21 Juli 2023
12:31 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Bagi para pecinta mendaki gunung, mungkin ada sedikit rasa deg-degan dan pening jika mendengar nama Gunung Leuser. Pasalnya, gunung dengan ketinggian 3.404 mdpl ini menjadi salah satu gunung yang membutuhkan moril dan materil yang luar biasa untuk mendakinya.
Mengapa demikian? Karena Gunung Leuser yang terletak di Kutapanjang, Gayo Lues, Aceh memiliki benteng luas yaitu berupa Taman Nasional Gunung Leuser, yang merupakan salah satu kawasan konservasi terbesar dan terpenting di dunia.
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki luas sekitar 7.927 km2, dan meliputi berbagai jenis ekosistem, mulai dari hutan hujan tropis, hutan pegunungan, hingga padang ilalang. Letaknya yang terisolasi taman nasional inilah yang akhirnya membuat durasi waktu mendaki, budget pendakian, mental dan tenaga yang dibutuhkan, hingga kemampuan bertahan hidup (survival) pendaki tak bisa ada di kelas pemula.
Sekalipun mendaki Gunung Leuser bukanlah hal yang mudah karena medan yang berat dan tantangan yang banyak. Namun, gunung ini juga menawarkan pengalaman sekali seumur hidup dengan segudang cerita tentang hutan basahnya yang masih dihuni gajah sumatra, harimau sumatra, orangutan, dan badak sumatra.
Untuk mencapai puncak Leuser pun ada beberapa jalur pendakian yang bisa dipilih, seperti jalur Kutacane, Blangkejeren, Kedah, Ketambe, dan Tangkahan.
Baca juga: Menilik Manfaat Mendaki Gunung Untuk Ketenangan Diri
Setiap jalur ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perencanaan yang sangat matang sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk mendaki Gunung Leuser.
Pilihlah jalur pendakian yang sesuai dengan kemampuan. Jalur Kutacane adalah jalur yang paling populer dan paling banyak diminati oleh para pendaki, karena memiliki akses yang mudah dan pemandangan yang spektakuler. Jalur ini membutuhkan waktu tempuh sekitar 4-5 hari untuk mencapai puncak gunung Leuser.
Lalu ada jalur Blangkejeren yang lebih panjang dan lebih sulit daripada jalur Kutacane, karena melewati beberapa bukit dan lembah yang curam dan licin. Durasi tempuh jalur ini pun membutuhkan waktu sekitar 6-7 hari untuk mencapai puncak gunung Leuser.
Bagi Anda pecinta adrenalin yang memiliki keterampilan panjat tebing, jalur Kedah bisa menjadi pilihan. Jalur ini menawarkan pengalaman paling berbahaya dari jalur lainnya dengan banyak jurang dan tebing berbatu. Keuntungannya, jalur ini menjadi jalur tersunyi karena paling dihindari pendaki dan jarak tempuhnya pun menjadi yang paling pendek yakni hanya sekitar 2-3 hari.
Baca juga: Tergoda Dengan Jernihnya Air Gunung Salak Di Curug Walet
Terakhir, ada jalur Ketambe yang paling cocok bagi para pencinta satwa liar, karena melewati kawasan hutan yang masih asri dan banyak dihuni oleh berbagai macam binatang. Jalur ini membutuhkan waktu tempuh sekitar 5-6 hari untuk sampai di puncak Leuser.
Tiket masuk pendakian untuk bisa mencapai Gunung Leuser cukup terjangkau, namun yang menjadi tantangan adalah ragam administrasi yang harus kita lengkapi. Untuk mendapatkan izin masuk ke kawasan taman nasional kita harus membayar biaya masuk taman nasional, biaya asuransi pendakian, menyiapkan surat keterangan sehat dari dokter atau puskesmas setempat, serta kartu identitas diri.
Tak kalah penting, pendakian panjang menuju puncak Leuser juga membutuhkan perbekalan yang benar-benar serius, karena Anda akan berada di alam liar selama berhari-hari.
Selain perlengkapan dasar pendakian, jangan lupa juga membawa kompas, GPS, dan alat komunikasi yang memungkinkan Anda tidak tersesat di luasnya Taman Nasional Gunung Leuser.