c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

21 Oktober 2025

19:14 WIB

Zulhas: Program Pangan 10 Tahun Tuntas Setahun, Swasembada Jadi Tumpuan

Menko Pangan Zulhas memamerkan sejumlah program pendukung ketahanan pangan tercapai setahun dari yang seharusnya 10 tahun. Swasembada pangan memegang peran kunci ekonomi krusial di daerah.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Zulhas: Program Pangan 10 Tahun Tuntas Setahun, Swasembada Jadi Tumpuan</p>
<p>Zulhas: Program Pangan 10 Tahun Tuntas Setahun, Swasembada Jadi Tumpuan</p>

Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan dalam Townhall Meeting 'Satu Tahun Kemenko Pangan: Setahun Bekerja, Pangan Swasembada, Negara Berdaya' di Ballroom Graha Mandiri, Jakarta, Selasa (21/10). ValidNewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, sejumlah program pendukung ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi nasional berhasil dicapai selama setahun memimpin Kemenko Pangan di pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG), swasembada pangan khususnya beras, dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP). Menurutnya, berbagai program unggulan ini seharusnya memerlukan waktu 10 tahun agar terlaksana, namun bisa dicapai dalam waktu singkat lantaran seluruh kementerian/lembaga terkait bekerja sama.

“Banyak sekali (program), ini pekerjaan 10 tahun, bisa selesai (cepat). Dengan kerja sama, cita-citanya sama, misinya sama. Atas arahan Bapak Presiden, ini setahun belum selesai, alhamdulillah (bisa),” katanya dalam acara Townhall Meeting Satu Tahun Kemenko Pangan: Setahun Bekerja, Pangan Swasembada, Negara Berdaya, Jakarta, Selasa (21/10).

Baca Juga: Mentan Akui Kedelai Impor Masif Akibat RI Patuh IMF dan Pasar Bebas Dulu

Mantan Mendag ini juga merincikan program yang telah berhasil dia koordinasikan. Pertama, program MBG yang dinilai sangat besar dan mendasar bagi Indonesia, serta memberikan dampak luar biasa.

Dia melaporkan, per Oktober 2025, MBG telah menjangkau 38 provinsi, sebanyak 11.900 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sudah beroperasi, dan sekitar 30 juta penerima manfaat MBG dari target 82,9 juta orang. Kedua, swasembada pangan sebagai program unggulan yang juga berperan strategis untuk memenuhi kebutuhan MBG.

“Kita harus swasembada pangan, selain untuk memenuhi kebutuhan, kita harus berdaulat. Alhamdulillah bersama Pak Mentan (Amran Sulaiman) dan teman-teman luar biasa bekerjanya, saya cuma mengkoordinir. Nanti kita bisa lihat hasil pekerjaannya,” ucap dia.

Swasembada Pangan Putar Ekonomi Daerah Rp86,35 T
Berdasarkan datanya, swasembada pangan ditargetkan mampu menyuplai kebutuhan MBG sekaligus sebagai pemutar ekonomi di daerah. Seperti pasokan telur ayam sebanyak 368 ribu ton/tahun atau setara Rp11 triliun/tahun, kemudian kebutuhan daging ayam sebanyak 663 ribu ton/tahun atau setara Rp26,5 triliun/tahun.

Berikutnya, pasokan kebutuhan ikan sebanyak 415 ribu ton/tahun atau senilai Rp17,85 triliun/ton, serta kebutuhan beras sebanyak 2,3 juta ton/tahun yang setara dengan Rp31 triliun/tahun.

Baca Juga: Mentan Klaim Swasembada Pangan 2-3 Bulan Ke Depan, RI Tak Impor Beras Lagi

Berdasarkan hitungan Validnews, pasokan beberapa komoditas pangan bisa memutar perekonomian daerah sekitar Rp86,35 triliun.

“Kalau pangan sudah, makan sudah, anak-anak kita bergizi, badannya kuat sehat, IQ di atas 120, pangan kita cukup, maka langkah bersamanya adalah, ekonomi harus tumbuh,” ungkap Zulhas.

Untuk makin meningkatkan potensi ekonomi daerah itu, pemerintah juga berupaya mengoptimalkan Kopdes Merah Putih (KDMP). Zulhas menegaskan, basis program KDMP adalah penguatan peran masyarakat agar memiliki rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap 'proyek ekonomi'

“Karena masyarakat yang bekerja keras, kreatif, baru bisa produktif. Oleh karena itu, Kopdes Merah Putih ini intinya adalah pemberdayaan. Model bisnisnya dulu yang ditentukan, bukan diberikan uang,” sambung Zulhas.

Baca Juga: Menyigi Kesiapan Negeri Mencapai Swasembada Pangan

Lebih lanjut, dia juga mengklaim berhasil mengoordinasikan kebijakan distribusi pupuk subsidi menjadi lebih pendek dan berhasil memangkas para tengkulak. Tak hanya itu, irigasi pertanian juga dinilai telah berhasil, mengingat Presiden telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk irigasi pertanian.

Selanjutnya, Menko Pangan juga menganggap program Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) sukses yang akan ditetapkan dibangun di 33 lokasi.

Adapun 10 lokasi awal prioritas PSEL, yaitu Bali, DI Yogyakarta, Bogor Raya, Kota Semarang, Kota Medan, DK Jakarta, Kab. Tangerang, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, dan Bandung Raya.

Kemudian, pembangunan 100 desa nelayan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), rencana pembangunan tambak udang, dan rencana pembangunan kapal bagi nelayan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar