c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

02 Juli 2025

14:12 WIB

Hewan Yang Bisa Berhitung Dan Punya Kemampuan Matematika Sederhana

Banyak hewan punya alat kognitif yang disebut sistem bilangan perkiraan (ANS) atau "indra bilangan" yang membantu mereka mengenali perbedaan kuantitas.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Hewan Yang Bisa Berhitung Dan Punya Kemampuan Matematika Sederhana</p>
<p id="isPasted">Hewan Yang Bisa Berhitung Dan Punya Kemampuan Matematika Sederhana</p>

Ilustrasi Burung bertengger di Tiang Listrik. Envato/wirestock.

JAKARTA - Hewan tak memiliki kode atau simbol-simbol yang membentuk pengetahuan bersama seperti pada manusia. Namun, hewan bertahan dengan insting yang memberi mereka "kecerdasan" tertentu, sehingga mampu mengidentifikasi dan merespon benda atau suatu situasi, misalnya untuk mengindar dari bahaya predator.

Bahkan sebagian hewan sejatinya memiliki kemampuan menghitung seperti manusia. Meski tak sama caranya, hewan juga memiliki kemampuan matematika dasar yang memungkinkan mereka bisa membedakan mengidentifikasi kuantitas alias jumlah benda.

Profesor psikologi Georgia State University, Michael Beran mengatakan, sebagian hewan memiliki kemampuan berhitung cukup menonjol, berkat rasa kuantitas atau "numerosity" mereka yang kuat. Kemampuan ini memiliki manfaat evolusioner untuk membantu hewan menemukan lebih banyak makanan, sehingga membantu mereka tetap hidup dan mewariskan gen mereka .

"Banyak spesies, termasuk serangga, moluska, kadal, burung, dan banyak jenis mamalia (hidup di darat dan laut) dapat membedakan kuantitas benda," kata Michael Beran, dilansir dari Live Science, Rabu (2/7).

Kemampuan berhitung misalnya ada pada lebah madu (Apis mellifera), yang menghitung titik acuan saat terbang menuju bunga yang kaya nektar. Laba-laba jaring emas (Nephila clavipes) pun punya kemampuan melacak berapa banyak serangga yang terperangkap di jaringnya.

Katak tungara (Physalaemus pustulosus ) yang ditemukan di Amerika bagian selatan dan tengah bahkan punya kebiasaan unik, yaitu "duel angka" sebagai bagian dari ritual kawin mereka. Seekor katak jantan mengeluarkan suara merengek yang diakhiri dengan suara aneh dan singkat yang disebut "chuck," dan katak jantan lainnya membalas dengan suara chuck tambahan. Saling balas suara ini terus berlanjut, dengan jumlah chuck yang terus bertambah, hingga mereka kehabisan napas.

Pada kasus hewan buas, Singa betina (Panthera leo) juga memanfaatkan kemampuan mereka memahami konsep kuantitas untuk bertahan hidup di alam liar. Mereka bisa mempertimbangkan peluang dalam pertempuran dengan menghitung jumlah auman dari kawanan singa lain yang mendekat, sebelum memutuskan apakah akan menyerang atau mundur.

Tahun lalu, para peneliti juga menemukan bahwa burung gagak bangkai (Corvus corone) juga memiliki kemampuan menonjol. Hewan ini mampu mengeluarkan suara gagak dalam jumlah yang tepat sebagai respons terhadap isyarat visual atau pendengaran, yang memungkinkan mereka menghitung dengan suara keras antara satu dan empat.

Hewan-hewan tersebut tentunya tidak berhitung sebagaimana manusia berhitung dengan simbol-simbol angka yang dipahami. Sebaliknya, banyak hewan memiliki alat kognitif yang disebut para ilmuwan sebagai sistem bilangan perkiraan (ANS), atau "indra bilangan".

Giorgio Vallortigara, seorang profesor ilmu saraf di Universitas Trento di Italia mengatakan, ANS kemungkinan ergantung pada "neuron bilangan," pada sel-sel saraf  hewan, yang menunjukkan respons puncak terhadap kuantitas tertentu.

"Yang menarik, kami menemukan neuron ini bahkan ada pada anak ayam yang baru menetas, yang menunjukkan bahwa ANS bisa jadi adalah bawaan," jelas Giorgio Vallortigara.

Konsep "bilangan" pada hewan tidak seperti manusia menghitung dengan jari, melainkan lebih bersifat implus perbandingan cepat. Hewan mengidentifikasi kuantitas atau jumlah terutama berdasarkan efek jarak dan ukuran objek yang mereka lihat atau perhatikan.

ANS pada hewan mengikuti hukum Weber yang menyatakan bahwa hewan memahami perbedaan kuantitas berdasarkan rasio, bukan jumlah absolut. Hal ini dijelaskan Irene Pepperberg, seorang profesor riset tambahan di Universitas Boston.

Hewan lainnya yang tak bisa dilupakan tentu burung beo, jenis yang umumnya dianggap begitu cerdas dan bisa memahami petunjuk dengan cepat. Burung beo bernama Alex yang diteliti oleh Pepperberg, bahkan dapat mengidentifikasi dan mengurutkan angka Arab dengan benar dari satu hingga delapan.

Bagi banyak peneliti, berhitung dipandang sebagai cikal bakal dan dasar matematika, tetapi bukan matematika itu sendiri. Maka itu, ANS pada hewan dianggap bukanlah matematika.

"Aritmatika formal seperti yang dipelajari anak-anak kita di sekolah jelas merupakan penemuan budaya yang cukup baru," kata Vallortigara.

Baca juga: Dugong, Mamalia Laut Yang Punya Peran Penting Jaga Keseimbangan Iklim

Namun apa yang dimiliki hewan-hewan di atas juga digunakan oleh manusia sebelum mengenal peradaban tulis. Beberapa masyarakat tradisional, seperti suku Himba di Namibia bahkan masih mengandalkan ANS untuk memperkirakan kuantitas, menurut Vallortigara.

Penelitian terhadap aspek matematika dasar pada hewan telah menarik minat banyak peneliti. Bahkan saat ini para ilmuwan telah merancang eksperimen cerdas untuk menunjukkan bahwa beberapa spesies terpilih mungkin mampu menangani matematika sederhana, seperti penjumlahan dan pengurangan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar