c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

17 Mei 2024

15:16 WIB

Peneliti IPB Serukan Pentingnya Jaga Populasi Lebah

Lebah sangat dibutuhkan sebagai penyerbuk utama dari 75% sampai 80% semua tumbuhan yang memerlukan proses tersebut. Penurunan populasi lebah bisa mengancam produksi pangan dan pakan ternak

<p>Peneliti IPB Serukan Pentingnya Jaga Populasi Lebah</p>
<p>Peneliti IPB Serukan Pentingnya Jaga Populasi Lebah</p>

Warga memanen madu lebah raksasa (Apis dorsata binghami) alam liar di Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, Kamis (21/3/2024). Antara Foto/Irwansyah Putra

JAKARTA - Peneliti lebah dari IPB University Prof Damayanti Buchori mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh pihak dalam menjaga populasi lebah. Pasalnya, peran lebah dalam ekosistem sangat penting, termasuk untuk penyerbukan tanaman.

"Hal yang sederhana yang bisa kita lakukan sebetulnya adalah menanam. Kita bisa menanam berbunga, menanam pohon-pohonan, jadi menanam tanaman yang menjadi sumber pakan bagi lebah, karena lebah bisa hidup di mana-mana tapi mereka butuh pakan," ujar Prof Damayanti saat diskusi dalam rangka Pekan Keanekaragaman Hayati 2024, Jumat (17/5).

Masyarakat juga bisa berkontribusi dengan membantu pengawasan atau monitoring untuk memastikan populasi lebah di alam. Salah satunya menggunakan aplikasi yang sudah tersedia.

Keterlibatan semua pihak, lanjutnya, diperlukan mengingat peran lebah di dalam ekosistem. Ia mengingatkan, saat ini terjadi fenomena global dimana terjadi penurunan populasi lebah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Direktur Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University itu mengatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan populasi lebah itu termasuk perubahan fungsi lahan dan penggunaan pestisida yang membunuh lebah. Padahal, lebah sangat dibutuhkan sebagai penyerbuk utama dari 75% sampai 80% semua tumbuhan yang memerlukan proses tersebut.

Jika terjadi penurunan populasi lebah lebih jauh, maka, akan terjadi kerusakan rantai makanan dengan tidak berkembangnya tumbuh-tumbuhan yang berujung mempengaruhi pangan untuk satwa lain dan juga manusia.

Ia pun mengingatkan, kondisi itu juga mulai terjadi di Indonesia, yang tercatat memiliki 46 spesies lebah tak bersengat di seluruh kepulauannya.

"Belum lama ini kita melakukan studi di Indonesia, walaupun itu masih kuesioner, tapi kita menemukan bahwa 57% dari peternak lebah mengatakan, populasi lebah mereka juga menurun," serunya.

Meski belum mengetahui penyebab pasti fenomena itu terjadi di Indonesia, dia memperkirakan, penurunan pakan lebah dan pestisida yang menjadi faktor dari fenomena tersebut.

Berkembangnya Hama
Damayanti menyebut, mulai berkurangnya hewan penyerbuk dapat dilihat salah satunya dari serangan hama ke tanaman. Di Indonesia, jutaan hama belalang kembara telah merusak tanaman di Sumba Timur dan bergerak ke Sumba Tengah serta Sumba Barat Daya.

"Di Indonesia, salah satu kejadian penting yang juga menandakan adanya kerusakan lingkungan adalah dengan merebaknya hama belalang kembara di Sumba Timur," ungkapnya.

Salah satu dugaan adalah karena perubahan iklim dan perubahan ekosistem di kawasan tersebut. Damayanti menerangkan, di beberapa negara Eropa dan Amerika telah ditemukan fakta adanya penurunan populasi lebah yang kemudian dikenal dengan Global Pollinator Decline. Padahal lebih dari 75% tanaman pangan membutuhkan hewan penyerbuk untuk menghasilkan buah.


Ilustrasi Seorang pria menghisap madu kelutut langsung dari sarang lebah. dok. Shutterstock/Shahjehan 


Faktor yang menjadi perhatian semua pihak, kata dia, kekurangan tanaman pangan bisa menjadi pemicu krisis di dunia sehingga peperangan di dalam negara maupun antarnegara bisa saja terjadi karena kelaparan. Apabila tidak ada tindakan nyata dari penduduk dunia untuk menjaga lingkungan hidup, 50 tahun ke depan dapat dipastikan akan terjadi kerusakan besar yang merugikan manusia.

Populasi hewan penyerbuk mulai berkurang, sejatinya terjadi seiring dengan habitatnya yang terganggu akibat bencana alam yang disebabkan ulah manusia. Seperti banjir dan kekeringan akibat kurang bijaksana memanfaatkan air dan pembangunan yang kurang berpihak pada kelestarian lingkungan.

Saat ini yang lebih diperlukan adalah adanya kearifan manusia dalam menyikapi kondisi krisis di bumi. "Yang kita perlukan adalah political will, kemauan untuk menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability)," imbuhnya.

Lebah Jadi Pahlawan
Sebelumnya, Kepala Pusat Riset Biosistematik dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  Cibinong Prof Rosichon Ubaidillah MPhil PhD menjelaskan, Lebah (Apoidea-Anthophila) adalah Peterygota yang memiliki kekerabatan dengan tawon dan semut. Iadikenal karena perannya sebagai penyerbuk serta dapat menghasilkan madu, royal jelly, propolis, dan lilin lebah.

Lebah adalah kelompok monofiletik dalam Apoidea yang saat ini disebut sebagai Anthophila yang terdiri dari 20.400 spesies dalam 7-9 famili. Lebah ini juga memiliki proboscis panjang untuk mengisap nectar bunga dengan kekuatan antena yang terdiri dari 13 segmen pada lebah jantan dan 12 segmen pada lebah betina disertai kaki belakang yang memiliki pollen basket.

Lebih lanjut dijelaskan, lebah disebut sebagai pahlawan bagi manusia dan kesehatan alam karena lebah memiliki sejumlah manfaat. Di antaranya madu dan produk lainnya yang berkhasiat sebagai obat, dan peran lebah sebagai penyerbukan untuk persediaan makanan dan regenerasi tumbuhan

“Banyak nilai yang dihasilkan lebah bagi makanan dan nutrisi, pakan ternak, bahan untuk industri dan penyerbukan. Ini membuktikan peran lebah sebagai penyedia pangan dan nutrisi, dan lebah penyerbuk sebagai bagian dari jejaring ekosistem, yakni sangat penting baik di ekosistem pertanian maupun dalam ekosistem kehutanan,” kata Prof Rosichon.

Lebih lanjut, Prof Rosichon menjelaskan interaksi antara tanaman dan serangga penyerbuk dan perubahan iklim, adalah jaringan yang sangat kompleks dan masih belum dipahami. Sehingga dalam proses pengembangannya sangat diperlukan adanya berbagai penelitian terkait untuk dapat meningkatkan jumlah produksi dalam memberi manfaat bagi kehidupan manusia dan alam.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar