21 Desember 2023
20:43 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Konsumsi masyarakat menjadi kunci utama untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Setidaknya, konsumsi masyarakat harus tumbuh 5%, bahkan 5,2%, agar pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2%.
“Jadi untuk pertumbuhan 2024, Kementerian Keuangan masih melihat potensi kita tumbuh di sekitar 5,2%. Kunci dari Indonesia kalau mau tumbuh di angka itu adalah konsumsi,” kata Suahasil, seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis (21/12).
Konsumsi masyarakat merupakan penyumbang proporsi yang tinggi dalam produk domestik bruto Indonesia. Wamenkeu menilai pada 2024 potensi konsumsi masih terlihat dari gerak ekonomi masyarakat dan gerak ekonomi rumah tangga, terlebih dengan adanya rangkaian kampanye pemilihan umum (pemilu) mendatang.
Selain itu, Wamenkeu juga mengharapkan penyelenggaraan Pemilu dapat memberikan keyakinan kepada investor sehingga mendorong angka investasi.
“Kita termasuk negara yang cukup matang menurut saya melakukan pemilu. Jadi semoga dunia usaha bisa terus melihat dan tidak menunda keputusan investasinya,” ujar dia.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,94% pada Kuartal III/2023
Potensi berikutnya dari pertumbuhan ekonomi disampaikan Wamenkeu berasal dari terjaganya inflasi. Inflasi Indonesia yang relatif moderat di bawah 3% menjadi modal utama menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga secara keseluruhan.
Karena itu, Wamenkeu mengatakan, pemerintah akan terus menjaga kestabilan inflasi di Indonesia.
“Tentu memang banyak yang bertanggung jawab di sini, bukan hanya pemerintah. Semoga kita jaga bersama dan dengan demikian kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2024,” tambah Wamenkeu.
Dalam kesempatan terpisah, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini memperkirakan konsumsi atau belanja masyarakat akan bertambah Rp294,5 triliun, karena penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Meskipun nilai tersebut diperkirakan hanya akan mencapai 4,2 % dari total konsumsi masyarakat pada 2024, tapi pemilu dan pilkada diyakini akan menggerakkan perekonomian nasional.
Prospek Perekonomian Tetap Baik Di 2024
Senada, Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Caroline Rusli mengatakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 diperkirakan tetap stabil didukung oleh potensi meningkatnya belanja kampanye menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) di Februari dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak November.
Karena itu, prospek perekonomian Indonesia tetap baik di 2024 meskipun ada potensi perlambatan ekonomi global. "Prospek perekonomian domestik masih baik, di tengah potensi perlambatan ekonomi global," kata Caroline di Jakarta, Kamis (21/12), dikutip dari Antara.
Caroline menambahkan, pencairan subsidi sosial yang massif diharapkan dapat membantu memulihkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat bawah. Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu menopang perekonomian dalam jangka pendek terutama dalam mendorong daya beli masyarakat segmen bawah dan menengah ke bawah dengan biaya hidup yang terus melonjak.
Dari sisi inflasi, berlalunya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan sinergi pengendalian inflasi yang baik antara Bank Indonesia dan pemerintah baik pusat maupun daerah akan membuat inflasi tetap terkendali dan rendah.
Baca Juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Capai 4,7-5,5%, di 2025 4,8-5,6%
"Potensi peralihan kebijakan moneter global yang lebih akomodatif di tahun depan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menjadi lebih akomodatif," ujarnya.
Di sisi lain, ia menuturkan beberapa faktor risiko yang perlu dicermati bagi perekonomian yakni arah kebijakan suku bunga acuan global, meningkatnya tensi risiko geopolitik, serta daya beli masyarakat segmen bawah dan menengah ke bawah.
Selain itu, keterbatasan fiskal Amerika Serikat (AS) dalam menopang perekonomian juga dapat menjadi faktor risiko bagi pasar finansial global.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mematok angka pertumbuhan ekonomi pada level 5% untuk tahun depan dalam rencana anggaran tahunan BI (RATBI) 2024.
“Kami sampaikan pertumbuhan ekonomi domestik pada 2024 kami perkirakan dapat mencapai 5%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (13/11).
Prediksi tersebut lebih rendah dibandingkan prognosa pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,01%. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan dipengaruhi oleh permintaan domestik, terutama kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), penyelenggaraan pemilu, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sementara itu, inflasi diperkirakan sebesar 3,2% pada tahun depan, lebih tinggi dari prognosa 2023 yang sebesar 2,84%. Peningkatan pada proyeksi tersebut mempertimbangkan permintaan yang masih baik dan dampak dari nilai tukar rupiah yang lebih lemah.