13 September 2024
15:50 WIB
VIDA: Pelindungan Tradisional Tak Memadai Hadapi Ancaman Digital
Ancaman digital kian kompleks, memerlukan langkah-langkah keamanan yang lebih proaktif untuk melindungi rekening pengguna.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Ilustrasi serangan siber file berbahaya. Sumber: kaspersky
JAKARTA - Founder dan CEO VIDA, Niki Luhur mengatakan langkah-langkah pelindungan tradisional untuk kini sudah tidak lagi memadai untuk menghadapi kompleksitas ancaman digital.
"Dalam situasi di mana serangan siber terhadap aset digital semakin canggih, langkah-langkah keamanan proaktif sangat diperlukan. Otentikasi biometrik menjadi solusi kunci untuk memastikan keamanan transaksi digital, terutama untuk melindungi dompet digital dari akses yang tidak sah," kata Niki dalam pernyataan resmi, Jumat (13/9).
Salah satu yang menarik perhatian adalah insiden peretasan platform kripto yang menjadi sorotan masyarakat belakangan ini. Niki mengatakan, di tengah era digital yang terus berkembang pesat, aset kripto telah menjadi salah satu instrumen keuangan paling diminati, namun risiko keamanannya juga meningkat secara signifikan.
Baca Juga: Kemenkominfo Akan Latih 1 Juta Talenta Soal Keamanan Siber
"Insiden peretasan yang terus melonjak pada platform digital, termasuk pada sektor kripto, memberikan peringatan penting bagi para pemilik aset digital untuk mengambil langkah pelindungan yang lebih kuat," ucapnya.
Menurut penuturan Niki, selain penipuan digital di sektor kripto, ada empat jenis penipuan lainnya yang yang juga meningkat. Pertama penipuan yang dihasilkan AI (AI-Generated Fraud). Ancaman seperti deepfake dan konten palsu yang dihasilkan kecerdasan buatan.
Kedua rekayasa sosial (Social Engineering) dengan manipulasi psikologis yang dilakukan untuk mendapatkan akses ilegal ke akun pengguna.
Ketiga pengambilalihan akun (Account Takeover) yakni pencurian identitas untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun digital.
Keempat pemalsuan dokumen dan tanda tangan. Ini dilakukan dengan pemalsuan dokumen elektronik dan tanda tangan digital yang sering kali menjadi alat penipuan.
Untuk menyikapi jenis-jenis penipuan digital tersebut VIDA meluncurkan solusi VIDA Identity Stack. Dan dalam sektor kripto, VIDA juga menghadirkan dua solusi utama yang bisa ditawarkan.
Seperti misalnya PhoneToken, solusi ini menghubungkan akun pengguna dengan perangkat terverifikasi, memastikan transaksi hanya dapat dilakukan dari perangkat yang sah, dan mencegah akses tidak sah.
Baca Juga: Marak Serangan Siber, OJK Minta Bank Perkuat Sistem Keamanan
Lalu ada FaceToken yang menggantikan metode verifikasi tradisional seperti SMS dengan teknologi pengenalan wajah yang lebih aman, memberikan lapisan perlindungan tambahan serta kemudahan penggunaan bagi pengguna.
"Solusi-solusi ini tidak hanya memberikan keamanan lebih kuat, tetapi juga memastikan kontrol penuh bagi pengguna atas akun dan aset digital mereka," ucapnya.
Dengan semakin meningkatnya ancaman penipuan digital, Niki mengatakan solusi seperti VIDA Identity Stack menjadi semakin relevan dalam melindungi aset digital. Teknologi biometrik dan kecerdasan buatan AI memungkinkan deteksi penipuan secara real-time, memberikan perlindungan menyeluruh terhadap identitas digital pengguna.
"Solusi VIDA Identity Stack tidak hanya menciptakan kepercayaan dan kenyamanan bagi pengguna di ekosistem digital, tetapi juga menawarkan keamanan yang mampu mencegah 99,9% penipuan identitas berbasis deepfake dan AI di Indonesia," tandasnya.