c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

25 Juli 2025

20:52 WIB

Kemenbud: Buku Sejarah Nasional Bisa Picu Lahir Banyak Riset Sejarah Baru

Penulisan ulang sejarah nasional diharapkan menjadi pemicu lahirnya banyak penelitian dan proyek penulisan sejarah baru di kemudian hari.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Kemenbud: Buku Sejarah Nasional Bisa Picu Lahir Banyak Riset Sejarah Baru</p>
<p id="isPasted">Kemenbud: Buku Sejarah Nasional Bisa Picu Lahir Banyak Riset Sejarah Baru</p>

Tangkapan layar Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon berbicara dalam sesi Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia yang dipantau secara daring, Jumat (25/7). Dok: Validnews/ Andesta.

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bersiap meluncurkan buku sejarah nasional Indonesia yang disebut-sebut akan menghadirkan garis besar sejarah Indonesia secara lengkap. Buku sejarah 10 jilid yang dibuat pemerintah ini direncakan akan rampung dalam waktu dekat dan diluncurkan bersamaan dengan momen HUT Kemerdekaaan Republik Indonesia ke-80, Agustus nanti.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menegaskan kalau buku sejarah nasional yang dibuat pemerintah kali ini bukan "kitab" yang menarasikan sejarah Indonesia secara menyeluruh. Kesepuluh jilid buku hanya merangkup garis besar sejarah Indonesia yang membentang panjang, sebentuk kronik perjalanan Indonesia dari era manusia purba hingga Indonesia kontemporer.

Justru, sifat merangkum garis besar pada 10 jilid buku sejarah nasional ini diharapkan bisa memicu lahirnya buku-buku sejarah baru di kemudian hari. Termasuk buku-buku yang merespon narasi buku sejarah nasional yang dibuat oleh Kemenbud.

Fadli berharap, dari situ narasi sejarah Indonesia akan menjadi lebih kaya dan ternarasikan secara lengkap dan mendalam.

"Kalau kita menulis sejarah Indonesia keseluruhan, mungkin perlu 100 jilid ya, mungkin. Tapi 10 jilid ini paling tidak bisa menjadi kerangka penulisan-penulisan sejarah berikutnya dan memberi kesempatan bagi sejarawan, pemerhati sejarah,para penulis untuk melakukan respon terhadap buku-buku sejarah yang ditulis oleh Kemenbud sekarang ini," ungkap Fadli dalam sesi Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia yang dipantau secara daring, Jumat (25/7).

Fadli kembali menegaskan urgensi penulisan ulang sejarah nasional yang banyak disorot oleh para sejawaran dan masyarakat. Terlepas berbagai polemik yang mengiringi proyek penulisan buku sejarah oleh Kemenbud ini, Fadli menekankan penting bagi Indonesia untuk punya buku sejarah nasional terbaru, yang merangkup lebih lengkap narasi sejarah nasional.

Baca juga: Isi dan Urgensi Buku Sejarah Indonesia Yang Disusun Kemenbud

Pihaknya membayangkan 10 jilid buku sejarah nasional yang akan diluncurkan nanti menjadi awal dari proyek-proyek penulisan sejarah tematik yang lebih mendalam. Pasalnya, menurut dia, banyak sisi sejarah Indonesia yang belum tertuliskan secara memadai.

"Kita berencana tahun depan ada lagi penulisan yang lebih tematik, misalnya sejarah  periode 1945-1949 dalam rangka perang mempertahankan kemerdekaan, ini rencana ke depan. Kita perlu nulis sejarah tentang Majapahit tapi yang juga lebih kompehrensif, seajarah tentang Padjajaran, Sriwijaya," kata Fadli.

"Saya kira ini satu hal yang sangat penting karena kalau kita kehilangan sejarah, ya kita bisa kehilangan identitas dan jati diri kita. Dan kita juga bisa melakukan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dulunya," tekannya.

Baca juga: Fadli Zon Akui Pemerkosaan Mei 1998, Tapi Persoalkan Diksi 'Massal'

Fadli pun memastikan bahwa kesepuluh jilid buku yang dibuat Kemenbud ditangani oleh para ahli sejarah kompeten. Dalam proyek ini, pemerintah menggandeng sebanyak 112 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Proyek buku sejarah nasional saat ini telah hampir selesai. Saat ini tim editor yang terlibat tengah bekerja untuk menyunting draf 10 jilid yang telah selesai dituliskan.

Fadli juga menekankan bahwa buku sejarah ini juga lahir untuk membentuk narasi sejarah Indonesia yang lebih mandiri, tanpa dibebani bias perspektif kolonial. Harapannya, buku-buku sejarah ini menjadi relevan untuk menarasikan identitas bangsa Indonesia.

"Saya harap buku hasil penulisan ulang sejarah nasional ini dapat meningkatkan kesadaran sejarah bagi generasi-generasi muda," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar