04 Juli 2025
16:43 WIB
"Aura Farming", Ketika Aura Bocah Pacu Jalur Riau Memesona Seluruh Dunia
Aura farming selama ini tak begitu dipahami di kalangan umum. Istilah ini berkembang secara unik di komunitas penggemar anime dan gim.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Festival Pacu Jalur. Shutterstock/Fadli Suandi.
JAKARTA - Pacu jalur belakangan menarik perhatian banyak orang di media sosial. Tak lagi Indonesia, tapi netizen dari seluruh dunia tiba-tiba tertarik pada atraksi yang ada dalam kegiatan olahraga tradisional Melayu asal Kuantan Singingi, Riau tersebut.
Hal yang menjadi perhatian yaitu video atraksi tarian seorang bocah yang berdiri di haluan, ujung depan perahu. Tariannya yang atraktif itu tak hanya memberi semangat bagi para pendayung di atas perahu, namun ternyata juga membagi energi bagi netizen di seluruh dunia yang melihat video bocah tersebut di media sosial.
Gerakan-gerakannya yang penuh percaya diri di atas perahu yang melaju cepat, menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk menari dengan cara yang sama. Bahkan, klub-klub sepakbola internasional sekaliber Paris Saint Germain hingga AC Milan membagikan video tersebut dan menyatukannya dengan cuplikan tarian selebrasi para pemain mereka yang mirip dengan gerakan sang bocah.
"Auranya telah sampai ke Paris," tulis akun TikTok resmi PSG, beberapa waktu lalu.
Viral anak penari pacu jalur sekaligus memunculkan tren global di media sosial, khususnya TikTok, yang disebut dengan istilah "aura farming". Orang-orang dari seluruh dunia menirukan gerakan bocah tersebut dan membubuhkan caption atau tagline "aura farming", sepaket dengan iringan lagu "Young Black & Rich" dari Melly Mike.
Apa yang tengah dirayakan orang seluruh dunia bersama sosok penari pacu jalur asal Riau itu?
Aura farming selama ini tak begitu dipahami di kalangan umum. Istilah ini berkembang secara unik di komunitas penggemar anime dan gim, terinspirasi dari karakter-karakter yang dianggap 'menarik' atau 'keren'.
Melansir Screen Rant, aura farming umumnya dipahami sebagai label yang dilekatkan para penggemar anime terhadap karakter yang dianggap sangat keren. Karakter tersebut bisa membangkitkan kehebohan hanya dengan berdiri di sekitar, berkat auranya yang membius. Tak hanya di anime, karakter seperti itu tentunya juga bisa ditemui di film-film pada umumnya, misalnya saja karakter Paul Artreides (Timothe Chalemet) di film Dune.
Selain di dunia anime, aura farming pun berkembang menjadi istilah populer di kalangan gen Z dan Alpha yang bermain dalam gim seperti World of Warcraft hingga Fornite. Mereka menempatkan istilah tersebut berasosiasi dengan makna 'farming' pada gim, yaitu 'bertani' alias bekerja tanpa henti untuk mendapatkan poin, mata uang dan lain-lain, merujuk artikel The Guardian.
Dengan kata lain, aura farming pada tataran dasar bisa dimaknai secara harfiah, yakni bertani aura, atau membangun aura. Namun istilah ini bisa bermakna lebih rumit ketika digunakan dalam konteks percakapan di media sosial dan kehidupan nyata.
Di luar anime dan gim, aura farming digunakan untuk menyebut orang-orang yang melakukan hal tertentu untuk terlihat keren, atau juga seseorang yang entah sengaja maupun tidak berhasil menunjukkan 'poin terkeren' dari dirinya. Dalam konteks ini, aura farming bisa bermakna poistif maupun negatif, tergantung bagaimana suatu atraksi atau cara seseorang untuk tampil.
Baca juga: Menyelami Makna Pawai Obor Di Momen Tahun Baru Islam
Dalam hal ini, bocah penari pacu jalur di Riau dibicarakan dengan nada positif, sebagai sosok yang berhasil memancarkan auranya kepada banyak orang di seluruh dunia. Aksinya secara alami menarik hati banyak orang, sehingga TikTok kini ramai dengan video orang-orang menirukan gerakan para pendayung dan bocah di pacu jalur. Ditambah lagi, akun klub sepakbola dunia ikut pula dalam tren tersebut.
Mungkin tak bermaksud membangun aura tertentu, namun atraksi sang bocah kemudian viral dan menyatukan orang-orang di seluruh dunia dalam sebuah tren baru yang menyenangkan di TikTok.