c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

08 November 2024

08:06 WIB

Trump Jadi Presiden Lagi, Dunia Usaha RI Khawatir Kenaikan Suku Bunga

Kemenangan Donald Trump di pilpres AS berpotensi memicu penguatan dolar AS sehingga membuat rupiah melemah, yang berpotensi BI menaikkan suku bunga.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Trump Jadi Presiden Lagi, Dunia Usaha RI Khawatir Kenaikan Suku Bunga</p>
<p id="isPasted">Trump Jadi Presiden Lagi, Dunia Usaha RI Khawatir Kenaikan Suku Bunga</p>

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam  (kiri) dalam diskusi Bersama media di Jakarta, Kamis (7/11). ValidNewsID/ Aurora KM Simanjuntak

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memberikan pandangannya mengenai pilpres Amerika Serikat yang kembali dimenangkan Donald Trump sebagai orang nomor satu AS.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam memproyeksi, kemenangan Trump sebagai presiden AS akan diikuti dengan penguatan dolar AS. Buntutnya, otomatis nilai tukar rupiah akan melemah.

"Mengenai Trump, saya sih bukan ahli ekonomi, tapi Gubernur BI menyatakan bahwa kalau Trump menang, itu akan terjadi penguatan dolar AS, jadi ada capital inflow dari kacamata Amerika," ujarnya dalam diskusi Bersama media di Jakarta, Kamis (7/11).

Baca Juga: Analis: Waspada Kebijakan Proteksionisme Dagang Trump

Adapun penguatan dolar AS ini memicu capital outflow dari Indonesia atau aliran modal asing keluar. Sementara bagi Amerika, terjadi capital inflow atau aliran modal asing masuk.

"Jadi capital inflow di Amerika, entah dari Indonesia, dari India. Tapi kan kita butuh capital untuk investasi, menjaga transaksi berjalan kita jangan sampai minus lebih dari 2%," kata Bob.

Apabila terjadi capital outflow dari Indonesia, otomatis nilai tukar rupiah jadi lemah. Sederhananya, rupiah lesu karena permintaan dolar AS tetap tinggi, tapi pasokan dolar AS-nya berkurang.

Nah, apabila demikian, tugas Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral adalah menstabilkan nilai tukar rupiah. Salah satu kebijakan moneter yang ditempuh adalah menaikkan suku bunga atau BI Rate.

"Kalau misalnya terjadi pembalikan (capital outflow), konsekuensinya, pemerintah akan pegang suku bunga untuk menjaga," imbuhnya.

Baca Juga: Antisipasi Kebijakan Trump, Indonesia Perlu Naikkan Daya Saing Industri

Apabila BI sampai menaikkan suku bunga, Apindo mengaku itu akan memberatkan dunia usaha RI. Hanya saja, Bob tidak membeberkan secara rinci apa yang menjadi kekhawatiran dunia usaha RI.

Namun, beberapa dampak kenaikan BI Rate antara lain, kenaikan suku bunga bank, harga properti, harga saham.

Adapun saat ini, BI Rate berada di level 6,00% per 16 Oktober 2024. Sementara kurs JISDOR di level Rp15.767 per dollar AS.

"Nah kenaikan suku bunga akan memberatkan dunia usaha, dan tambah teler lagi. Itu yang kita lihat dari statement Gubernur BI," tutup Bob.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar