c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

11 Agustus 2025

20:50 WIB

Kemenekraf Tegaskan Tak Danai Film Merah Putih: One For All

Wamenekraf Irene Umar mengatakan pihaknya tak memberikan bantuan baik dalam bentuk bantuan finansial maupun bantuan promosi untuk film Merah Putih: One For All.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Kemenekraf Tegaskan Tak Danai Film <em>Merah Putih: One For All</em></p>
<p>Kemenekraf Tegaskan Tak Danai Film <em>Merah Putih: One For All</em></p>

Arsip- Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar saat menerima audiensi pelaku ekraf di Jakarta, Kamis (7/8/2025) (ANTARA/HO Kementerian Ekonomi Kreatif)  

JAKARTA - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menegaskan tak terlibat di proyek film animasi Merah Putih: One For All  yang kini tengah viral. Penegasan datang setelah ramai pembicaraan publik yang menyebut Kemenekraf menaungi proyek film yang diproduksi Perfiki Kreasindo.

Wamenekraf Irene Umar mengatakan, film tersebut tak mendapat fasilitasi pemerintah. Dia memastikan negara tak memberikan bantuan baik dalam bentuk bantuan finansial maupun bantuan promosi.

"Saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu yang lalu di mana saya menyampaikan beberapa masukan dari saya, termasuk yang techincal terkait cerita karakter, looks and feels, trailer dll," ungkap Irene melalui Instagram pribadinya, Senin (11/8).

Film Merah Putih: One For All diproduksi Perfiki Kreasindo yang diketahui terafiliasi dengan Yayasan Pusat Perfilman  H. Usmar Ismail. Merujuk poster yang diunggah di media sosial, film ini ditulis dan disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari, dan diproduseri oleh Sonny Pudjisasono dan Toto Soegriwo.

Irene menambahkan, semua pelaku ekonomi kreatif bebas untuk memamerkan karyanya selama memberikan dampak positif kepada masyarakat. Dalam konteks itu, dia pun mendukung upaya para kreator mengangkat animasi Indonesia lewat film Merah Putih: One For All.

"Terima kasih untuk semangat teman-teman yang ingin industri animasi dan film untuk terus maju. I truly appreciate it (saya sangat mengapresiasinya)," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, trailer film Merah Putih: One For All  yang diluncurkan baru-baru ini memancing reaksi tajam dari publik di media sosial. Film yang dijadwalkan tayang di bioskop 14 Agusus 2025 ini mendapat kritik pedas, dinilai sebagai karya yang buruk.

Film ini digadang-gadang sebagai tontonan istimewa, di momen istimewa Hari Kemerdekaan RI. Sementara, netizen menilai trailer yang dirilis dianggap jauh dari kata 'bagus' dan dicurigai sebagai proyek film yang dibiayai pemerinta.

Banyak netizen geram karena film animasi ini dianggap menurunkan citra industri animasi nasional yang belakangan menguat, dengan film Jumbo sebagai wajah utamanya. Banyak juga yang mempersoalkan berbagai adegan dalam trailer yang dianggap tak realistik, aneh dan jauh dari standar kualitas animasi masa kini.

Merah Putih: One For All menceritakan tentang petualangan sekelompok anak untuk mencari bendera Merah Putih yang hilang. Anak-anak tersebut bersatu dalam misi pencarian bendera hingga menembus hutan, menyeberangi sungai hingga melewati jalur-jalur penuh bahaya.

Petualangan mencari bendera tersebut didorong oleh perasaan cinta yan besar terhadap negara. Enam anak tersebut harus menemukan bendera yang hilang sebelum momen perayaan Hari Kemerdekaan tiba dan bendera tersebut harus dinaikkan dalam upacara.

Baca juga: Fakta-Fakta Film Merah Putih: One For All Yang Bakal Tayang 14 Agustus

Dari segi cerita, banyak yang menilai premis cerita ini mengada-ngada dan aneh. Seolah tak ada lagi orang menjual bendera Merah Putih, para anak harus perpetualang ke hutan untuk menemukan bendera.

Belum lagi, banyak dialog di trailer menampilkan gaya percakapan yang monoton, kaku, sehingga tak menarik minat secara luas.

Khalayak ramai menyoroti kualitas visual film Merah Putih: One For All yang disebut-sebut kalah jauh dari standar animasi lokal dewasa ini. Kualitas animasi ini dinilai "berantakan", mulai dari grafis yang tak rapi hingga penggambaran karakter-karakter film yang kurang realistik.

Selain itu, netizen juga mempersoalkan logika yang aneh di berbagai bagian film ini, mulai dari kehadiran properti yang tak relevan, hingga pemilihan referensi suara yang tidak tepat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar