04 Juni 2025
08:57 WIB
Indonesia Targetkan Jadi Country of Honour Di Festival Film Cannes 2028
Pengalaman terkini berpartisipasi di Cannes mendatangkan keyakinan bagi insan film Tanah Air, bahwa sinema Indonesia saat ini tengah mendapat sorotan dunia.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha saat menghadiri konferensi pers JAFF Market 2025 di bilangan Senayan, Jakarta, Rabu (28/5). Dok: Validnews/ Andesta.
JAKARTA - Industri film nasional sedang mekar-mekarnya saat ini. Ratusan film diproduksi sepanjang tahun; penonton film lokal mendominasi di bioskop; lalu film-film terbaik Indonesia mendapat akuan kritis di luar negeri. Situasi ini menumbuhkan keyakinan bagi banyak pelaku film, bahwa sinema Indonesia kini tengah berada di salah satu momentum terbaiknya.
Baru-baru ini, Indonesia juga mendapat tempat di Festival Film Cannes di Perancis. Sejumlah film maupun proyek cerita Indonesia dijajakan di market film Cannes, Marche du Film yang merupakan salah satu pasar film terbesar di dunia. Kehadiran para delegasi Indonesia itu, dari Reza Rahadian hingga produser Yulia Evina Bhara mendapat dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan.
Pengalaman terkini berpartisipasi di Cannes mendatangkan keyakinan bagi insan film Tanah Air, bahwa sinema Indonesia saat ini juga tengah mendapat sorotan dunia. Optimesme itu, ditambah lobi-lobi pemerintah bersama para pelaku film di Cannes, melahirkan suatu gagasan, bahwa Indonesia suatu saat harus menjadi tamu kehormatan di Festival Film Cannes.
Bahkan tak menunggu lama, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha mengungkapkan, pemerintah bersama pelaku film menargetkan hal itu tercapai di tahun 2028. Giring menyebutkan, gagasan itu pun mendapat dukungan dari pihak pemerintah Perancis, khususnya Kementerian Kebudayaan Perancis.
"Jadi di 2026, 2027, 2028, prestise Indonesia di Cannes akan lebih besar lagi. Insya Allah kita lagi memperjuangkan Indonesia jadi Country of Honour di Cannes 2028, itu salah satu yang akan kita perjuangkan," ungkap Giring berbicara saat menghadiri peluncuran JAFF Market 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Country of Honour merupakan ajang Festival Film Cannes untuk menyoroti lanskap industri sinema suatu negara secara menyeluruh. Setiap tahunnya, Festival Film Cannes menyoroti negara tertentu yang dianggap memiliki lanskap sinema yang kompleks dan kuat, sebagai upaya untuk mendukung promosi film negara terkait sekaligus praktik diplomasi budaya kedua negara secara lebih luas.
Dalam edisi-edisi sebelumnya, Festival Film Cannes telah menyoroti banyak negara, termasuk diantaranya Spanyol, India hingga Brasil di tahun ini.
Giring mengakui, menjadi Country of Honour di Festival Film Cannes tidak bisa ujug-ujug. Namun pihaknya optimis hal itu bisa tercapai di tahun 2028, disokong lanskap sinema Indonesia yang tumbuh kuat saat ini.
"Tapi yang jelas, di 2026, 2027, kita jangan lewatkan kesempatannya, justru kita siapkan. Jadi tahun 2026 dan 2027 itu nanti sebagai ‘road to’ Country of Honour 2028," jelasnya.
Baca juga: Yulia Evina Bhara, Wakil Indonesia Di Kursi Juri Festival Film Cannes 2025
Diketahui, Indonesia berpartisipasi di Festival Film Cannes 2025 yang berlangsung pada 13 - 24 Mei lalu. Sederet film hingga proyek cerita Indonesia berpartisipasi di Marche du Film dalam misi memperluas jejaring global dan membuka peluang kolaborasi strategis.
Judul-judul yang berpartisipasi di antaranya Ikatan Darah yang diproduseri Iko Uwais, film animasi Jumbo, film Pangku yang merupakan debut penyutradaraan aktor Reza Rahadian, hingga Pabrik Rambut karya Edwin. Selain itu, ada pula intellectual property (IP) komik Indonesia yang diboyong oleh JAFF Market, yakni Bandits of Batavia, Locust dan Jitu.
Ada pula film hasil ko-produksi Indonesia bersama Jepang, Perancis dan Filipina berjudul Renoir. Yang lebih membanggakan, produser Indonesia, Yulia Evina Bhara turut sebagai juri di salah satu segmen kompetisi Cannes, Critics Week. Yulia adalah orang Indonesia kedua yang pernah menjadi juri Cannes, setelah Christine Hakim pada 2002 silam.