10 Mei 2023
20:20 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA – PT Trakindo Utama (Trakindo) melakukan uji coba performa Green Diesel Genset Cat 3516E menggunakan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Biodiesel 40% (B40) untuk buktikan kemampuan mesin dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
General Manager Power System Trakindo Erwin Muljosantoso menjelaskan, rangkaian uji coba ini meliputi dua tahapan, yakni melalui steady state performance dan transient performance, yang akan dilakukan sebanyak tiga kali dengan pengujian menggunakan bahan bakar yang berbeda, yaitu Full HVO, Full B40 dan juga campuran 50% antara HVO dengan B40.
“Dari uji coba unjuk performa Cat 3516E dapat disimpulkan bahwa Cat 3516E dapat dioperasikan menggunakan bahan bakar B40 yang sesuai dengan ketentuan penggunaan biodiesel di Indonesia tanpa mengorbankan unjuk kerja genset,” jelas Erwin dalam konferensi pers, Rabu (10/5).
Cat 3516E/3000 kVA merupakan jenis genset back up yang populer di industri data center seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagai gambaran, untuk unit genset paling standar membutuhkan setidaknya diatas 640 liter HVO perjam dalam beban maksimum. Sedangkan untuk genset sendiri Trakindo mematok harga US$510.000.
Jika dirincikan, artinya sebuah data center setidaknya harus mengeluarkan Rp7,5 miliar (konversi rupiah saat ini) untuk memiliki genset ramah lingkungan ini. Sedangkan bahan bakar sendiri dalam satu jam membutuhkan Rp9 juta.
"Genset itu seperti rumah, dia memiliki konfigurasi yang berbeda beda. Ada yang punya dua kamar, tiga kamar, jadi nilai ini juga bukan angka pasti," katanya.
Baca Juga: Airlangga Jamin B35 Tidak Ganggu Pasokan Minyak Goreng
Unit-unit genset Caterpillar sendiri memiliki kemampuan untuk bisa menahan beban tiba-tiba (block load) sebesar 100% dari kapasitas genset nominal walaupun menggunakan bahan bakar HVO dan atau menggunakan B40 sekalipun.
“Kandungan NOx dan CO di emisi gas buang genset Caterpillar model 3516E yang menggunakan bahan bakar HVO ataupun B40 masih di bawah ambang batas yang dipersyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia,” tambah Erwin.
Sebagai informasi, Pemerintah pada Januari lalu resmi meningkatkan persentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35) 1 Februari 2023.
Direktur Bio Energi Dirjen EBTKE Edi Wibowo memaparkan karakteristik yang dimiliki oleh biodesel ini mirip seperti bahan bakar solar, bahkan bisa lebih bagus.
"Program mandatory biodiesel ini untuk mendorong atau mensupport percepatan bauran energi 23% pada tahun 2025 nanti," ujarnya.
Ia menerangkan program B35 tahun ini, menargetkan penyaluran biodiesel sebesar lebih dari 13,15 juta kiloliter (kL), yang akan menghemat devisa sekitar US$10,75 miliar atau setara Rp161 triliun.
Program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.
Untuk diketahui, Indonesia sudah memulai menerapkan pencampuran BBN jenis Biodiesel sejak tahun 2006 dengan B25, kemudian 2016 dengan B20, terakhir mencapai program B30 di tahun 2020 secara nasional.
Pemanfaatan Genset Untuk Pusat Data Center
Perkembangan dunia teknologi yang semakin pesat, menjadikan pusat data (data center) memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung kehidupan sehari-hari, tanpa terkecuali untuk keperluan operasional bisnis di berbagai sektor industri.
Memahami pentingnya kinerja genset yang optimal namun tetap ramah lingkungan dalam menunjang kinerja data center, mendorong PT Trakindo Utama (Trakindo), penyedia solusi alat berat Cat® di Indonesia hadirkan Cat 3516E/3000 kVA.
Data center sendiri merupakan fasilitas tempat untuk menempatkan perangkat server penyimpanan data berukuran raksasa yang membutuhkan listrik yang hidup stabil selama 24/7.
Untuk itu, dibutuhkan sistem power supply dan unit generator set (genset) yang mumpuni, sehingga suplai energi listrik tidak terputus, memiliki penanganan downtime yang cepat dan akhirnya tidak mengganggu operasional bisnis pelanggan.
Mengutip data dari International Energy Agency (IEA), tercatat bahwa konsumsi listrik data center secara global pada tahun 2021 mencapai 220-320 TWh (Terawatt-hour), atau sekitar 0,9-1,3% dari permintaan listrik dunia.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Implementasi B35 Hemat Devisa Rp161 Triliun
Secara umum genset merupakan salah satu support system yang dapat diandalkan dalam menunjang kinerja data center. Penggunaan genset yang dapat beroperasi menggunakan bahan bakar rendah karbon bisa menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam mendukung penerapan Green Data Center.
Terlebih, HVO merupakan bahan bakar jenis diesel terbarukan green diesel atau D100 yang termasuk dalam kategori bahan bakar rendah yang dapat disebut sebagai sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh Industri data center dan bisa mendorong percepatan Net Zero Emission di Indonesia.
“Trakindo berharap bisa menunjukkan bahwa performa dari unit Cat 3516E yang menggunakan HVO dan ataupun B40 masih memenuhi standar kualitas back up power di industri data center, sehingga kesadaran akan lingkungan di Indonesia semakin meningkat terutama dalam mitigasi aksi perubahan iklim dan mendorong percepatan Net Zero Emission Indonesia,” tandasnya.