengungkapkan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan mitra-mitra industri untuk mengembangkan kemasan biodegradable terkait potensi aplikasi komersial.