c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

20 Mei 2024

08:00 WIB

World Bee Day Ingatkan Peran Penting Lebah Jaga Ketahanan Pangan

Usulan World Bee Day lahir dari keprihatinan jumlah lebah, penyerbuk, dan serangga lainnya semakin berkurang, dan bisa berdampak pada ketahanan pangan.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">World Bee Day Ingatkan Peran Penting Lebah Jaga Ketahanan Pangan</p>
<p id="isPasted">World Bee Day Ingatkan Peran Penting Lebah Jaga Ketahanan Pangan</p>

Ilustrasi Madu dan lebah. Shutterstock/dok

JAKARTA – Sejak 2017, setiap 20 Mei diperingati sebagai hari lebah internasional atau World Bee Day. Di balik sengat yang menakutkan, lebah memiliki kontribusi yang besar bagi manusia.

Lebah menjadi mak comblang bagi berbagai tanaman untuk berkembang biak. Karena itu, lebah punya jasa besar menjaga keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan. Madu dan produk turunannya menjadi bonus yang diberikan lebah bagi manusia.  

Di sisi ketahanan pangan, dilansir dari laman World Bee Day Australia, lebah punya peran penting. Saat terbang mencari madu, lebah membantu penyerbukan sebagian besar tanaman pangan. Hampir dua pertiga produksi pertanian Australia mendapat manfaat dari penyerbukan lebah.

“Tanpa lebah, ketahanan pangan kita terancam,” tulis World Bee Day Australia.

Di sisi keanekaragaman hayati, lebah juga punya peran penting. Menurut World Bee Day Australia, ada lebih dari 20.000 spesies lebah yang ada secara global dan Australia adalah rumah bagi sekitar 2.000 spesies lebah asli. Lebah asli telah berevolusi bersama dengan flora asli Australia yang unik selama ribuan tahun.

Beberapa spesies tumbuhan hanya dapat diserbuki oleh spesies lebah tertentu. Tanpa adanya penyerbukan, spesies tanaman tidak dapat berkembang biak sehingga jika spesies lebah tersebut mati, tanaman tersebut juga akan mati.

“Tanpa lebah, keanekaragaman hayati terancam,” imbuh World Bee Day Australia.

Sementara, mempertahankan keanekaragaman tanaman mendukung jasa ekosistem penting lainnya termasuk membantu mengatur iklim, memurnikan udara dan air, membangun tanah dan mendaur ulang nutrisi.

Karena itu, lebah disebut sebagai spesies kunci yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem. Tanpa lebah, ekosistem akan terancam.

Baca Juga: Peneliti IPB Serukan Pentingnya Jaga Populasi Lebah

Populasi Terancam
Sayangnya, populasi lebah dan penyerbuk lainnya terancam. Ada perusakan habitat alami, praktik pertanian intensif, serta hama dan penyakit hanyalah beberapa alasan rumit yang mendorong penurunan jumlah dan keanekaragaman lebah.

“Dengan memperingati Hari Lebah Sedunia setiap tahunnya, kita dapat meningkatkan kesadaran akan peran penting lebah dan hewan penyerbuk lainnya dalam menjaga kesehatan manusia dan bumi, serta berbagai tantangan yang mereka hadapi saat ini,” sebut Food and Agriculture Organization (FAO) di laman resminya, dikutip Senin (20/5).

Data PBB menyebutkan lebah dan penyerbuk lainnya terancam punah. Tingkat kepunahan spesies saat ini 100 hingga 1.000 kali lebih tinggi dari biasanya akibat dampak manusia. Hampir 35% penyerbuk invertebrata, khususnya lebah dan kupu-kupu, dan sekitar 17% penyerbuk vertebrata, seperti kelelawar, menghadapi kepunahan secara global.

Jika tren ini terus berlanjut, tanaman bergizi, seperti buah-buahan, kacang-kacangan, dan banyak tanaman sayuran akan semakin tergantikan oleh tanaman pokok seperti beras, jagung, dan kentang, yang pada akhirnya akan mengakibatkan pola makan yang tidak seimbang.

Praktik pertanian yang intensif, perubahan penggunaan lahan, penanaman tunggal, pestisida, dan suhu yang lebih tinggi yang terkait dengan perubahan iklim menimbulkan masalah bagi populasi lebah dan, lebih jauh lagi, kualitas makanan hasil pertanian.

Menyadari dimensi krisis penyerbukan dan kaitannya dengan keanekaragaman hayati dan penghidupan manusia, Konvensi Keanekaragaman Hayati telah menjadikan konservasi dan pemanfaatan penyerbuk secara berkelanjutan sebagai prioritas.

Pada tahun 2000, Inisiatif Penyerbuk Internasional (IPI) didirikan (keputusan COP V/5, bagian II) pada Konferensi Para Pihak Kelima (COP V) sebagai inisiatif lintas sektoral untuk mempromosikan penggunaan penyerbuk secara berkelanjutan di bidang pertanian dan ekosistem terkait.

Tujuan utamanya adalah memantau penurunan jumlah penyerbuk, mengatasi kurangnya informasi taksonomi tentang penyerbuk, mengukur nilai ekonomi dari penyerbukan dan dampak ekonomi dari penurunan penyerbukan, dan melindungi keanekaragaman penyerbuk.

Baca Juga: Selamatkan Hutan Kokolomboi Lewat Budidaya Lebah

Sejarah World Bee Day
Tanggal 20 Mei ditetapkan oleh Majelis Umum PBB sebagai Hari Lebah Sedunia berkat upaya pemerintah Slovenia. Usulan pemerintah Slovenia itu didukung Apimondia, Federasi Internasional Asosiasi Peternak Lebah.

Tanggal perayaan ini dipilih karena merupakan hari lahirnya Anton Janša, pionir pemeliharaan lebah modern. Janša berasal dari keluarga peternak lebah di Slovenia, di mana peternakan lebah merupakan aktivitas pertanian penting dengan tradisi yang sudah lama ada.

Dari Slovenia, Janša pindah ke Wina, Austria, untuk mengejar cita-cita menjadi pelukis. Namun, alih-alih menjadi pelukis, Janša justru menjadi guru peternak lebah.

Pada tahun 1769, Ratu Habsburg Maria Theresa ingin meningkatkan pengetahuan tentang peternakan lebah dan sedang mencari guru di sekolah peternakan lebah yang baru didirikan. Janša memutuskan akan berkontribusi lebih banyak dan menularkan pengetahuannya yang mendalam tentang peternakan lebah.

Janša pun menjadi guru peternakan lebah pertama yang diangkat secara kekaisaran di Augarten di Wina. Dengan status barunya ini, Janša tak hanya menyebarkan ilmu beternak lebah di Austria. Lewat dua bukunya, Razpravo o rojenju čebel (Diskusi tentang Kerumunan Lebah) yang ditulis pada 1771 dan Popolni nauk o čebelarstvu (Panduan Lengkap untuk Peternakan Lebah) di 1775, ia mengajarkan ilmu itu ke berbagai negara.

Usulan menjadikan 20 Mei sebagai Hari Lebah Sedunia diajukan Republik Slovenia pada Konferensi Regional FAO pada 2016. Setahun kemudian, proposal Hari Lebah Sedunia diajukan untuk dipertimbangkan pada Sesi ke-40 Konferensi FAO. Hingga, pada 2017 Majelis Umum PBB dengan suara bulat mencanangkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Lebah Sedunia.

Di 2023 lalu, tema peringatan Hari Lebah Sedunia adalah mendorong adalah praktik pertanian berkelanjutan yang menghargai peran vital penyerbuk, termasuk lebah, di alam. Tahun ini, FAO mengajak generasi muda untuk lebih terlibat dalam upaya konservasi lebah dan penyerbuk, serta mengakui mereka sebagai penjaga lingkungan di masa depan.

“Kampanye tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pemuda dan pemangku kepentingan lainnya tentang peran penting lebah dan penyerbuk lainnya di bidang pertanian, keseimbangan ekologi, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan melibatkan generasi muda dalam kegiatan peternakan lebah, inisiatif pendidikan, dan upaya advokasi, kita dapat menginspirasi generasi baru pemimpin lingkungan dan memberdayakan mereka untuk memberikan dampak positif bagi dunia,” sebut PBB di laman resminya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar