23 November 2023
16:26 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
TUBAN - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman lakukan panen dan tanam padi di Desa Ngadipuro dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban pada hari ini, Kamis (23/11). Kegiatan ini diklaim Amran sebagai bentuk gerak cepat Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produksi beras nasional di masa tanam (MT) I periode Oktober 2023 hingga Maret 2024.
“Ini namanya ‘tanam culik’. Selesai panen, langsung kita tanam. Ini tujuannya untuk meningkatkan produksi dan menekan importasi,” ujar Amran dikutip dari keterangan resminya, Kamis (23/11).
Panen yang dihadiri Amran ini diketahui untuk luas lahan 77 hektare (ha) dengan hasil produksi rata-rata 7,5 hingga 8 ton per ha, sementara untuk gerakan tanam dilakukan di lahan seluas 388 ha dengan varietas padi yang ditanam adalah Inpari 32.
“Yang kita tanam hari ini Insyaallah akan kita panen pada bulan kedua 2024, Februari,” tuturnya.
Baca Juga: Kementan Kejar Produksi Beras 35 Juta Ton
Amran menuturkan, petani di Kecamatan Widang berencana menanam 3.750 ha di November 2023 dan 3.250 ha di bulan Desember 2023. Sedangkan untuk Kabupaten Tuban berencana akan menanam padi di 7.000 ha pada November 2023 dan 12.000 ha di Desember 2023.
Selain itu Amran juga mengapresiasi kerja keras petani di Kabupaten Tubah yang secara konsisten telah membantu meningkatkan stok cadangan beras nasional, sehingga menjadikan Kabupaten Tuban memperoleh predikat nomor 1 penyuplai beras dan jagung di Indonesia.
“Kita bisa menyuplai pangan Indonesia dari Tuban. Ini pangan harus kita jaga. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Saya yakin kita bisa tingkatkan produksi dengan kebersamaan kita semua,” ucap Amran.
Baca Juga: Kementan Optimis Produksi Beras Cukup Hingga Akhir Tahun
Lebih lanjut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam gerakan panen dan tanam tersebut mengatakan, saat ini Kabupaten Tuban telah mencapai IP300 atau tanam dan panen tiga kali setahun. Diketahui Kabupaten Tuban masih tetap panen di musim kemarau karena mendapat air melalui suplai sungai Bengawan Solo.
“Data year on year September 2023, kita Jawa Timur surplus 9,23%. Prediksi BPS sampai bulan Desember kita tetap tertinggi di antara 10 provinsi. Produksi Padi di Jawa Timur tertinggi di Indonesia tahun 2020, 2021, 2022, dan 2023 karena sinergitas di antara seluruh tim pertanian,” kata Khofifah.
Bersamaan dengan kegiatan panen dan tanam padi ini, Kementan juga memberikan bantuan benih padi dan jagung tahun 2023 ke Provinsi Jawa Timur dengan total sebesar Rp62 miliar dan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) prapanen sebanyak 2.252 dengan total Rp57 miliar.
Sedangkan untuk Kabupaten Tuban mendapat alokasi bantuan benih padi dan jagung senilai Rp1,7 miliar dan 5 unit alsintan prapanen senilai Rp450 juta.