c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

31 Mei 2025

17:29 WIB

JAFF Market Berpotensi Jadi Pasar Film Terbesar Di Asia, Seperti Cannes

Pertumbuhan produksi maupun jumlah penonton film Indonesia pascapandemi menandai besarnya potensi ke depan. Saat ini, perfilman Indonesia disebut-sebut sedang mengalami masa terbaiknya.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>JAFF Market Berpotensi Jadi Pasar Film Terbesar Di Asia, Seperti Cannes</p>
<p>JAFF Market Berpotensi Jadi Pasar Film Terbesar Di Asia, Seperti Cannes</p>

Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha saat berbicara di peluncuran JAFF Market 2025 di bilangan Senayan, Jakarta, Rabu (28/5). Dok: Validnews/ Andesta.

JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan RI, Giring Ganesha memproyeksikan JAFF Market akan menjadi market film terbesar di Asia. Gelaran pasar film bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival tersebut diyakini bisa menyaingi level pasar film Busan International Film Festival atau BIFF di Korea Selatan, dan berkembang setara Marche du Film Cannes di Eropa.

Hal itu disampaikan Giring dalam momen peluncuran edisi ke-2 JAFF Market di Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurutnya, JAFF Market yang digelar perdana tahun lalu telah sukses membuat skena perfilman dunia mengarahkan perhatian ke Indonesia. Menurutnya, kini, dunia sedang menengok ke industri perfilman Indonesia.

"JAFF Market bisa jadi Marche du Film, bahkan harusnya ini jadi market terbesar di Asia dalam 5 tahun kedepan, bersaing dengan Busan. Karena secara kapasitas market penonton, kita ini terbesar, dalam produksi juga kita yang terbesar," ungkap Giring.

Pandangan itu disampaikan Giring berdasarkan keyakinannya akan industri film nasional. Dia menyoroti besarnya potensi perfilman nasional saat ini. Dengan jumlah produksi melebihi 250 film dan angka penonton 81 juta pada 2024, industri ini dinilai sedang berada di salah satu masa terbaiknya.

Terkait itu, Wamen memastikan pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan perfilman nasional, termasuk mendukung gelaran JAFF dan JAFF Market. Menurutnya, festival dan pasar film tersebut memiliki posisi strategis tak hanya bagi pertumbuhan industri film, namun juga bagi upaya pemajuan kebudayaan secara luas.

Giring membayangkan, kedepannya, JAFF Market pun bisa menjadi salah satu intellectual property (IP) kebudayaan yang bisa dibanggakan Indonensia di hadapan dunia.

"Tugas kita pemerintah sebagai fasilitator, bagaimana JAFF Market ini jadi market film terbesar di Asia. Bukan Asia Tenggara, tapi harus di Asia, kita harus bisa bersaing dengan Busan," kata Giring.

"Kami dari Kementerian akan selalu support JAFF Market. Karena kita juga punya cita-cita besar bahwa JAFF Market harus kita bawa bersama sebagai IP kebudayaan, sebagai wadah, tidak hanya untuk mempertemukan para sineas, ini bukan tempat  para sound enginer, scripwri, actor, director, ini bukan tempat kongko, justru tempat untuk membuka kesempatan," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Giring mengingatkan perlunya adaptasi dan inovasi di industri perfilman Indonesia. Terutama dalam berhadapan dengan gelombang teknologi baru, AI. Di samping itu, dia juga menyoroti perfilman Indonesia yang hari ini semakin berwarna. Tak hanya horor, berbagai pencapaian film nasional setahun terakhir menunjukkan bahwa industri dalam negeri terbuka untuk film dari beragam genre, mulai dari horor, komedi hingga drama keluarga.

Baca juga: Jadi Katalis Pertumbuhan Industri Film, JAFF Market Lanjut Edisi Ke-2

JAFF Market 2025

Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) resmi mengumumkan gelaran edisi kedua JAFF Market pada Rabu (28/5) lalu. Setelah edisi perdana tahun lalu sukses menjadi katalis pergerakan industri film nasional, edisi kedua kali digelar untuk mempertahankan momentum itu, sekaligus mengerek potensi industri ini lebih jauh lagi.

JAFF Market edisi kedua mendapat dukungan penuh dari Amar Bank, akan berlangsung di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta pada 29 November – 1 Desember 2025. Penyelenggaraan tahun ini bersamaan dengan momentum 20 tahun JAFF.

Festival Director JAFF, Ifa Isfansyah mengatakan, JAFF Market hadir di tengah situasi perfilman nasional yang tumbuh secara progresif. Kehadiran JAFF Market edisi perdana telah terbukti mampu menjadi ruang strategis untuk mengerek pertumbuhan industri itu semakin jauh lagi.

Tercatat, beberapa kerja sama strategis hingga pencapaian penting film Indonesia, bermula dari ruang pertemuan JAFF Market tahun lalu. Misalnya rumah produksi Imajinari yang meneken kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Barunson E&A untuk proyek remake beberapa IP.

Selain itu, realisasi film Pangku yang merupakan karya penyutradaraan pertama aktor Reza Rahadian, itu pun bermula dari JAFF Market. Film ini diketahui turut berpartisipasi di Marche du Film, Festival Film Cannes tahun ini di Perancis.

Ifa mengatakan, pencapaian-pencapaian itu merupakan salah satu tujuan dari hadirnya JAFF maupun JAFF Market. Maka ia berharap, gelaran JAFF dan JAFF Market tahun ini akan menangkap peluang-peluang penting untuk pemajuan sinema Indonesia ke depannya, termasuk untuk memperkuat jejaring industri film yang berbasis kolaborasi antara aspek kreatif dan aspek industrial atau ekonomi.

"Saya bersama teman-teman di JAFF bersepakat bahwa ini adalah momentum yang harus kita pakai bersama untuk menjadikan antara sinema itu sebagai aktivitas kebudayaan dan sinema sebagai aktivitas ekonomi, ini harus ketemu di satu titik," ujar Ifa.

"Mudah mudahan tahun ini adalah tahun yang sangat penting untuk sinema Indonesia, bagi JAFF, juga menjadi tahun yang penting bagi JAFF Market," tambahnya.

JAFF Market edisi perdananya di 2024 sukses menghadirkan 6.700 peserta dari 19 negara, dengan 151 booth, dan menghasilkan 63 kesepakatan bisnis senilai Rp 36 miliar. Itu merupakan pencapaian yang besar dampaknya bagi perfilman Indonesia secara keseluruhan.

JAFF Market edisi kedua akan dibuka berbarengan dengan pembukaan JAFF edisi ke-20 pada 29 November nanti. Ini berbeda dengan edisi perdananya, di mana JAFF Market baru dimulai pada hari keempat festival. Adapun JAFF tahun ini akan berlangsung pada 29 November hingga 6 Desember 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar