c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

12 November 2025

20:48 WIB

Awas, Ada Risiko Tak Terduga Dari 'Moonlighting' Alias Kerja Ganda

Jika Anda melakukan moonlighting atau double job, ada sejumlah risiko yang menanti. Mulai dari penurunan produktivitas, burnout, hingga masalah akibat konflik kepentingan yang sulit ditangani.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Awas, Ada Risiko Tak Terduga Dari &#39;<em>Moonlighting</em>&#39; Alias Kerja Ganda</p>
<p>Awas, Ada Risiko Tak Terduga Dari &#39;<em>Moonlighting</em>&#39; Alias Kerja Ganda</p>

Ilustrasi seorang pria muda bekerja dari rumah setelah selesai jam kerja di kantor. Dok: Freepik.

JAKARTA - Di era digital dengan fleksibilitas kerja jarak jauh, makin banyak karyawan yang tergoda untuk menambah penghasilan dengan mengambil dua pekerjaan sekaligus. Fenomena ini dikenal dengan istilah moonlighting atau bekerja di luar pekerjaan utama.

Istilah moonlighting populer terutama sejak ramai kasus Soham Parekh di media sosial sekitar pertengahan tahun lalu. Seorang insinyur perangkat lunak asal India itu dituding melakukan moonlighting dengan bekerja di sejumlah perusahahaan teknologi Amerika dalam waktu bersamaan.

Perwakilan manajemen hingga CEO perusahaan-perusahaan terkait berbicara di X mengonfrimasi keterlibatan Soham Parekh di perusahaan mereka. Ujungnya, banyak pihak menilai insinyur tersebut sebagai penipu karena rasanya mustahil bagi seseorang bisa bekerja di sekitar selusinan perusahaan secara bersamaan tanpa "mencurangi" proses kerja.

Melansir laman HRLineup, moonlighting berarti seorang karyawan mengambil pekerjaan lain di luar pekerjaan utamanya. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari menjadi penulis lepas atau konsultan, bekerja paruh waktu di bidang lain, menjalankan usaha sampingan seperti berjualan online, hingga bekerja untuk kompetitor yang justru paling berisiko karena bisa menimbulkan konflik kepentingan dan pelanggaran etika.

Secara hukum, moonlighting tidak selalu dilarang. Namun, dari sisi profesional, praktik ini sering kali mengaburkan batas antara tanggung jawab pribadi dan komitmen terhadap perusahaan.

Banyak orang melakukan kerja ganda tanpa benar-benar memikirkan konsekuensi jangka panjangnya. Padahal, ada sejumlah risiko yang kerap luput disadari.

Risiko pertama adalah penurunan produktivitas. Tubuh dan pikiran manusia punya batas, dan bekerja untuk dua tempat sekaligus sering kali membuat seseorang kelelahan, sulit fokus, serta tidak maksimal dalam menjalankan tugas utama.

Apa yang awalnya terlihat sebagai bentuk kerja keras bisa berujung pada kelelahan ekstrem, bahkan burnout yang pada akhirnya menurunkan performa serta reputasi profesional. Selain itu, kerja ganda juga berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

Jika pekerjaan tambahan masih berada dalam industri yang sama, risiko ini semakin tinggi. Informasi internal perusahaan bisa terbawa keluar tanpa disengaja, atau muncul benturan antara kepentingan pribadi dan tanggung jawab profesional.

Baca juga: Mindful Living Untuk Mengatasi Lelah Kerja Hybrid

Bagi perusahaan, hal ini menjadi ancaman serius terhadap integritas dan keamanan data. Tak jarang pula, karyawan tanpa sadar menggunakan waktu kerja, perangkat kantor, atau jaringan perusahaan untuk menyelesaikan proyek sampingan.

Sekilas tampak sepele, namun tindakan ini melanggar kebijakan perusahaan dan dapat mengikis kepercayaan atasan. Di sisi lain, bekerja di dua tempat juga membuka risiko kebocoran data karen Anda mungkin menggunakan perangkat kantor untuk proyek lain. Hal itu bisa menimbulkan kebocoran informasi penting, terutama di industri yang mengelola data sensitif.

Risiko lain yang sering diabaikan adalah masalah hukum dan kepatuhan. Beberapa sektor memiliki aturan ketat tentang jam kerja, kerahasiaan, hingga perjanjian non-kompetisi.

Tanpa disadari, kerja ganda bisa membuat karyawan abai akan kontrak atau regulasi industri yang pada akhirnya berujung pada sanksi administratif, pemutusan hubungan kerja, bahkan tuntutan hukum. Bagi perusahaan, mendeteksi moonlighting bukan berarti mengekang kebebasan karyawan, melainkan menjaga keseimbangan antara kepercayaan dan tanggung jawab profesional.

Baca juga: Riset: Karyawan Gen Z Paling Rentan Alami Burnout

Perspektif Perusahaan: Membaca Tanda-Tanda Moonlighting
Tanda-tanda seorang karyawan menjalankan kerja ganda sejatinya cukup variatif. Umumnya, tanda itu bisa terlihat dari penurunan performa kerja seperti sering terlambat menyelesaikan tugas, banyak kesalahan, atau kehilangan fokus. Ada juga pola kerja yang tak biasa seperti sering lembur di luar jam normal, kerap izin, atau mengambil cuti tanpa alasan jelas.

Aktivitas digital yang mencurigakan seperti mempromosikan bisnis sampingan di media sosial atau menggunakan perangkat kantor untuk urusan pribadi, juga bisa menjadi petunjuk. Begitu pula dengan ketidakhadiran yang berulang atau sulit dihubungi selama jam kerja.

Meski begitu, perusahaan sebaiknya tidak langsung menarik kesimpulan. Tidak semua penurunan performa disebabkan oleh kerja ganda. Hal ini bisa jadi ada alasan pribadi lain yang perlu dipahami terlebih dahulu.

Moonlighting lahir dari kebutuhan, bukan semata ambisi. Banyak pekerja mengambil kerja tambahan karena ingin menambah penghasilan, menyalurkan minat, atau mencari rasa aman finansial.

Namun, bekerja ganda juga menuntut kemampuan manajemen waktu dan energi yang baik. Tanpa itu, peluang yang tampak menggiurkan bisa berubah menjadi jebakan kelelahan dan risiko lainnya bagi karier profesional.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar