c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

24 April 2023

21:00 WIB

Eidiyah, Telusur Jejak Asal 'Salam Tempel' Di Indonesia

Tradisi Eidiyah berawal dari abad pertengahan di masa kekhalifahan Fatimiyah, di mana saat itu setelah Idulfitri kekhalifahan membagikan berbagai hadiah kepada anak-anak dan orang tua.

Penulis: Mahareta Iqbal

Editor: Rendi Widodo

Eidiyah, Telusur Jejak Asal 'Salam Tempel' Di Indonesia
Eidiyah, Telusur Jejak Asal 'Salam Tempel' Di Indonesia
Anak-anak menghitung uang hasil 'salam tempel' saat Lebaran. Antara/Muhammad Iqbal

JAKARTA - Saat Idulfitri tiba, salah satu tradisi yang sering dilakukan ketika berkumpul bersama keluarga adalah memberikan 'salam tempel' (sejumlah uang) sebagai hadiah kepada anak-anak. Nyatanya, tradisi ini sangat mungkin datang dari Arab Saudi.

Dilansir dari berbagai sumber, di Arab Saudi ada tradisi Eidiyah, yakni memberikan uang yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih tua kepada yang lebih muda. 

Tradisi ini berawal dari abad pertengahan di masa kekhalifahan Fatimiyah. Saat itu, di kekhalifahan Fatimiyah ada kebiasaan membagikan uang, permen ataupun pakaian pada anak-anak dan orang tua di hari pertama Idulfitri.

Di akhir periode Ottoman, eidiyah berubah menjadi murni pembagian sejumlah uang tunai dalam pecahan-pecahan yang lebih kecil. Uang ini biasanya diberikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka.

Baca juga: Mengenal Ragam Makna Dari Tradisi-tradisi Khas Lebaran

Apa itu Eidiyah ?

Istilah eidiyah merupakan gabungan dari kata eid atau Idulfitri dan hadiyah atau hadiah. Secara keseluruhan, eidiyah berarti hadiah Idulfitri. 

Di Arab Saudi, setelah melaksanakan salat Idulfitri, masyarakat biasanya berkumpul di masjid, bersalam-salaman dan memberi hadiah, khususnya kepada anak-anak.

Beberapa keluarga menawarkan hadiah selain uang yang dapat diterima anak-anak. Terkadang, beberapa keluarga lainnya lebih senang memberikan uang sekaligus sebagai bentuk pengajaran tentang nilai uang. 

Di samping itu juga ada beberapa kalangan yang menganggap Eidiyah juga sebagai hadiah bagi anak-anak karena telah menyelesaikan puasanya di bulan Ramadan.

Baca juga: Asal Mula Tradisi 'Angpau' Lebaran

Biasanya, besar atau kecil eidiyah yang diberikan berkenaan dengan beberapa faktor seperti berapa banyak anak yang harus diberikan eidiyah, tradisi dalam keluarga, seberapa dekat dengan mereka dan seberapa banyak mampu memberinya.

Terkadang, patokan usia anak juga dijadikan faktor penentu seberapa banyak uang yang akan diberikan sehingga masing-masing anak mendapatkan uang yang berbeda-beda.

Secara tradisional, tradisi eidiyah dilakukan dengan cara memasukkan uang kertas baru ke dalam amplop kemudian dibagikan. Bahkan, di masa kini memberikan uang non tunai melalui transfer bank atau dompet digital lebih banyak dilakukan dengan alasan kepraktisan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar