06 November 2024
17:21 WIB
Wamenkeu Imbau Anak Muda Tak FOMO Dan Takut Ketika Mau Berinvestasi
Kemenkeu mengimbau anak muda untuk tidak latah ketinggalan tren alias FOMO dan takut kala memulai perjalanan investasi. Kesuksesan finansial tak ditandai dengan kepemilikan barang-barang mewah.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
OJK, BI, Kemenkeu, dan LPS melalui 'Like It' mendorong anak muda Indonesia capai masa depan dengan berinvestasi di pasar keuangan, Jakarta, Rabu (6/11). Validnews ID/ Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengimbau masyarakat untuk tidak latah ketinggalan tren (Fear Of Missing Out/FOMO) dan takut dalam memulai perjalanan investasi. Lantaran anak muda masa kini menganggap kesuksesan secara finansial ditandai dengan kepemilikan atas barang-barang mewah.
Dia menekankan, kesuksesan secara finansial tidak identik dengan sekadar memiliki barang-barang mewah terus pamer. Menurutnya, tidak semua tren yang seliweran di sekitaran harus dan patut untuk anak muda ikuti.
"Sukses secara finansial itu tidak identik dengan sekadar memiliki barang-barang mewah terus pamer. Ini bukan sukses secara finansial yang kita maksud, makanya jangan sekedar FOMO, takut kalo enggak ikut tren. Jangan sekadar ingin punya barang karena teman yang lain sudah punya," katanya dalam acara Like It: Literasi Keuangan Indonesia Terdepan, Jakarta, Rabu (6/11).
Dia pun mengajak anak muda hari ini bisa untuk mulai kembali menilai dan memilah jenis investasi apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan sesuai dengan profil masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menghindari kondisi FOMO yang tidak perlu dari pengaruh luar.
"Yang kita penuhi adalah kebutuhan kita, bukan hanya sekadar kebutuhan saat ini, tapi juga kebutuhan masa depan," sebutnya.
Baca Juga: BEI: FOMO Bisa Bikin Investor Merugi
Selain itu, Suahasil kembali mengingatkan, anak muda hari ini juga tidak boleh mudah terombang-ambing dengan paparan bermacam informasi yang beredar di berbagai media.
Untuk itu, ia meminta agar anak muda Indonesia terus belajar mengenai investasi dan produk-produknya secara cermat dari sumber tepercaya.
"Kita gabung dengan berbagai macam komunitas, belajar dari yang lain, dan jangan takut untuk mulai berinvestasi. Tetapi tetap dipikirkan bagaimana investasi sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan yang kita mampu," tegasnya.
Tiga Alasan Literasi Keuangan Penting
Di samping itu, Suahasil juga mengungkapkan, ada tiga alasan utama mengapa belajar mengenai sektor keuangan menjadi penting. Pertama, belajar sektor keuangan dapat membuat tingkat literasi meningkat, sehingga dapat membawa anak muda mencapai kemandirian finansial.
"Teman-teman yang masih muda ini tentu ingin mandiri secara finansial di masa depan. Kalau dengan mempelajari sektor keuangan, mempelajari perbankan, mempelajari produk, lalu mempelajari asuransi, maka makin lama akan makin mandiri secara finansial," kata dia.
Baca Juga: Dear Gen Z, Ini Dia 3 Fenomena Yang Negatif Untuk Keuangan Pribadi
Kedua, belajar sektor keuangan secara berkelanjutan juga dapat membuat anak muda memiliki keputusan investasi yang lebih bijak. Tak kalah penting, upaya yang sama juga dapat membuat anak muda mengetahui risiko dan return yang akan didapat dari berinvetasi secara persis.
"Kita bisa memutuskan (investasi) ke depannya karena dikembalikan ke diri kita, dan dirasa-rasa (sesuai) dengan preferensi pribadi individu masing-masing. semakin kita mempelajari, maka kita bisa buat keputusan investasi sendiri yang lebih baik," imbuhnya.
Ketiga, pembelajaran sektor keuangan di tahap terliterasi akan membuat anak muda semakin ajek dalam mengelola finansial pribadinya. Khususnya, bagi anak muda yang sudah mulai memiliki pendapatan.
Literasi keuangan yang dipahami juga dapat berperan penting bagi anak muda yang hendak memulai memikirkan untuk berutang lewat kartu kredit perbankan maupun ke P2P lending secara bijaksana.
"Maka dengan mempelajari (sektor keuangan) lebih baik, kita akan lebih bisa melakukan asesmen dan mengelola masa depan dengan lebih baik. Literasi keuangan adalah tentang merencanakan masa depan kita lebih baik," tandasnya.