c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

31 Mei 2025

12:33 WIB

Ikan Arsik Khas Batak Toba Jadi Primadona di Ajang Kuliner Dunia

Ikan arsik yang dalam konteks lokal disebut dekke na niarsik, hadir sebagai representasi kekayaan budaya kuliner Indonesia di ajang kuliner internasional.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p dir="ltr" id="isPasted">Ikan Arsik Khas Batak Toba Jadi Primadona di Ajang Kuliner Dunia</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Ikan Arsik Khas Batak Toba Jadi Primadona di Ajang Kuliner Dunia</p>

Hidangan ikan arsik. Dok: Unilever Food Solutions.

JAKARTA - Unilever Food Solutions (UFS) kembali meluncurkan "Future Menu 2025". Panduan tren terkini industri kuliner ini diluncurkan dalam rangkaian perhelatan Future Menu 2025 SEA di Samyan Mitrtown, Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu.

Di ajang tersebut, UFS Indonesia mengangkat keistimewaan ikan arsik, sajian otentik khas Indonesia, hidangan ikan tradisional khas Batak Toba. Ikan arsik yang dalam konteks lokal disebut dekke na niarsik, hadir sebagai representasi kekayaan budaya kuliner Indonesia di ajang kuliner internasional.

Ikan arsik yang tadinya hanya disajikan di berbagai upacara adat dan perayaan penting masyarakat Batak, kini disajikan sebagai santapan sehari-hari. Dengan keahlian chef dalam menggunakan kekayaan rempah, dipadu visual yang menggoda, sajian ikan arsik dari Indonesia pun menjadi perhatian banyak pengunjung di ajang kuliner tersebut.

"Sebagai pegiat kuliner, saya percaya bahwa warisan kuliner otentik khas Indonesia tidak hanya memanjakan lidah para penikmatnya, tetapi juga memiliki daya tarik yang luar biasa. Event ini membuktikan bahwa inovasi dan kreativitas seorang chef dapat menjadi kunci untuk menjadikan kekayaan kuliner lokal sebagai kekuatan dalam bersaing di kancah kuliner modern di dalam maupun luar negeri tanpa kehilangan jati dirinya," ungkap Chef Ronald Tokilov dari Balicooks dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (31/5).

Ikan Arsik sendiri dibuat dengan cara membuat kaldu ikan terlebih dahulu melalui tulang dan kepala ikan. Olahan ini biasanya menggunakan bumbu-bumbu seperti jahe, lengkuas, serai, daun bawang batak, bunga jahe bakar, buah cikala, dan asam gelugur kering. Setelah itu, diperlukan bumbu halus yang dimasak terlebih dahulu, terdiri dari daun bawang merah, bawah putih, kunyit sangrai, cabai merah besar, andaliman segar, dan kemiri bakar.

Baca juga: Fakta-Fakta Pulau Samosir, Dari Lanskap Hingga Rutial Turun-Temurun

Bumbu halus dan bumbu aromatik kemudian dicampur, ditambah sedikit gula dan bumbu penyedap. Setelah itu, bumbu yang telah menyatu semua unsurnya dipindahkan ke alas baking, untuk kemudian dipanggang. Dalam hitung-hitungan modern, suhu pemanggangan yang tepat yaitu di kisaran 190 derajat Celcius. Pemanggangan biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit.

Bumbu yang telah matang kemudian dipertemukan dengan ikan. Secara tradisional, ikan arsik menggunakan ikan mas, atau nila dan mujair sebagai alternatif. Ikan itulah, yang sudah dalam bentuk fillet, kemudian dipadukan dengan bumbu yang telah disiapkan.

Sajian ikan arsik diolah dengan cara mangarsik yang berarti ikan disiram dengan bumbu. Ikan bisa dipanggang terlebih dahulu selama 20 menit untuk meningkatkan rasa dan tekstur dagingnya. Jika sudah pas kematangannya, tinggal menyiram ikan fillet dengan saus arsik yang telah disiapkan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar