13 Mei 2025
10:25 WIB
Tekankan Sertifikasi, Ekonom Beberkan Kunci Keberhasilan Kopdes Merah Putih
Ekonom Didik Rachbini menyebut Kopdes Merah Putih tidak bisa dikelola secara konvensional jika ingin menjadi lembaga ekonomi yang modern dan mampu bersaing.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Fin Harini
Ilustrasi. Koperasi Produsen Unit Desa Karangploso. AntaraFoto/HO-LPDB-KUMKM
JAKARTA - Ekonom Senior sekaligus Pendiri Indef Didik Rachbini mengungkap, pemerintah perlu menerapkan beberapa kebijakan 'baru' bagi lembaga koperasi, jika ingin mewujudkan kesuksesan dalam progam Kopdes/Kel Merah Putih.
Menurutnya, sebagai calon pilar ekonomi kerakyatan yang memiliki peran strategis dalam membangun kemandirian ekonomi nasional, dan agar menjadi lembaga ekonomi yang modern, profesional, dan mampu bersaing, Kopdes Merah Putih tidak bisa lagi dikelola secara konvensional. Termasuk dalam hal SDM yang seharusnya memiliki sertifikasi dan standar khusus.
"Salah satu kunci utama kesuksesan koperasi adalah profesionalisme pengurus dan manajer koperasi, yang ditunjukkan oleh sertifikasi dan standar kualitas manajer yang berkualitas dan sistem manajemen yang sehat," ujar Didik, dalam keterangan yang diterima Validnews, Senin (12/5).
Lebih lanjut, Didik menilai urgensi sertifikasi bagi pengurus dan manajer koperasi merupakan faktor kunci keberhasilan program Kopdes Merah Putih, sekaligus menjadi faktor krusial dan kritis, yang menentukan berhasil atau tidaknya program ini.
Baca Juga: Menkop Gandeng Jaksa Agung Awasi Pembentukan 80 Ribu Kopdes Merah Putih
Dirinya menekankan, sertifikasi yang dimaksud bukan sekadar formalitas, tetapi jaminan kompetensi, dengan dipilihnya seorang manajer koperasi atau pengurus yang tersertifikasi telah melalui proses penilaian standar nasional, yang mencakup aspek manajemen, keuangan, kepemimpinan, dan pelayanan anggota.
Lebih lanjut, Didik berpendapat dengan adanya sertifikasi, koperasi akan mendapatkan banyak keuntungan, utamanya dalam meningkatkan kepercayaan anggota, mitra usaha, dan lembaga keuangan.
"Anggota percaya lembaganya diurus oleh orang yang profesional, yang ditandai oleh sertifikasi kompetensi. Kedua, sertifikasi kompetensi dapat menjamin pengelolaan koperasi sesuai prinsip tata kelola yang baik (good cooperative governance)," tambahnya.
Terakhir, dengan adanya sertifikasi kompetensi Kopdes Merah Putih juga dapat diharapkan dapat menghindari praktik manajemen yang buruk, penyalahgunaan keuangan, dan konflik internal.
Permudah Akses Pendanaan
Bicara keuntungan lebih lanjut, Didik juga membeberkan, sertifikasi pengurus terutama pimpinan juga akan mempermudah akses koperasi terhadap pendanaan dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Sebab, tanpa sertifikasi dan peningkatan kapasitas, pengurus dan manajer akan kesulitan membuat pengembangan bisnis yang bankable, laporan keuangan yang akuntabel, serta strategi usaha yang berkelanjutan. Akibatnya, Kopdes Merah Putih berisiko stagnan, bahkan gagal total.
"Kopdes Merah Putih akan mendapat kredit dari perbankan. Kunci sukses adalah jaminan manajemen pengelolanya yang profesional dan tersertifikasi. Dari manajemen profesional tersebut lahir proposal usaha yang jelas dan layak (bankable). Rencana usahanya harus disusun secara rinci dengan proyeksi arus kas, analisis pasar, risiko, dan strategi mitigasinya," urai Didik.
Lebih lanjut, Didik juga memberikan gambaran bahwa model bisnis yang paling tepat bagi Kopdes Merah Putih adalah melalui skema kemitraan, seperti misalnya menjalankan bisnis franchise. Dengan skema ini, Koperasi tinggal menjalankan bisnis induk, yang kebanyakan dimiliki para pengusaha besar dan konglomerat.
Baca Juga: Zulhas Sebut Sekolah Inpres Terbengkalai Bisa Jadi Gedung Kopdes Merah Putih
Nantinya, retail bisnis perdagangan dapat ditransformasikan menjadi koperasi-koperasi di pedesaan, secara lebih adil ketimbang dimiliki oleh pribadi-pribadi.
Sehinga, koperasi pemula yang mendapat bantuan pemerintah mengelola bisnis yang mudah di awal dengan membangun kemitraan strategis dengan pelaku industri, UMKM, atau lembaga pelatihan untuk memperkuat jejaring bisnis dan daya tawar di mata bank.
Pada intinya, Didik kembali mengingatkan bahwa Kopdes Merah Putih diakui sebagai program yang baik, namun praktiknya tidak cukup hanya mengandalkan semangat gotong royong.
"harus dibarengi dengan kapasitas manajerial yang tersertifikasi. Transformasi koperasi ke arah profesionalisme adalah kunci agar menjadi institusi ekonomi rakyat yang kuat, berdaya saing, dan dipercaya oleh lembaga keuangan," tutupnya.