c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

17 Oktober 2023

08:39 WIB

Kementan Kejar Produksi Beras 35 Juta Ton

Kementerian Pertanian mendorong seluruh kepala daerah tingkatkan produksi beras yang targetnya 35 juta ton di musim panen mendatang.

Penulis: Erlinda Puspita

Kementan Kejar Produksi Beras 35 Juta Ton
Kementan Kejar Produksi Beras 35 Juta Ton
Petani memeriksa kondisi padi penghasil beras Koshihikari (Japonica Koshihikari) di lahan penelitian padi kawasan Pondok Pesantren Al Zaytun, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaj

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) dorong seluruh kepala daerah untuk meningkatkan produksi pangan sebagai upaya menekan laju inflasi. Produksi pangan dikejar untuk mencapai target terutama produksi beras sebanyak 35 juta ton di musim panen yang akan datang. Besaran target tersebut diklaim Kementan naik dibandingkan target sebelumnya yaitu 31 juta ton.

Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi menegaskan, peningkatan produksi beras merupakan tanggung jawab bersama setiap daerah untuk mencukupi kebutuhan nasional. 

Oleh karena itu, dia menjanjikan bagi daerah yang berhasil memproduksi beras dalam jumlah tinggi, maka akan memperoleh penghargaan (reward) atau hadiah khusus.

Hal ini dilakukan menurut Arief agar masing-masing wilayah produsen beras bisa berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

“Kementerian Pertanian akan memberikan reward untuk saudara-saudara kita dinas pertanian di seluruh Indonesia yang mampu memproduksi beras cukup banyak,” ujar Arief dalam agenda Gerakan Pangan Murah Serentak dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (16/10).

Baca Juga: Ada El Nino, BPS Proyeksi Produksi Beras Anjlok 650.000 Ton

Dalam mendorong pencapaian target 35 juta ton beras, Arief meminta Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP), Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), dan Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) untuk bekerja sama dengan unit Eselon I dan lainnya dalam menyediakan benih unggul, ketersediaan pupuk, dan kesiapan penyuluh. 

Selain itu juga dibutuhkan sinergitas dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam menggerakkan elemen di daerah, salah satunya penyuluh.

“Tolong nomor telepon semua penyuluh diserahkan kepada Pak Tito (Menteri Dalam Negeri/Mendagri) untuk membantu siapapun dalam memecahkan masalah, bisa menghubungi penyuluh yang tersedia,” tuturnya.

Arief menilai, peran penyuluh di lapangan sangat membantu para petani. Ini terbukti berdasarkan hasil kunjungannya pekan lalu ke Karawang, yaitu banyaknya kendala di lapangan seperti wilayah mana yang memiliki hama burung, tikus, dan lainnya.

“Burung hantu yang kita gak pernah lihat di kota, ternyata sangat bermanfaat di lapangan (sawah). Banyak hal-hal seperti  ini yang perlu disampaikan oleh seluruh penyuluh di Indonesia. Tidak mungkin pembangunan pertanian berhasil tanpa penyuluh,” kata Arief.

Baca Juga: Peringatan BPS: Harga Gula Pasir, Beras, dan Cabai Terus Naik

Lebih lanjut, saat ini upaya yang dilakukan untuk menstabilkan harga beras salah satunya kata Arief adalah penyaluran beras sebanyak 640 ribu ton untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“640 ribu ton beras ini harus terbagi habis dalam 3 bulan untuk 21,3 juta KPM. Ini tugas yang diberikan Pak Presiden kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Bulog ya. Tidak boleh main-main, karena ini untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan seluruh Indonesia,” ujarnya.

Kemudian, Mendagri Tito Karnavian juga mengaku akan fokus membantu stabilisasi harga pangan di seluruh daerah sebagai upaya mengendalikan inflasi. 

Upaya ini, kata Tito, dilakukan dengan melakukan zoom in sehingga bisa mengetahui langsung daerah mana saja yang surplus dan defisit pangan, serta kondisi pangan di setiap pasar.

“Satgas pangan di setiap daerah harus turun cek stok atau kondisi pangan setiap hari di pasar-pasar, terutama 9 bahan pokok yang sekarang jadi 12. Kalau ada kenaikan harga, segera cek lakukan intervensi. Apakah suplai yang kurang atau distribusinya yang macet, sehingga kita dapat menekan inflasi,” ungkap Tito. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar