27 Desember 2024
18:16 WIB
Wamen BUMN: RUPTL Akan Diputus Januari Dan PLN Tambah Kapasitas 71 GW
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) akan diputuskan pada Januari 2025. Pemerintah juga membidik PT PLN untuk menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 GW.
Editor: Khairul Kahfi
DEPOK - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengonfirmasi, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) akan diputuskan pada Januari 2025. Pihaknya juga membidik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 GW.
“Kami tadi diskusi sedikit mengenai RUPTL 2025-2034, yang saat ini sedang dalam proses persetujuan. Nanti, rencananya dengan Menteri ESDM Bahlil dengan Menteri Keuangan akan rapat final, mungkin di Januari memutuskan,” ujar Kartika di PT PLN (Persero) UIP2B Jamali Depok, Jumat (27/12) melansir Antara.
Dalam diskusi tersebut, Kartika juga mengatakan, PLN berkomitmen untuk mulai membangun pembangkit listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara maksimal pada 2025.
“Kami akan membangun 71 GW kapasitas baru nanti, 2025–2034, di mana mayoritasnya memang EBT,” sebut Tiko, sapaan akrabnya.
Baca Juga: IESR: Transisi Energi Terganjal Minimnya Komitmen Politik
Lebih lanjut, Kartika juga mengatakan, PLN akan menggunakan smartgrid dan membangun inter-island grid antara Sumatera-Jawa dan Kalimantan-Jawa. Dengan demikian, kapasitas EBT yang diproduksi di Sumatera dan Kalimantan dapat ditarik ke Jawa.
Dengan rencana yang besar tersebut, pemerintah berusaha untuk menyeimbangkan antara ketahanan energi, keterjangkauan energi, serta keberlanjutan energi.
“Itu rencana ke depan, 10 tahun ke depan,” jelasnya.
Sebelumnya, dalam agenda RDP bersama Komisi XII DPR RI, Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, pihaknya akan menambah pembangunan pembangkit listrik yang berkapasitas 68 gigawatt (GW) hingga 2033.
"Dari 68 gigawatt, di mana 46 gigawatt-nya berbasis pada renewable energy, artinya 67 persen penambahan pembangkit 10 tahun mendatang berbasis pada energi baru terbarukan," ujar Darmawan, Senin (2/12).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya bersama Kementerian ESDM tengah membuat model bersama untuk mempercepat pengembangan EBT. Dalam model tersebut, terdapat tambahan kapasitas pembangkit 100 GW hingga tahun 2040, di mana 75%-nya berbasis EBT.
Pasokan Listrik Nataru Jawa-Bali Aman
Dalam kesempatan sama, Wamen Tiko juga memastikan keandalan pasokan listrik selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
“Kami tadi melihat kontrol sistemnya, memastikan bahwa ketersediaan pasokan listrik untuk Natal dan tahun baru baik,” ujar Tiko saat meninjau Posko Siaga Kelistrikan Natal dan Tahun Baru PLN UIP2B Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Sebenarnya, lanjut dia, kebutuhan listrik selama masa libur Nataru 2024-2025 justru lebih rendah apabila dibandingkan dengan hari-hari biasa. Sebab banyak perkantoran yang tidak beroperasi.
Oleh karena itu, ia meyakini, reserve margin kelistrikan selama Nataru dapat memenuhi kebutuhan listrik.
Baca Juga: Bos PLN Jamin Keandalan Pasokan Listrik Saat Nataru
Sementara itu, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Evy Haryadi menyampaikan, PLN sudah menyiapkan sebesar 500 KV untuk memenuhi sistem kelistrikan Jawa-Bali.
“Dipastikan penyalurannya sampai dengan transmisi 150 KV dan 70 KV dengan baik. Untuk Natal dan tahun baru ini, sistem kami, khususnya di Jawa-Bali ini cukup, jadi cadangan kita mencapai 40% lebih karena beban turun," terang Haryadi.
Ia memperkirakan, beban listrik puncak pada perayaan tahun baru hanya mencapai 26.000 MW dan cadangannya mencapai sekitar 46.000 MW.
“Jadi, itu sangat cukup. Untuk pengendalian transmisi, pemeliharaan juga sudah dilakukan,” urainya.
Lebih lanjut, Haryadi menjelaskan, PLN sudah membuka sekitar 4 ribu posko untuk kesiapan Natal dan tahun baru. Seluruh posko tersebut dilengkapi dengan peralatan yang cukup memadai.
“Kami yakin bahwa khusus untuk tahun baru, karena Natal juga sudah berjalan dengan baik, kami amankan dengan baik,” jelasnya.