05 Juli 2024
20:03 WIB
Terapkan Pertanian Sirkular, GGF Budi Daya Maggot Untuk Pupuk Organik
Menerapkan pertanian sikurlar, Great Giant Food (GGF) membudidayakan maggot untuk menguraikan limbah hasil produksi, dan menjadikannya bahan baku pupuk organik.
Penulis: Aurora K M Simanjuntak
Editor: Fin Harini
Pegawai menerangkan budidaya maggot yang dilakukan PT Great Giant Foods untuk diolah menjadi pupuk. ValidNewsID/ Aurora KM Simanjuntak
JAKARTA - Pelaku industri pertanian dan perkebunan, Great Giant Food (GGF) menerapkan praktik pertanian sirkular dengan mengolah kembali limbah (waste) hasil produksi menjadi kompos. Nantinya, kompos itu digunakan lagi untuk pupuk perkebunan GGF.
Presiden Direktur Great Giant Foods Tommy Wattimena mengatakan pihaknya membudidayakan maggot atau Black Soldier Fly (BSF) untuk mengolah limbah atau sampah organik hasil produksi perkebunan dan pertanian. Adapun limbah organik itu di antaranya berupa sisa buah-buahan seperti nanas, pisang, dan jambu.
Kemudian, maggot tersebut diolah menjadi tepung maggot yang berfungsi sebagai kompos atau pupuk. Adapun tepung maggot tersebut merupakan salah satu bahan yang terkandung dalam pupuk cair besutan GGF, dan berfungsi menggantikan tepung ikan.
Baca Juga: Cari Untung Dari Belatung
"Kita membudidayakan maggot untuk mengolah limbah-limbah organik kita. Karena kita perkebunan buah-buahan, pasti ada limbah organiknya. Itu tidak kita buang begitu saja, kita kasih makan dulu ke maggot. Nah, maggotnya sendiri kita bisa gunakan lagi sebagai salah satu bahan baku pupuk cair organik," ujar Tommy kepada awak media di JCC, Jakarta, Jumat (5/7).
Tommy menuturkan, maggot itu kaya akan protein, fitohormon dan mikroba yang baik untuk tanaman. Menurutnya, pupuk cair yang mengandung maggot baik untuk dimanfaatkan kembali guna menutrisi lahan perkebunan GGF.
Dia pun menerangkan pihaknya memberikan pupuk cair organik tersebut untuk menutrisi lahan perkebunan buah Great Giant Food. Di antaranya, perkebunan nanas, pisang, dan jambu yang berada di area Lampung.
Penggunaan Internal
Dia menambahkan, selain membudidayakan maggot untuk menjadi bahan baku pupuk cair, pihaknya juga mengolah maggot untuk menghasilkan produk turunannya. Itu berupa pakan ternak dan pakan ikan.
"Karena proteinnya tinggi, jadi bisa mensubstitusi bahan-bahan yang digunakan sebelumnya, seperti protein tepung ikan atau tepung kedelai. Itu bisa disubstitusi dengan tepung maggot," tutur Tommy.
Presdir GGF menyampaikan pihaknya melakukan riset dan pengembangan budidaya maggot menjadi pupuk cair selama kurang lebih 4 tahun. GGF memulai tahap riset sejak 2020, lalu menggunakan pupuk cair untuk kebutuhan internal perusahaan sejak akhir 2022.
Sampai sekarang, lanjutnya, pupuk cair dengan bahan baku maggot itu belum resmi diluncurkan ke pasaran. Dia menekankan, itu hanya terbatas untuk penggunaan internal di lini usaha serta lahan perkebunan dan pertanian milik Great Giant Food.
"Kita jadikan pupuk untuk internal dulu. Jadi maggot digunakan untuk pupuk cair, dan pupuk cairnya kita pakai lagi di internal perkebunan kita," kata Tommy.
Bagi internal perusahaan sendiri, produksi tepung maggot jumlahnya belum mencukupi kebutuhan per bulan. Dia menyebutkan, pihaknya memproduksi sekitar 3 ton tepung maggot per bulan, sedangkan kebutuhan industri mencapai 5 ton per bulan.
Baca Juga: USAID Soroti Tiga Tantangan RI Terapkan Ekonomi Sirkular
"Kapasitas produksi maggotnya saat ini untuk tepung maggot sih masih 3 ton per bulan. Itu bahkan masih kurang (untuk internal), makanya kita penuhi dulu untuk kebutuhan internal," ucap Tommy.
Sejalan dengan itu, GGF hanya menyediakan pupuk organik mengandung tepung maggot untuk perkebunan internal di Lampung dan Jawa Timur saja, dan tidak diluncurkan ke pasar. Tommy sendiri menargetkan ke depannya produk pupuk cair organik besutan GGF bisa dijual secara masif. Namun, dia tidak membocorkan kapan rencana itu dieksekusi.
Dia menambahkan, GGF juga memberikan edukasi mengenai budi daya maggot yang dilakukan perusahaan kepada beberapa mitra, seperti para petani plasma dan peternak sapi. Dengan begitu, apabila ada limbah dari kegiatan berkebun ataupun beternak, limbahnya tidak sembarangan dibuang, melainkan bisa menjadi pakan bagi maggot.
Pasalnya, Great Giant Food juga memiliki beberapa anak usaha yang mengolah hasil perkebunan hortikultura. Di antaranya, memproduksi buah segar dengan jenama sunpride, lalu jus sari buah atau cold press dengan jenama Rejuve, dan produk susu bermerek Hometown.
Mengingat banyaknya lini bisnis GGF, Tommy pun mengutarakan pihaknya mulai menerapkan siklus industri yang ramah lingkungan sebagai komitmen terhadap lingkungan dan masyarakat. Salah satu caranya, dengan menerapkan prinsip zero waste alias nihil limbah.
Oleh karena itu, semua limbah diubah menjadi produk-produk bernilai tambah dan pemanfaatannya optimal, seperti pupuk organik, biogas, dan energi. Salah satunya dengan membudidayakan maggot dan mengolah maggot menjadi pupuk cair organik.
"Kalau lihat dari luar, orang-orang suka jijik ya. Padahal maggot punya potensi besar, karena bisa menguraikan limbah organik. Selain itu, maggot atau larvanya sendiri itu punya nutrisi yang baik," tutup Tommy.