c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

08 April 2024

13:45 WIB

THR Bikin Dompet Masyarakat Tebal, Pacu Konsumsi Di Daerah 

Tambahan pendapatan berupa THR yang diterima hampir bersamaan oleh masyarakat justru positif memacu konsumsi dan mendorong perekonomian nasional saat Idulfitri.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>THR Bikin Dompet Masyarakat Tebal, Pacu Konsumsi Di Daerah&nbsp;</p>
<p>THR Bikin Dompet Masyarakat Tebal, Pacu Konsumsi Di Daerah&nbsp;</p>

Warga menukarkan uang rupiah baru di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Menjelang Idulfitri 2024, masyarakat mendapat tunjangan hari raya (THR) hampir bersamaan. Tambahan pendapatan tersebut menjadi stimulus bagi masyarakat untuk melakukan konsumsi dan hal ini berpotensi mendongkrak perekonomian.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal membenarkan, pada momentum Lebaran, konsumsi memang meningkat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Alasannya, karena ada dorongan additional income dari THR.

Terlebih lagi, sambung Faisal, tidak hanya aparatur sipil negara (ASN) yang menerima THR, melainkan pegawai swasta juga ikut mendapat THR. Dengan demikian, menurutnya, ada penyebaran dan pembagian additional income THR dalam waktu serentak menjelang Lebaran yang turut berdampak positif ke konsumsi dan ekonomi.

"Ketika tambahan pendapatannya diberikan di waktu yang hampir bersamaan, konsumsi juga dilakukan pada waktu bersamaan, dan ini memberikan efek dorongan ekonomi," ujar pengamat ekonomi itu kepada Validnews, Senin (8/4).

Faisal juga menyampaikan dari sisi spending atau belanja, cenderung terjadi persebaran lantaran masyarakat tidak hanya belanja di kota-kota besar saja. Saat Idulfitri, masyarakat pulang kampung ke daerah asalnya dan banyak membelanjakan THR di sana.

Hal itu, lanjutnya, membedakan arus perputaran uang yang biasanya hanya terfokus di kota-kota besar. Sementara saat momentum lebaran, terjadi penyebaran perputaran uang, khususnya di daerah yang menjadi tujuan para pemudik.

Faisal menerangkan, biasanya masyarakat hanya melakukan belanja di daerah domisili atau tempat mereka tinggal untuk bekerja. Berbeda dengan momentum Lebaran, karena aktivitas belanjanya justru tersebar di daerah lokasi mudik.

"Ini artinya ada penyebaran, perputaran uang di daerah-daerah yang tidak lagi hanya di perkotaan besar. Ini yang membedakannya (saat Lebaran)," kata Direktur Eksekutif CORE.

Empat Sektor Cuan Saat Lebaran
Tambahan pendapatan masyarakat akan mendongkrak belanja, dan itu tentu berdampak positif bagi beberapa sektor usaha di Indonesia. Faisal pun membeberkan sedikitnya ada empat sektor usaha yang meraup cuan saat momentum Idulfitri, seperti transportasi, makanan dan minuman, akomodasi, serta ritel.

Dia mengatakan kinerja sektor transportasi mengalami peningkatan karena didorong aktivitas mudik dan cuti bersama. Itu mencakup transportasi darat seperti kereta api, bus, travel, serta moda transportasi laut dan udara.

"Jelas, transportasi mengalami peningkatan dari sisi aktivitasnya karena mudik dan cuti bersama. Orang melakukan mobilitas dalam waktu yang bersamaan, sehingga pelayanan dan kebutuhan sektor transportasi itu meningkat," tuturnya.

Kemudian, Pengamat Ekonomi CORE itu menilai momentum libur Lebaran berkaitan dengan leisure atau waktu senggang. Dengan demikian, menurutnya, kinerja sektor akomodasi serta makanan dan minuman (mamin) turut mengalami peningkatan seiring dengan naiknya permintaan.

Dia mencontohkan, bisnis di sektor akomodasi dan mamin yang meraup cuan itu mencakup hotel, penginapan, tempat wisata, restoran, dan kafe. Utamanya, bisnis yang berlokasi di daerah-daerah tujuan para pemudik Lebaran 2024.

"Lalu, selain transportasi dan leisure, adalah ritel. Penjualan barang-barang, bisnis makanan, pakaian dan juga alat atau produk yang berkaitan dengan souvenir, bagi-bagi angpau itu yang meningkat biasanya," tutup Faisal.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar