11 Agustus 2025
14:33 WIB
Fakta-Fakta Film Merah Putih: One For All Yang Bakal Tayang 14 Agustus
Film Merah Putih: One For All mendapat komentar tajam dari publik di media sosial karena dinilai berkualitas rendah, dan disebut-sebut sebagai proyek film yang mendapat dukungan pemerintah.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Cuplikan film Merah Putih: One For All. Sumber foto: YouTube/ CGV Kreasi.
JAKARTA - Publik pecinta tontonan dan netizen di media sosial dalam beberapa waktu terakhir dibikin heboh oleh sebuah trailer film animasi berjudul Merah Putih: One For All. Film yang diproduksi Perfiki Kreasindo dan dijadwalkan tayang di bioskop 14 Agusus 2025 ini mendapat kritik pedas, dinilai sebagai karya yang buruk.
Film yang dipromosikan sebagai tontonan dalam momen istimewa Hari Kemerdekaan RI ini mendapat sorotan yang beragam dari netizen. Mulai soal kualitas konten yang dianggap jauh dari kata 'bagus', hingga kecurigaan tentang kaitan langsung film ini dengan pemerintah sebagai pendukung, fasilitator bahkan penyedia dana produksi.
Banyak netizen geram karena film animasi ini dianggap menurunkan citra industri animasi nasional yang belakangan menguat, dengan film Jumbo sebagai wajah utamanya. Banyak juga yang mempersoalkan berbagai adegan dalam trailer yang dianggap tak realistik, aneh dan jauh dari standar kualitas animasi masa kini.
Apa saja yang disoroti tentang film Merah Putih: One For All?
Cerita
Film ini menceritakan tentang petualangan sekelompok anak untuk mencari bendera Merah Putih yang hilang. Anak-anak tersebut bersatu dalam misi pencarian bendera hingga menembus hutan, menyeberangi sungai hingga melewati jalur-jalur penuh bahaya.
Petualangan mencari bendera tersebut didorong oleh perasaan cinta yan besar terhadap negara. Enam anak tersebut harus menemukan bendera yang hilang sebelum momen perayaan Hari Kemerdekaan tiba dan bendera tersebut harus dinaikkan dalam upacara.
Dari segi cerita, banyak yang menilai premis cerita ini mengada-ngada dan aneh. Seolah tak ada lagi orang menjual bendera Merah Putih, para anak harus perpetualang ke hutan untuk menemukan bendera.
Belum lagi, banyak dialog di trailer menampilkan gaya percakapan yang monoton, kaku, sehingga tak menarik minat secara luas.
Kualitas Animasi
Khalayak ramai menyoroti kualitas visual film Merah Putih: One For All yang disebut-sebut kalah jauh dari standar animasi lokal dewasa ini. Kualitas animasi ini dinilai "berantakan", mulai dari grafis yang tak rapi hingga penggambaran karakter-karakter film yang kurang realistik.
Selain itu, netizen juga mempersoalkan logika yang aneh di berbagai bagian film ini, mulai dari kehadiran properti yang tak relevan, hingga pemilihan referensi suara yang tidak tepat.
Tayang Di Momen Perayaan HUT ke-80 RI
Kritik terhadap film Merah Putih: One All makin tajam karena film ini akan tayang di bioskop, di momen istimewa Bulan Kemerdekaan. Film ini disebut dalam berbagai unggahan promosi di media sosial Perfiki Kreasindo dan Merah Putih One For All, merupakan karya anak bangsa untuk merayakan kemerdekaan, memperkuat nasionalisme.
"Satu jiwa, satu tujuan, untuk Indonesia! 14 Agustus 2025 - Merah Putih: One For All hadir di bioskop. Siapkah kamu merasakan semangat persatuan?" tulis tim film di akun Instagram Merah Putih One For All, Mnggu (10/8).
Masalahnya, banyak netizen menganggap film ini tak layak secara kualitas, bahkan sebagian menyamakannya dengan hasil karya animasi pelajar di sekolah level menengah.
Maka ketika Merah Putih: One For All diumumkan tayang di 14 Agustus, banyak yang menduga ada kesepakatan dengan jaringan bioskop di bawah fasilitasi pemerintah.
Baca juga: Menyoroti Sederet Rekor Film Animasi Jumbo
Proyek Rp6,7 Miliar
Film Merah Putih: One For All menelan biaya produksi senilai Rp6,7 miliar. Angka ini dirujuk dari berbagai sumber, termasuk sebuah postingan di Instagram yang memuat budget produksi, yang ditautkan ke akun Instgram resmi Merah Putih One For All.
Nilai produksi tersebut sejatinya sangat kecil untuk sebuah film animasi masa kini yang diperkirakan menghabiskan biaya lebih besar, di level puluhan juta rupiah.
Baca juga: Komik Si Juki Terbit di Malaysia, Rilis Versi Bahasa Melayu dan Inggris
Dikaitkan Dengan Kemenekraf
Film Merah Putih: One For All diproduksi Perfiki Kreasindo yang diketahui terafiliasi dengan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Merujuk poster yang diunggah di media sosial, film ini ditulis dan disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari, dan diproduseri oleh Sonny Pudjisasono dan Toto Soegriwo.
Sorotan lainnya tentang film ini termasuk soal dukungan Kementerian Ekonomi Kreatif. Berdasarkan penelusuran Validnews, para eksekutif dan kreator film ini Merah Putih: One For All pernah datang ke kantor Kemenekraf sekitar Juli lalu.
Namun berdasarkan perkembangan situasi terbaru, Wakil Menteri Ekraf Irene Umar telah membantah adanya dukungan pemerintah. Dia memastikan negara tak memberikan bantuan baik dalam bentuk bantuan finansial maupun bantuan promosi.
"Saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu yang lalu di mana saya menyampaikan beberapa masukan dari saya, termasuk yang techincal terkait cerita karakter, looks and feels, trailer dll," ungka Irene di Instagram, Senin (11/8).