c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 Mei 2025

16:04 WIB

Anak Perlu Soft Skill Untuk Hadapi Dunia Yang Dinamis

Dunia yang akan anak-anak hadapi kelak tak hanya menuntut kecakapan teknis, tapi juga kecerdasan emosional dan sosial yang matang. Karena itu, banyak pula aspek kecakapan yang perlu dipersiapkan.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Anak Perlu Soft Skill Untuk Hadapi Dunia Yang Dinamis</p>
<p id="isPasted">Anak Perlu Soft Skill Untuk Hadapi Dunia Yang Dinamis</p>

Ilustrasi Anak bermain dengan kedua orang tuanya. Shutterstock/Art_Photo

JAKARTA - Teknologi telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Di era digital yang serba cepat ini, profesi baru bermunculan, sementara profesi lama ditinggalkan karena tergantikan oleh sistem otomatis atau kecerdasan buatan.

Dalam situasi seperti ini, orang tua perlu membekali anak dengan keterampilan teknis sejak dini. Misalnya saja coding, kini menjadi pilihan yang semakin populer.

Anggiastri H. Utami, Psikolog Anak dan Keluarga, mengatakan, harapan besar dan kekhawatiran orang tua akan masa depan anak mereka wajar. Karena itu orang tua pun berusaha sekuat tenaga mempersiapkan masa depan anak-anak mereka di tengah dunia yang terus berubah.

"Keterampilan teknis seperti coding memang sangat relevan dan menjanjikan peluang besar di masa depan. Namun, sebagai seorang psikolog anak dan keluarga, saya ingin mengajak kita semua untuk melihat gambaran yang lebih besar," ungkap Anggiastri kepada Validnews baru-baru ini.

Anggiastri melanjutkan, dunia yang akan anak-anak hadapi kelak bukan hanya menuntut kecakapan teknis, tetapi juga kecerdasan emosional dan sosial yang matang. Karena itu, banyak pula aspek kecakapan yang dirasa perlu dipersiapkan oleh orang tua untuk anak mereka.

"Saya sering menemui orang tua yang dengan penuh semangat mendaftarkan anak ke berbagai pelatihan teknologi, berharap anak akan unggul dan lebih siap menghadapi masa depan. Namun, yang sering luput dari perhatian adalah kenyataan bahwa kehidupan profesional dan sosial tidak hanya dibangun dari kemampuan teknis semata," jelasnya.

Anggiastri H  mencontohkan, seorang anak yang mahir coding, belum tentu akan berhasil di dunia kerja jika ia kesulitan bekerja dalam tim, tidak bisa mengelola konflik, atau merasa cemas saat harus berbicara di depan umum.

"Di sinilah pentingnya soft skill," tegasnya.

Keterampilan seperti komunikasi yang efektif, kemampuan menyelesaikan masalah, empati, kerja sama tim, manajemen emosi, hingga kemampuan berpikir kritis adalah fondasi penting yang tidak bisa ditinggalkan. Soft skill inilah yang menjadi penopang bagi anak agar bisa menerapkan hard skill-nya secara optimal dalam kehidupan nyata.

Baca juga: Relevansi Soft Skill Dan Masa Depan Anak

Soft skill juga membuat anak lebih adaptif. Dunia kerja masa depan kemungkinan besar akan menuntut mereka berpindah profesi lebih dari sekali dalam hidupnya.

Akan ada perubahan sistem, teknologi baru, tantangan global, dan dinamika sosial yang tidak bisa diprediksi. Dalam situasi seperti itu, anak-anak yang hanya terpaku pada satu jenis keterampilan akan lebih mudah merasa kewalahan.

Sebaliknya, anak yang punya kemampuan beradaptasi, fleksibel secara mental, dan memiliki kepercayaan diri yang sehat akan lebih siap menghadapi segala bentuk perubahan. Oleh karena itu, daripada berfokus hanya pada satu jenis keterampilan teknis, ia mendorong orang tua untuk membangun keseimbangan.

"Pada akhirnya, anak-anak yang dibekali dengan kombinasi hard skill dan soft skill akan jauh lebih siap menghadapi tantangan dunia yang dinamis," tutur Anggita.

"Mereka mampu bertahan dan tumbuh, serta memberikan kontribusi positif dalam kehidupan. Dan sering kali, mereka bisa menjadi lebih adaptif, lebih tangguh, dan kreatif dari yang pernah dibayangkan sebagai orang tua," imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar