03 Juli 2025
12:12 WIB
Berharap Repatriasi Benda Pusaka Raja-raja Hingga Keris Nogo Siluman
Upaya repatriasi terus dilakukan oleh pemerintah, untuk memulangkan kembali benda-benda pusaka raja-raja hingga Keris Nogo Siluman.
Petugas membersihkan artefak peninggalan sejarah Aceh di Kantor Sekretariat Bersama Pedir Museum dan Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) Desa Punge Blang Cut, Jaya Baru, Banda Aceh, Aceh. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
JAKARTA - Upaya untuk memulangkan atau repatriasi benda-benda bersejarah Indonesia yang dibawah ke luar negeri pada zaman kolonial, terus dilakukan pemerintah.
"Fokus utama adalah mengembalikan artefak-artefak penting yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi identitas nasional," kata Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, beberapa waktu lalu.
Bersamaan dengan itu pula, pemerintah telah membentuk tim khusus untuk melakukan provenance research terhadap ribuan benda budaya yang tersebar di berbagai negara, termasuk Belanda, Jerman, dan Inggris.
Ia menyebut, tahun lalu ada sekitar 828 artefak yang berhasil dikembalikan. Tahun ini pemerintah menargetkan lebih banyak, termasuk koleksi besar dari Eugene Dubois yang jumlahnya diperkirakan mencapai 18.000 hingga 32.000 item.
Menurut Fadli, beberapa artefak penting yang diminta kembali antara lain keris milik tokoh-tokoh nasional seperti Teuku Umar, benda pusaka dari raja-raja Nusantara, hingga koleksi unik seperti Nogo Siluman yang belum dikembalikan.
"Ini menjadi bagian dari peringatan 80 tahun Indonesia Merdeka. Kita ingin artefak-artefak itu kembali menjadi milik bangsa dan bisa dinikmati publik sebagai bagian dari narasi sejarah nasional," ujarnya, seperti dilansir Antara.
Baca juga: Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Bahasa, Sastra Hingga Arkeologi
Lebih lanjut ditekankan bahwa repatriasi bukan hanya soal pemulangan fisik benda, tetapi juga soal memulihkan konteks sejarahnya.
Artefak-artefak tersebut akan dikurasi secara ilmiah dan dipamerkan di museum dengan narasi berbasis hasil riset terkini. Upaya ini menjadi bagian integral dari diplomasi budaya Indonesia, sekaligus bentuk penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa.
"Setiap artefak ini akan menjadi objek kajian penting bagi para ahli cagar budaya dan ahli warisan budaya untuk lebih memahami konteks sejarahnya," katanya.
Diketahui, pemerintah telah berhasil melakukan pemulangan 828 obyek warisan budaya ke Indonesia hingga akhir tahun 2024, termasuk Koleksi Pita Maha, Harta Karun Lombok, dan 68 obyek dari Museum Rotterdam.