c

Selamat

Rabu, 19 November 2025

EKONOMI

19 November 2025

12:35 WIB

Wamen Investasi: Lokasi DME di Wilayah Tambang Bukit Asam!

Wamen Investasi dan Hilirisasi membidik lokasi proyek hilirisasi batu bara menjadi DME berlokasi tak jauh dari PT Bukit Asam Tbk. Tambang utama PTBA berlokasi di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumsel.

<p class="query-text-line ng-star-inserted" id="isPasted">Wamen Investasi: Lokasi DME di Wilayah Tambang Bukit Asam!</p>
<p class="query-text-line ng-star-inserted" id="isPasted">Wamen Investasi: Lokasi DME di Wilayah Tambang Bukit Asam!</p>
Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu memberi keterangan ketika ditemui di sela-sela Antara Business Forum, Jakarta, Rabu (19/11/2025). Antara/Putu Indah Savitri

JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu membidik lokasi proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) berlokasi tak jauh dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

“Kan salah satu yang sejak awal didorong untuk masuk ke DME adalah Bukit Asam. Jadi pastinya mungkin lokasinya akan di wilayah sana,” ujar Todotua melansir Antara, Jakarta, Rabu (19/11).

Baca Juga: PTBA Siapkan Lahan 600 Hektare Untuk Kawasan Hilirisasi Batu Bara

Info saja, tambang utama PTBA berlokasi di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah membidik DME untuk menjadi pengganti dari LPG, sehingga Indonesia dapat mengurangi impor LPG.

Perkiraan total konsumsi LPG pada 2026 kurang lebih sekitar 10 juta metrik ton (MT). Akan tetapi, kapasitas produksi nasional kurang lebih di angka 1,3-1,4 juta MT per tahun.

Kesenjangan antara kebutuhan nasional dan kapasitas produksi tersebut menyebabkan Indonesia mengalami defisit LPG sekitar 8,6 juta MT, yang akhirnya dipenuhi dengan impor. Oleh karena itu, pemerintah mendorong proyek DME untuk mengurangi angka impor LPG.

Tak hanya hilirisasi batu bara menjadi DME, Todotua juga menyampaikan bahwa nantinya PTBA akan terlibat dalam proyek pengembangan Synthetic Natural Gas (SNG) dari batu bara.

SNG merupakan gas hasil olahan batu bara yang menyerupai gas bumi. Produk tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri.

Baca Juga: PTBA Ungkap Hilal Proyek DME, Siap Groundbreaking Tahun Depan?

Terkait proyek SNG, Todotua menjelaskan, PT Bukit Asam sudah berkonsolidasi dengan PGN dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).

“Nanti sintetik gasnya ini akan dimanfaatkan PGN akan bawa itu untuk disalurkan ke sektor industri. Pusri akan pakai ini untuk menjadi produk amonia,” kata Todotua.

Sepanjang 2025, PTBA bersama PGN fokus pada studi kelayakan guna mengkaji potensi pembangunan fasilitas produksi SNG, jaringan pipa, serta skema bisnis yang memungkinkan.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, pemerintah masih mencari perusahaan penyedia teknologi proyek gasifikasi batu bara menjadi DME antara China atau Eropa. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua wilayah tersebut memiliki teknologi yang efisien untuk proyek tersebut.

Baca Juga: PTBA: China Jadi Best Practice Gasifikasi Batu Bara

Meski belum ada keputusan final, Bahlil menegaskan, opsi teknologi hilirisasi batu bara jadi DME terbaik ada di antara dua kawasan tersebut.

Nantinya, perusahaan penyedia teknologi ini akan bermitra dengan BPI Danantara, sebagai pihak yang telah menerima pre-Feasibility Study (pre-FS) dari Satgas Percepatan Hilirisasi soal 18 proyek hilirisasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar