30 Juni 2025
13:55 WIB
Dugong, Mamalia Laut Yang Punya Peran Penting Jaga Keseimbangan Iklim
Perilaku makan dugong ternyata mempengaruhi cadangan dan aliran karbon di ekosistem pesisir, khususnya padang lamun.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Andesta Herli Wijaya
Dugong, mamalia laut pemalu yang sering disebut sea cow, tertangkap kamera berenang tenang di habitat aslinya. Salah satu spesies laut yang kini terancam punah. Dok Shutterstock/vkilikov
JAKARTA - Dugong atau duyung selama ini dikenal sebagai hewan nan lucu dan menggemaskan. Namun di balik itu, hewan ini ternyata juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, bahkan keseimbangan iklim.
Peneliti Pusat Riset Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRO BRIN), Sekar Mira mengatakan, mengungkapkan, mamalia yang masuk jenis sapi laut ini ikut menjaga keseimbangan iklim. Hewan ini berperan memastikan ekosistem laut tetap sehat, lewat interaksinya dengan padang lamun yang menjadi rumah sekaligus makanan utamanya.
"Selama ini, kita tahu bahwa lamun menyimpan karbon biru. Sedangkan spesies ini satu-satunya jenis mamalia laut yang benar - benar hanya mengandalkan vegetasi atau seagrass sebagai makanan utama,” ungkap Mira dilansir dari situs resmi BRIN
Dari situ, ia mencermati, apakah spesies ini menghabiskan stok karbon saja atau dia memiliki peran lain juga dalam siklus karbon biru tersebut.
Mira mengurai beberapa aspek penting dalam siklus karbon pada Dugong. Perilaku makan dugong ternyata mempengaruhi cadangan dan aliran karbon di ekosistem pesisir, khususnya padang lamun.
Mira menjelaskan bahwa karbon biru merupakan karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut, seperti mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut. Menurutnya, selama ini kajian tentang karbon biru lebih banyak berfokus pada vegetasi laut. Namun, ia menunjukkan bahwa aktivitas herbivori dugong, termasuk asupan makanan, ekskresi, hingga interaksinya dengan lamun, juga memberikan kontribusi terhadap siklus karbon di wilayah pesisir.
Penelitian Mira mengangkat pendekatan komprehensif untuk memahami bagaimana mamalia laut herbivora tersebut turut memengaruhi dinamika penyimpanan karbon di laut. Temuan awal menunjukkan bahwa dugong tidak hanya menjadi indikator kesehatan padang lamun, tetapi juga agen ekologis yang berperan dalam dinamika karbon di laut.
Jejak makan dugong turut mempengaruhi laju pertumbuhan lamun dan mempercepat proses siklus biomassa ke dalam sedimen. Ini berpotensi meningkatkan penyimpanan karbon jangka panjang.
"Peran dugong dalam ekosistem laut tidak hanya sebagai pemakan lamun, tapi juga sebagai penggerak proses ekologi yang lebih luas, termasuk dalam mitigasi perubahan iklim," tegasnya.
Baca juga: Urgensi Penataan Jalur Lintas Kapal Untuk Pelindungan Hiu Paus
Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi dugong dengan lamun berpotensi meningkatkan proses dekomposisi dan penyerapan karbon di sedimen, yang menjadikannya bagian dari solusi ekosistem terhadap perubahan iklim.
Mira menyimpulkan bahwa dugong bukan hanya bagian dari keanekaragaman hayati laut. Tetapi , ia juga berperan penting dalam stabilitas iklim melalui ekosistem pesisir. Maka, ia berharap agar penelitiannya tersebut dapat mendukung perumusan kebijakan konservasi berbasis sains, serta memperkuat integrasi karbon biru dalam agenda mitigasi perubahan iklim nasional.