30 September 2024
09:32 WIB
Tumbuh 17,28%, SMF Cetak Laba Semester I/2024 Rp285 M
SMF berhasil mencetak laba sebesar Rp285 miliar, tumbuh lebih tinggi 17,28% (yoy) dibanding capaian di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp243 miliar.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Direktur Sekuritisasi & Pembiayaan SMF Heliantopo, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo, dan Direktur Keuangan & Operasional SMF Bonai Subiakto dalam pemaparan Kinerja Semester I/2024, Lampung, Minggu (29/9). ValidNewsID/ Khairul Kahfi
LAMPUNG - Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial Ananta Wiyogo menyampaikan, Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang positif selama semester I/2024. SMF berhasil mencetak laba sebesar Rp285 miliar, tumbuh lebih tinggi 17,28% (yoy) dibanding capaian di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp243 miliar.
Di sisi lain, SMF juga berhasil menumbuhkan aset Perseroan menjadi Rp51,82 triliun. Aset meningkat 13,39% dibanding aset di pengujung 2023 yang sebesar Rp45,70 triliun.
“(Capaian kinerja keuangan semester I/2024) lebih tinggi…Peningkatan ini mencerminkan kinerja yang solid di tengah tantangan ekonomi,” katanya dalam pemaparan Kinerja Semester I/2024 dan Media Gathering, Lampung, Minggu (29/9).
Sejalan dengan tujuan pengentasan backlog perumahan, SMF sebagai fiscal tools pemerintah selama 2018-Juni 2024 telah menyalurkan porsi 25% KPR FLPP sebesar Rp24,07 triliun, yang setara dengan 654.430 unit rumah. Dibanding kinerja semester I/2023, kinerja porsi 25% FLPP SMF terhitung meningkat 9,67% (yoy).
Ananta menilai, angka tersebut menunjukkan, SMF telah menyalurkan dana dengan multiplier 2,58 kali dari Penyertaan Modal Negara yang diterima khusus untuk FLPP, yaitu sebesar Rp9,33 triliun.
“Ini merupakan upaya Perseroan dalam berkontribusi terhadap pengurangan beban fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta mendorong akses masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah layak huni yang terjangkau,” tuturnya.
Baca Juga: PT SMF Klaim BI Rate Naik Tak Berdampak ke Penyaluran Kredit KPR
Perseroan mengoptimalkan ketersediaan dana melalui penerbitan obligasi untuk mendukung target penyaluran pembiayaan perumahan, memastikan pendanaan yang lebih efisien dengan bunga kompetitif, dan memperkuat sektor perumahan di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo mengungkapkan, Perseroan juga telah mengalirkan dana melalui pembiayaan dan sekuritisasi yang hingga per semester I/2024 terealisasi sebesar Rp113,59 triliun. Adapun jumlah penyaluran pembiayaan ini naik 8,37 kali dibandingkan dengan modal disetor sekitar Rp14,33 triliun.
Menurutnya, aliran dana tersebut menegaskan peran strategis Perseroan sebagai penyedia likuiditas bagi lembaga penyalur pembiayaan perumahan sehingga proses penyaluran pembiayaan kepada masyarakat berjalan optimal. Langkah ini diharapkan dapat mengakselerasi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
“Kami melihat kondisi pasar primer perumahan masih menghadapi tantangan. Akan tetapi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga, peluang untuk pasar perumahan pada umumnya masih terbuka,” jelas Heliantopo.
Hingga Semester I 2024, SMF telah menerbitkan obligasi sebanyak enam kali dengan total nilai Rp7,68 triliun, termasuk social bonds sebesar Rp3,5 triliun untuk pendanaan KPR FLPP. Dengan demikian, dari awal penerbitan surat utang di 2009 sampai Juni 2024 telah dilakukan 63 kali penerbitan dengan jumlah Rp64,95 triliun.
Penerbitan tersebut terdiri dari 50 kali penerbitan obligasi/sukuk berupa penawaran umum sebesar Rp60,16 triliun; 12 kali Medium Term Notes dalam bentuk penawaran terbatas sebesar Rp4,67 triliun, termasuk di dalamnya penerbitan Sukuk Mudharabah SMF I melalui penawaran terbatas; dan satu kali penerbitan Surat Berharga Komersial sebesar Rp120 miliar.
Ke depan, SMF berencana untuk menerbitkan surat utang atau sukuk tambahan, baik konvensional maupun berbasis sosial, dengan memperhatikan kondisi pasar dan suku bunga.
“Melalui program Tanggung Jawab Sosial, Perseroan juga turut mendukung pengentasan backlog kelayakan hunian di Indonesia, melalui program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh senilai Rp36,4 miliar untuk 521 rumah di 24 wilayah di Indonesia yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara,” ucapnya.
Rilis Kajian Perumahan Baru
Dalam kesempatan sama, Ananta juga menginformasikan, SMF sebagai Sekretariat Ekosistem Perumahan secara aktif melakukan kajian dan memberikan masukan kebijakan untuk meningkatkan pembiayaan perumahan. Salah satunya melalui penyusunan policy paper yang merupakan hasil kolaborasi SMF Research Institute bersama Kementerian PUPR, Kemenkeu, Bappenas, dan Kemenko Perekonomian.
Policy Paper tersebut menghasilkan rekomendasi beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sektor perumahan.
“Di antaranya seperti program perumahan yang tersegmentasi, pembiayaan bagi pekerja informal, Asset Recycling, serta peningkatan peran Pemerintah Daerah,” jabarnya.
Baca Juga: SMF Ungkap 2 Tantangan Utama Program 3 Juta Perumahan Prabowo-Gibran
SMF juga turut mendukung Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) untuk penyediaan pembiayaan perumahan hijau dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dengan menyalurkan Dana Hibah dari Build Change sebesar US$50.000 untuk pilot project IGAHP bersama BPR Nusamba Cepiring di Kendal, Jawa Tengah dan BPRS Patriot Bekasi, Jawa Barat.
Hingga akhir 2024, Ananta menekankan, SMF akan berfokus pada pencapaian target bisnis sebagai liquidity provider bagi lembaga keuangan. Agar penyaluran pembiayaan perumahan dapat terus bertumbuh serta mendukung program pemerintah dalam KPR FLPP sebagai salah satu upaya untuk pengentasan backlog perumahan.
“Optimalisasi peran SMF dalam sekretariat ekosistem pembiayaan perumahan juga akan terus dilakukan melalui kajian-kajian komprehensif yang dilakukan melalui SMF Research Institute, serta monitoring implementasi pilot project dan memperluas potensi kerja sama pendanaan untuk IGAHP,” ungkapnya.