c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

14 Oktober 2025

20:49 WIB

Anemia Jadi Penyebab Wanita Tidak Produktif, Perlu Deteksi Sejak Dini

Sering dianggap sepele, ternyata anemia menjadi penyebab banyak wanita tidak produktif. Tubuh yang kekurangan sel darah merah sehat memicu gejala-gejala seperti lelah, lesu, dan sulit berkonsentrasi.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Anemia Jadi Penyebab Wanita Tidak Produktif, Perlu Deteksi Sejak Dini</p>
<p id="isPasted">Anemia Jadi Penyebab Wanita Tidak Produktif, Perlu Deteksi Sejak Dini</p>

Sesi Talkshow peluncuran Sakatonik Activ Gummy di Jakarta, Sabtu (11/10). Dok: Validnews/ Gemma F Purbaya.

JAKARTA - Anemia adalah salah satu kondisi yang masih banyak dialami oleh wanita di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI pada 2018 menunjukkan prevalensi anemia di Indonesia mencapai 32% pada wanita kelompok usia 15 sampai 24 tahun. Artinya, 3 sampai 4 dari 10 remaja wanita mengalami anemia.

Anemia sendiri merupakan kondisi tubuh yang ditandai dengan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dibandingkan kadar normal. Gejalanya meliputi lelah, letih, dan lesu setelah beraktivitas atau berolahraga. Sering dianggap sepele, ternyata anemia menjadi penyebab wanita tidak produktif loh. Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Rovy Pratama.

"Anemia itu menjadi penyebab wanita tidak produktif di Indonesia karena tidak mood seperti biasa, letih, lemas, tidak bisa berkonsentrasi, mudah lesu, tidak bersemangat, sampai sering pingsan," kata dr. Rovy dalam acara peluncuran Sakatonik Activ Gummy di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Alasannya saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, maka timbul gejala-gejala seperti lelah, lesu, dan sulit berkonsentrasi. Akibatnya, bagi wanita yang aktif bekerja atau mengurus keluarga, gejala anemia yang dialami pun dapat menghambat performa dan aktivitas sehari-hari mereka tanpa disadari.

Tidak hanya menurunkan energi, anemia juga memengaruhi suasana hati dan kemampuan kognitif. Kondisi itu berujung pada penurunan produktivitas secara keseluruhan.

Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah rendahnya konsumsi tablet tambah darah sejak usia remaja. Dari 12,1 juta remaja, terdapat lebih dari 8,3 juta remaja yang tidak rutin mengonsumsi tablet tambah darah. Padahal, usia remaja merupakan masa yang krusial untuk mencegah anemia kronis ketika dewasa atau mencapai usia produktif.

Dalam jangka panjang, anemia bisa memengaruhi kualitas sumber daya manusia untuk generasi masa depan Indonesia. Itu karena ibu hamil yang mengalami anemia berisiko bayi lahir prematur, stunting, hingga gangguan neurokognitif. Maka itu, dr. Rovy pun menekankan pentingnya pencegahan anemia sejak dini.

Caranya bisa dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi tinggi, menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, beraktivitas fisik dan olahraga, serta memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal. Selain itu, mengonsumsi suplemen zat besi penting untuk mendukung pemenuhan kecukupan gizi.

"Wanita adalah kelompok yang berisiko mengalami anemia karena menstruasi setiap bulan, dan ibu hamil yang menopang pertumbuhan janin serta risiko pendarahan saat persalinan, sehingga disarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi teratur untuk mengatasi hal tersebut," lanjut dr. Rovy.

Baca juga: Selisik 'Hubungan Sulit' Antara Donor Darah Dan Anemia

Mendukung hal tersebut, brand Sakatonik Activ meluncurkan inovasi suplemen zat besi pertama di Indonesia dalam bentuk gummy. Rendahnya kepatuhan konsumsi rutin suplemen zat besi salah satunya dikarenakan rasa besi yang tidak enak dan tertinggal di mulut setelah mengonsumsi sebagian besar suplemen zat besi konvensional. Maka suplemen permen bisa jadi solusi.

"Inovasi ini kami hadirkan sebagai solusi mengatasi anemia dengan cara yang enak tanpa bau besi. Inovasi ini tersedia dalam kemasan yang praktis untuk dikonsumsi di mana saja dan kapan saja dengan rekomendasi satu hari mengonsumsi dua gummy," kata Head of Vitamin Category Kalbe Consumer Health Adelia Theresia.

Suplemen zat besi tersebut mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin B12, dengan rasa jus beri sehingga tidak meninggalkan rasa besi di mulut setelah dikonsumsi. Melalui inovasi terbaru ini diharapkan wanita Indonesia mau mengonsumsi suplemen zat besi sehingga permasalahan anemia pada wanita dapat teratasi. Dengan demikian, wanita pun bisa tetap produktif dan aktif beraktivitas sehari-hari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar