c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

15 Agustus 2025

16:02 WIB

Dari Audio, Tren Podcast Kini Bergeser Ke Video

Laporan terbaru Spotify mengungkap pertumbuhan jumlah penonton podcast video mencapai lebih dari 75% dalam setahun terakhir.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Dari Audio, Tren <em>Podcast&nbsp;</em>Kini Bergeser Ke Video</p>
<p id="isPasted">Dari Audio, Tren <em>Podcast&nbsp;</em>Kini Bergeser Ke Video</p>

Video podcast. Dok: Spotify.

JAKARTA - Podcast pada awal kemunculannya di Indonesia berbasis rekaman audio digital. Namun trennya belakangan bergeser, berkembang ke dalam bentuk audio visual.

Konten podcast berformat lengkap dengan video kini semakin digemari. Laporan terbaru Spotify, dalam setahun terakhir, konsumsi video podcast di Indonesia tercatat meningkat lebih dari 75%.

Bukan hanya di Indonesia, fenomena ini juga sejalan dengan tren global, di mana lebih dari 250 juta pengguna di seluruh dunia telah menonton video podcast. Secara global, jumlah itu sama dengan hampir dua pertiga pendengar podcast yang dilaporkan lebih menyukai podcast dengan format video.

Head of Podcast, Spotify Asia Tenggara, Carl Zuzarte mengatakan, pertumbuhan jumlah penonton video podcast juga dibarengi dengan pertumbuhan jumlah kreator di platform mereka.

"Saat ini, proporsi podcast dari kreator Indonesia yang menggunakan format video telah tumbuh lebih dari 75%. Ini menunjukkan bahwa bagi kreator, video bukan sekadar format, melainkan salah satu cara paling efektif untuk berkembang dan terhubung dengan audiens saat ini," ungkap Carl Zuzarte dalam keterangannya, dikutip Jumat (15/8).

Menurut Spotify, munculnya tren ini tak bisa dilepaskan dari pandangan banyak kreator Indonesia, bahwa video kini bukan sekadar pelengkap tetapi melainkan cara baru untuk mengekspresikan diri dan membangun koneksi yang lebih kuat dengan audiens. Audio visual membuka ruang-ruang eksplorasi baru bagi para kreator.

Kreator digital kawakan, Raditya Dika mengatakan, video menghadirkan dimensi dan nuansa yang tidak bisa disampaikan melalui oleh audio saja. Bahasa tubuh dalam komedi, ketegangan di konten horor, atau ekspresi emosional dalam percakapan mendalam terekspresikan secara lebih kuat pada video.

"Sebagai kreator, kadang kita gampang terjebak di pola yang sama terus. Video bisa kasih ruang buat berkembang," jelas Raditya.

Radit juga mengungkapkan bahwa pergeseran ke video podcast ini juga diikuti oleh perilaku pendengar yang turut berubah. Dengan format yang lengkap beserta video, pendengar di Spotify tumbuh lebih loyal, karena banyak konten berhasil menciptakan koneksi.

"Sejak pindah ke video podcast, gue merasakan bedanya. Pendengar di Spotify loyal banget, mereka beneran nungguin episode baru. Koneksi seperti itu yang bikin gue terus semangat bawa obrolan baru," terangnya.

Baca juga: Lebih Dari 400 Juta Pengguna Bulanan, Threads Kejar Popularitas X

Senada, Rizky dan Andy, kreator di balik podcast "Horor Misteri Riplay" juga mengaku bahwa setelah memperluas format kontennya ke video, jumlah pendengar mereka terus bertambah. Sebab dengan format video, ia bisa memperkuat ketegangan dan menghidupkan suasana dalam setiap adegan yang diceritakan\

“Banyak pendengar audio kami yang beralih ke video, dan hal itu kami lihat sebagai peluang untuk menghadirkan elemen visual yang nggak bisa disampaikan hanya lewat suara,” ujar Horror Misteri Riplay.

 Meski demikian, keduanya juga sepakat bahwa perilaku audiens emang pasti berbeda-beda di tiap platform. Karena itu, bukan hanya terkait format, untuk menyesuaikan dan memaksimalkan jangkauan, mereka juga menyesuaikan judul di tiap video atau episode podcast, supaya tetap relevan dan menarik bagi pengguna baik di Spotify maupun platform lain.

"Perubahan ini selaras dengan kebiasaan pendengar muda, yang kini cenderung menikmati konten dengan cara menonton sekaligus mendengarkan, baik podcast maupun musik. Karena itu, kami merancang pengalaman yang mulus agar perpindahan antara menonton ke mendengarkan, maupun sebaliknya, bisa dilakukan tanpa hambatan," ujar Carl.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar