c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Agustus 2024

19:02 WIB

Tokocrypto: Halving Bitcoin Tahun Ini Penuh Peluang Dan Tantangan 

Tokocrypto menyebut siklus halving sebelumnya dan menemukan bahwa reli bull biasanya dimulai pada Q4

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p id="isPasted">Tokocrypto: <em>Halving&nbsp;</em>Bitcoin Tahun Ini Penuh Peluang Dan Tantangan&nbsp;</p>
<p id="isPasted">Tokocrypto: <em>Halving&nbsp;</em>Bitcoin Tahun Ini Penuh Peluang Dan Tantangan&nbsp;</p>

Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023). ValidNewsID/Arief Rachman

JAKARTA - Bitcoin (BTC) telah memulai tahun 2024 dengan penuh optimisme, melonjak lebih dari 40% di tengah peluncuran ETF Bitcoin di Amerika Serikat dan peristiwa halving yang mengurangi pasokan Bitcoin baru ke pasar. 

Namun meskipun terdapat dorongan awal ini, perjalanan Bitcoin selama kuartal terakhir tahun ini menjadi fokus perhatian para investor dan trader.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, berbeda dari siklus sebelumnya, harga Bitcoin pada 2024 mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebelum halving.

“Ini suatu fenomena yang memunculkan spekulasi tentang potensi terjadinya "super megacycle" dalam tahun halving ini,” kata Dyqieh dalam pernyataan tertulis dikutip, Kamis (22/8).

Namun, lebih dari 123 hari sejak halving terjadi, harga Bitcoin belum berhasil melampaui titik tertinggi sebelumnya, bahkan turun 13% dalam sebulan terakhir. 

“Hal ini memicu perdebatan di kalangan pelaku pasar tentang kemungkinan reli di kuartal keempat 2024,” ungkap dia.

Dalam pantauan Validnews Kamis (22/8) pada pukul 12:37 WIB, Bitcoin berada di zona hijau, naik 3,13% dalam 24 jam terakhir. Membuat harga per koinnya menjadi Rp947,504 juta.

Baca Juga: 16 Oktober 2024 Jadi Batas Akhir Pendaftaran Izin Pedagang Kripto, Ini Kata Asosiasi

Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global saat ini mencapai Rp33,435.07 triliun, meningkat 1.85% selama sehari terakhir. Volume pasar kripto total selama 24 jam terakhir adalah Rp1,100.66 triliun, yang membuat meningkat 14.13%. 

Fyqieh Fachrur, melihat bahwa meskipun siklus pasar saat ini mungkin memerlukan waktu lebih panjang dibandingkan siklus sebelumnya, potensi bagi Bitcoin untuk mencapai rekor tertinggi baru tetap sangat terbuka. 

Dia optimis bahwa meski ada tantangan dalam melampaui level resistensi kunci, momentum positif yang sedang terbentuk akan mendorong Bitcoin menuju pencapaian nilai tertinggi dalam waktu dekat.

Meski begitu, Fyqieh menekankan bahwa investor harus tetap waspada dan siap mengambil peluang, karena dinamika pasar dapat berubah dengan cepat dan membawa Bitcoin ke level baru yang lebih tinggi. 

Menurutnya, nilai Bitcoin akan kemungkinan besar meningkat di kuartal IV 2024. Data dari CoinGlass mengungkapkan bahwa Bitcoin selalu mencatat imbal hasil positif pada Q4 selama tahun-tahun halving, dengan keuntungan yang signifikan pada tahun 2016 dan 2020.

"Selain itu, Bitcoin juga mencatatkan imbal hasil positif dalam delapan dari 11 tahun antara 2013 dan 2023, dengan rata-rata keuntungan sebesar 88%. Jika sejarah menjadi panduan, ada kemungkinan 73% bahwa Bitcoin akan menguat pada kuartal keempat 2024," jelasnya.

Kenaikan dan Hambatan Bitcoin
Lebih lanjut Fyqieh menganalisis siklus halving sebelumnya dan menemukan bahwa reli bull biasanya dimulai pada Q4. Menurutnya, harga Bitcoin saat ini berada dalam fase akumulasi, yang menunjukkan potensi kenaikan setelah memasuki kuartal terakhir 2024.

Namun, resistensi kuat masih menjadi tantangan besar. Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa harga Bitcoin tetap berada di bawah rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200 hari selama tujuh hari terakhir. 

Hambatan ini, menurut Model In/Out of the Money Around Price (IOMAP), menunjukkan bahwa likuiditas sisi permintaan yang tinggi diperlukan untuk mendorong harga Bitcoin melewati EMA 200 hari di US$63.423 dan keluar dari konsolidasi saat ini.

Baca Juga: Bappebti-OJK Buka Suara Soal Medsos Kripto yang Diblokir Kominfo

Menurut Fyqieh tekanan resistensi dari EMA 200 hari mencerminkan kondisi pasar yang berhati-hati, di mana investor menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum mendorong harga lebih tinggi. 

Fyqieh mencatat bahwa potensi reli di Q4 sangat mungkin terjadi, tetapi akan sangat bergantung pada bagaimana pasar bereaksi terhadap berbagai faktor makroekonomi, termasuk kebijakan moneter global dan sentimen investor terhadap aset digital.

"Rapat Fed AS dari pertemuan bulan Juli telah memperkuat spekulasi potensi penurunan suku bunga pada bulan September. Ini memicu spekulasi atas reli di sektor keuangan yang lebih luas, apalagi pasar kripto. Sektor yang siap memperoleh keuntungan yang signifikan. Suku bunga yang lebih rendah secara umum meningkatkan kepercayaan pasar, mendorong partisipasi investor yang lebih besar," ujarnya.

Selain itu, Fyqieh memperingatkan bahwa jika Bitcoin gagal menembus resistensi kunci ini, potensi penurunan ke level US$57.500 atau bahkan US$54.500 menjadi semakin nyata.

"Pasar saat ini sedang mencari arah yang jelas, dan jika kita melihat ketidakmampuan Bitcoin untuk menembus level resistensi penting, maka kita mungkin akan melihat tekanan jual yang lebih besar," analisanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar