11 Juni 2025
19:38 WIB
Kebaruan Gaya Dan Tema Jadi Kunci Tumbuhkan Perfilman Nasional
Cerita lokal Indonesia akan selalu jadi sesuatu yang baru bagi audiens global. Namun jika membicarakan audiens lokal, yang dibutuhkan adalah inovasi, agar penonton tetap terhubung dengan cerita.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Suasana diskusi panel mengenai masa depan sinema Indonesia yang diinisiasi Motion Picture Association (MPA) bersama pemangku kepentingan perfilman nasional di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (11/6/2025). ANTARA/Abdu Faisal.
JAKARTA - Industri perfilman Indonesia sedang tumbuh dengan menggembirakan. Namun, pertumbuhan itu perlu terus dipertahankan dengan karya-karya yang kuat agar kemajuan perfilman Indonesia tak hanya menjadi momentum sesaat, namun fenomena yang konsisten.
Sineas Angga Dwimas Sasongko menyebutkan, kebaruan genre dan tema pada film memegang peranan krusial dalam pertumbuhan industri perfilman Indonesia. Menurutnya, dengan kebaruan itu, karya-karya yang dilahirkan akan terus relevan dan diterima oleh publik.
"Jangan semata mengejar 'box office'. Kebaruan itu yang penting," ungkap Angga dilansir dari Antara, Rabu (11/6).
Hal itu diungkapkan Angga saat hadir di acara diskusi panel mengenai masa depan sinema Indonesia yang diinisiasi Motion Picture Association (MPA) bersama pemangku kepentingan perfilman nasional di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu. Turut hadir dalam diskusi itu, Direktur Film, Musik, dan Seni Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Syaifullah Agam.
Angga menjelaskan, penonton di mana pun selalu mencari hal baru dari yang diputar sinema. "Karena kan bayangin, kalau misalnya kita makan produk yang sama terus-menerus, kan kita pasti pingin diversifikasi," jelas pendiri rumah produksi Visinema yang melahirkan animasi Jumbo itu.
Industri perfilman nasional saat ini sebetulnya baru tumbuh, menurut Angga. "Masih ada di 'early stage' dan yang dibutuhkan sekarang untuk memperkuat dan menumbuhkan industri ini adalah visi dari kita semua sebagai filmmaker, apa yang mau kita kasih ke penonton, apa yang pingin kita lihat terjadi di perfilman Indonesia lima sampai 10 tahun mendatang".
Untuk audiens global, cerita lokal Indonesia akan selalu menjadi sesuatu yang baru bagi mereka. Sementara itu, audiens lokal membutuhkan inovasi untuk tetap terhubung dengan jalan cerita.
Karena itu, Angga percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
"Jadi, inovatif sama percaya sama 'local story' kita. Kalau digabungin, kita jadi (punya film-film nasional berskala global)," tambahnya.
Baca juga: Kemenekraf Dan MD Entertainment Jajaki Peluang Distribusi Film Nasional
Angga menyampaikan Visinema hingga kini memiliki pencapaian distribusi internasional film "Jumbo" ke 30 negara, dan jumlah tersebut masih diusahakan terus bertambah, berpartner dengan agen penjualan internasional di Prancis, Magic Fair.
Menatap masa depan, Angga mengungkapkan proyek-proyek ambisius Visinema lainnya, termasuk film laga terbaru garapannya berjudul Ratu Malaka yang kemungkinan akan menggandeng partner dari Korea Selatan dan Amerika.