c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

22 Desember 2023

13:46 WIB

Tersisa Dua Tahun, Target Bauran EBT Baru Terpenuhi 60%

Rendahnya bauran EBT tak lepas dari pengaruh pandemi covid-19

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Tersisa Dua Tahun, Target Bauran EBT Baru Terpenuhi 60%
Tersisa Dua Tahun, Target Bauran EBT Baru Terpenuhi 60%
Ilustrasi pembangkit EBT. Tampak pada foto udara susunan panel surya pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Antara Foto/Raisan Al Farisi

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan hingga akhir tahun ini, pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) baru sekitar 60% dari target yang telah ditetapkan.

Dia pun mengakui bauran EBT saat ini masih jauh untuk mencapai target 23% pada tahun 2025 mendatang. Ini berarti, tinggal tersisa waktu dua tahun untuk mengejar sisa target 40%.

"Masih kurang lebih 60% dari target, padahal dua tahun lagi," ucapnya dalam Seminar Nasional: 'Outlook Perekonomian Indonesia' di Jakarta, Jumat (22/12).

Baca Juga: PLN Gandeng Maharaksa Biru Energi Kembangkan Biomassa STAB

Arifin mengatakan, rendahnya capaian target bauran EBT itu tak lepas dari sejumlah hal, mulai dari pandemi covid-19, hingga belum masifnya infrastruktur pendukung energi baru dan terbarukan.

Karena itu, masifikasi penggunaan EBT harus segera diprogramkan, salah satunya lewat pembangunan infrastruktur. Dalam hal ini, pemerintah merencanakan pembangunan jaringan transmisi untuk mengakses sumber EBT yang melimpah di Indonesia.

"Kita harus perbaiki lagi regulasi dan kebijakan yang bisa menarik investasi. Selain itu, kita harus create demand, bagaimana demand listrik baru yang tumbuh cukup signifikan ke depan dan itu semua diisi oleh EBT," kata Arifin.

Selanjutnya, pemerintah juga mengupayakan sejumlah efisiensi energi, antara lain pemanfaatan sumber gas alam untuk menggantikan LPG yang notabene berasal dari impor.

"Efisiensi salah satunya memanfaatkan sumber gas alam untuk menggantikan LPG yang impornya lebih dari 5,5 juta ton per tahun dan trennya terus meningkat," sebut dia.

Di sisi lain, produksi gas bumi Indonesia terus bertambah dengan sejumlah temuan cadangan baru yang akan dipercepat produksinya.

Karena itu, bukan hanya transmisi listrik yang harus diperbanyak, melainkan juga transmisi gas untuk masuk ke rumah tangga, restoran, maupun hotel untuk menggantikan LPG yang masih impor.

"Termasuk juga aspek keamanan energi dalam negeri harus bisa kita tumbuh kembangkan," imbuhnya.

Baca Juga: Resmikan PLTS Terapung Cirata, Jokowi: Nomor Satu Di ASEAN

Arifin menambahkan, dalam rangka mendongkrak bauran EBT, pemerintah terus meningkatkan pemanfaatan kendaraan listrik, baik roda dua maupun roda empat.

Penciptaan ekosistem kendaraan listrik, sambung Arifin, harus paralel dengan pengembangan fasilitas pendukung. Tanpa hal tersebut, maka skala keekonomian akan sulit untuk tercapai.

"Maka kita harus bangun infrastruktur ini, kita harus siapkan energi yang mudah dan terjangkau, serta menarik investasi sehingga banyak yang masuk ke dalam negeri," tandas Arifin Tasrif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar