c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

25 Juli 2023

15:10 WIB

Tok! BI Tahan BI7DRR 5,75% Sepanjang Semester I/2023

Keputusan Bank Sentral yang mempertahankan suku bunga BI7DRR, diikuti juga dengan mempertahankan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Tok! BI Tahan BI7DRR 5,75% Sepanjang Semester I/2023
Tok! BI Tahan BI7DRR 5,75% Sepanjang Semester I/2023
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama jajarannya memberikan keterangan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay

JAKARTA – Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Dengan demikian, Bank Sentral telah mempertahankan suku bunga di level yang sama sepanjang semester I/2023.

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 24 dan 25 Juni 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG-BI Edisi Juli 2023, Jakarta, Selasa (25/7).

Lebih lanjut, keputusan Bank Sentral yang mempertahankan suku bunga BI7DRR, diikuti juga dengan mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. 

Perry menjelaskan, keputusan mempertahankan suku bunga konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi terkendali dalam kisaran 3,0±1% di sisa 2023, begitu juga untuk mengakomodasi inflasi di 2024 sebesar 2,5±1%

Baca Juga: LPEM FEB UI: BI Harus Pertahankan Kebijakan Suku Bunga 5,75%

Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah juga terus diperkuat guna mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar Rupiah. 

“Fokus kebijakan pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan barang impor atau imported inflation dan rambatan ketidakpastian pasar keuangan global,” sebutnya. 

Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial dapat mendorong kredit pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan hijau. 

Pada kesempatan sama, Perry menekankan, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran juga terus didorong untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital. 

“Bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran Bank Indonesia tersebut terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tegasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar