15 November 2023
10:10 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
SAN FRANSISCO - Menko Ekonomi Airlangga Hartarto siap menyambut kerja sama perdagangan lebih konkret dengan Jepang. Hal ini disampaikannya kepada Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi di sela rangkaian Pertemuan Menteri Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF).
Pertemuan berlangsung konstruktif, dengan membicarakan eksplorasi berbagai peluang kerja sama di berbagai sektor seperti energi terbarukan, teknologi, infrastruktur, perikanan, dan progres perundingan dalam IPEF.
Mengawali pertemuan, Menteri Nishimura menyampaikan keinginan kuat untuk segera menyelesaikan seluruh pilar IPEF secara substansi. Harapannya, dapat memperkuat sektor industri dan mempercepat proses transisi energi sesuai inisiatif AZEC.
Tak ketinggalan, Jepang juga berkeinginan untuk memperkuat kerja sama dengan seluruh negara ASEAN melalui IPEF. Bahkan, Jepang telah mendapatkan persetujuan kabinet untuk mengalokasikan sekitar US$1 miliar melalui proyek-proyek konkret pada IPEF.
“Kami menantikan kerja sama dengan Jepang di Pilar II, Pilar III, dan Pilar IV IPEF,” tegas Menko Airlangga menanggapi Menteri Nishimura dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (14/11).
Baca Juga: JICA Siap Dukung Pemerataan Pembangunan Indonesia
Sebagai informasi, Pilar II IPEF menyoal tentang rantai pasok (supply chain), Pilar III tentang ekonomi bersih (clean economy), dan Pilar IV tentang ekonomi adil (fair economy).
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa Pilar I IPEF belum sesuai target penyelesaian, karena terdapat sejumlah isu di beberapa chapter yang memerlukan pembahasan lebih lanjut.
Salah satu fokus pemerintah Indonesia saat ini adalah mineral kritis atau critical mineral.
“Presiden Joko Widodo telah menyuarakan pentingnya penguatan rantai pasok critical mineral, pada saat pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden,” ungkap Airlangga.
Dia juga mengungkapkan, pentingnya pengembangan kendaraan listrik (Electric Vehicles/ EV) Jepang di Indonesia. Mengingat, sekitar 90% kendaraan Indonesia merupakan produk Jepang dan berharap pelaku usaha Jepang dapat kerja sama mempercepat pengembangan EV di Indonesia.
Menko Airlangga juga mengajak Jepang untuk bekerja sama pada proyek energi bersih.
“Indonesia memiliki potensi besar untuk Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk solar panel energy, dan geothermal energy. Kami mengajak Jepang berinvestasi pada sektor tersebut,” sebut Airlangga.
Pada pembahasan terkait digitalisasi, Jepang sangat membuka diri untuk berdiskusi mendalam terkait isu-isu digital yang menjadi fokus utama Indonesia dan berharap digitalisasi dapat membantu pengembangan industri UMKM di Indonesia.
Airlangga menyampaikan, besarnya potensi semi-konduktor di Indonesia sebagai penghasil silika yang menjadi bahan baku semi-konduktor yang dibutuhkan dunia.
“Indonesia ingin menjadi penyedia kebutuhan semi-konduktor dunia sebagai alternatif pasar selain China,” tegasnya.
Karena itu, Indonesia membutuhkan investasi dan kerja sama dari Jepang dalam pengembangan infrastruktur digital dan peningkatan kualitas SDM pelajar Indonesia untuk pengembangan semi-konduktor.
Menutup pertemuan bilateral, Menteri Nishimura berharap kedua negara dapat mengatasi hambatan perdagangan termasuk produk agro dan perikanan. Menko Airlangga berharap, agar terdapat keseimbangan akses pasar produk perikanan Indonesia di Jepang, dan produk perikanan berkualitas Jepang di Indonesia.
Perkuat Kerja Sama Perdagangan Internasional
Terpisah, Menkeu Sri Mulyani saat mewakili Menko Airlangga dalam agenda IPEF for Prosperity Pillar I Ministerial Meeting menyatakan Indonesia berupaya keras untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan internasional.
"Memperkuat kerja sama di bidang perdagangan internasional agaknya menjadi salah satu misi penting dalam agenda kunjungan kerja saya ke San Francisco kali ini," ujarnya sebagaimana dikutip dari akun @/smindrawati, Selasa (14/11).
Sejak tahun lalu, lanjutnya, Indonesia telah tergabung dalam IPEF yang merupakan kumpulan negara mitra ekonomi di kawasan Indo-Pasifik dengan cakupan 40% PDB global serta 28% perdagangan barang-jasa dunia.
Baca Juga: Pemerintah Yakinkan Jepang Jadi Investor Industri Farmasi dan Alkes
Pertemuan pada Senin (13/11), Menkeu Sri ungkap, merupakan keempat kalinya para Menteri Keuangan IPEF berkumpul. Menkeu pun menyampaikan harapan Indonesia agar para negara mitra IPEF dapat saling memperkuat kerja sama dan investasi.
"Indonesia berharap para mitra IPEF akan terus saling memperkuat kerja sama dan investasi, khususnya untuk menyelesaikan topik-topik yang butuh tindak lanjut seperti ekonomi digital, pertanian dan inklusivitas, ketenagakerjaan, serta lingkungan," ucap Bendahara Negara.
Lebih lanjut, Menteri Sri juga mengapresiasi kemajuan substansial pilar perdagangan IPEF sekaligus berkomitmen untuk terus berkolaborasi bersama mitra IPEF lainnya.
"Indonesia sangat mengapresiasi kemajuan substansial dari pilar perdagangan IPEF selama ini dan berkomitmen untuk terus berkolaborasi bersama para mitra IPEF demi menciptakan perekonomian global yang stabil dan meningkatkan kesejahteraan wilayah mitra IPEF," tutupnya.