10 Juni 2025
08:15 WIB
Kemenekraf Dan MD Entertainment Jajaki Peluang Distribusi Film Nasional
Kolaborasi ini dalam rangka menggeliatkan subsektor perfilman melalui distribusi dan komersialisasi sehingga setiap karya film Indonesia punya daya saing di kancah internasional.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya bersama CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi dalam pertemuan di Jakarta, Selasa (5/66). Dok: Kemenekraf.
JAKARTA - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menjajaki kolaborasi bersama MD Entertainment untuk pemajuan film nasional. Kolaborasi pemerintah dengan salah satu perusahaan film Indonesia terbesar ini terutama akan menjajal peluang distribusi film Indonesia di kancah internasional.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mengatakan, kolaborasi ini dalam rangka menggeliatkan subsektor perfilman melalui distribusi dan komersialisasi sehingga setiap karya film Indonesia punya daya saing di kancah internasional.
Dia menekankan pentingnya pengembangan subsektor perfilman. Dimulai dengan menggeliatkan investasi yang mendorong pertumbuhan industri, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ekspor film ke pasar internasional.
"Pada akhirnya, investasi dan ekspor perfilman Indonesia akan menjadi nilai tambah dalam perekonomian nasional," ungkap Teuku dalam keterangannya, dikutip Selasa (10/6).
MD Entertainment dinilai sebagai kolaborator potensial. Perusahaan ini memiliki banyak intellectual property (IP) yang berpotensi berkembang. Salah satunya, serial animasi yang diproduksi oleh MD Animation, dengan karakter seperti Adit Sopo Jarwo. Kehadiran karakter-karakter tersebut begitu ikonik dan bisa relevan terhadap semua kalangan.
"Kementerian Ekraf melihat potensi besar dari IP karakter Adit Sopo Jarwo yang mampu menghidupkan industri kreatif seperti animasi," ujar Teuku.
"Dari kesiapan IP karakter ini, kita bisa membidik dan menentukan pendekatan kolaborasi dengan kementerian atau lembaga lain untuk pembuatan konten promosi program kerja, aktivasi hiburan, maupun iklan layanan masyarakat dengan tokoh-tokoh yang sudah ada," imbuhnya.
MD Entertainment mrumah produksi yang telah berdiri sejak 2002. Berawal dari produksi sinetron seperti Dia, Hantu Cilik, Si Yoyo, Bawang Merah Bawang Putih, Hikmah, Siti Nurbaya, Cinta Fitri dan masih banyak judul lain. Sejak 2008, perusahaan ini sudah berhasil mengembangkan produksinya ke film layar lebar seperti Ayat-Ayat Cinta hingga horor KKN di Desa Penari yang menembus 10 juta penonton. Saat ini, MD Entertainment memiliki beberapa lini bisnis meliputi MD Animation, MD Pictures, MD Music, MD Studios, dan MDA Restaurants.
Salah satu bisnis yang sedang berkembang dan menjadi fokus kolaborasi bersama Kemenekraf yaitu MD Animation. Film animasi ini memiliki muatan lokal dengan konsep jenaka dan menampilkan anekdot yang relevan terhadap masyarakat.
Sebelumnya, film ini pernah meraih penghargaan film animasi terbaik dari Anti Corruption Film Festival 2014 dan Program Anak Terfavorit dari Panasonic Gobel Awards 2018.
Baca juga: Dipimpin Jumbo, Ini Daftar Terbaru Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi pun menyoroti bahwa di tengah capaian signifikan industri perfilman Indonesia, diperlukan kolaborasi yang kuat dalam menjawab tantangan yang hadir dan juga untuk mendorong keberlanjutan pertumbuhan subsektor ini.
"Kita harus susun strategi, regulasi, atau standarisasi bersama sehingga terjadi kesepakatan yang tidak tumpang tindih. Kita juga harus paham konteks tantangan yang dihadapi para pegiat perfilman secara keseluruhan demi memastikan proses produksi sampai distribusi jatah layar merata ke berbagai daerah," ujar Manoj.
"Sosialisasi dan kolaborasi dengan Pemerintah begitu penting demi menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan industri film Indonesia di masa mendatang," tekannya.