29 Juli 2024
14:21 WIB
Targetkan 82 Juta Penerima, Prabowo Beri 2 KPI Utama Unit Pelaksana MBG
Tim Prabowo-Gibran menargetkan sebanyak 82 juta masyarakat yang akan menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG). Prabowo akan menetapkan 2 indikator kinerja utama atau KPI dalam pelaksanaannya.
Penulis: Khairul Kahfi
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka (kiri) meninjau simulasi program makan bergizi gratis di SD Negeri Tugu, Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/7/2024). Antara Foto/Maulana Surya
JAKARTA - Tim Prabowo-Gibran menargetkan sebanyak 82 juta masyarakat yang akan menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga kini, tim Prabowo-Gibran juga sudah melaksanakan pilot project atau percontohan buat program ikonik ini selama tujuh bulan atau sejak awal 2024.
“Target penerimanya (program MBG) ada 82 juta (orang), termasuk 44 juta anak usia sekolah, 4 juta santri, 30 juta balita, dan 4 juta ibu hamil,” kata Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa Dirgayuza Setiawan dalam ‘Urgensi Investasi untuk Anak di Era Presidensi Prabowo’, Jakarta, Senin (29/4).
Rencananya, target penerima MBG tersebut akan dilayani oleh 48 ribu unit pelayanan. Dirga menginformasikan, proyek percontohan program Makan Bergizi Gratis sudah berlangsung sejak Januari 2024.
Sebagai ilustrasi, proyek percontohan ini telah dilakukan di Sukabumi, Jawa Barat. Dalam satu unit pelayanan MBG Sukabumi, dapur dapat memproduksi sebanyak 3.000 porsi makanan per hari untuk 20 sekolah, dengan 9.000 penerima manfaat.
“Pak Prabowo sudah menjalankan piloting dari Januari 2024, sekarang berarti sudah tujuh bulan berjalan. Nah, di sana kita mengikuti key day events yang menentukan kesehatan dan pendidikan anak di sana. Mulai dari tidur, mandi-buang air, makan pagi, belajar di kelas, makan siang, belajar di rumah, makan malam,” jabarnya.
Terkait dengan unit pelayanan MBG nanti, Dirga menggarisbawahi, presiden terpilih menetapkan dua indikator kinerja utama atau KPI dalam pelaksanaannya.
Pertama, unit pelayanan harus bisa men-deliver Makan Bergizi Gratis setiap hari kepada 82 juta penerima.
Kedua, Prabowo juga menekankan implementasi MBG tidak boleh ada kasus keracunan makanan (food poisoning). “Sama sekali enggak boleh ada (kasus keracunan makanan). Jadi nanti standarnya harus tinggi,” paparnya.
Baca Juga: Anggaran Bapanas 2025 Turun Demi Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah nantinya juga akan mengoptimalkan manfaat program tersebut dengan memberikan langsung anggaran dari pemerintah pusat ke unit pelayanan.
Dirga berharap, semua kebutuhan protein yang akan menunjang program MBG akan dipenuhi dari dalam negeri. Pihaknya mengidentifikasi peluang pemenuhan protein dapat dilakukan secara lokal karena Indonesia sudah mengalami kelebihan produksi untuk daging ayam, telur, dan ikan.
“Bahan makanan (program MBG) diusahakan dari petani, peternak, nelayan, dan UMKM dekat sekolah,” urainya.
Untuk produk susu, pihaknya akan mengusahakan pengadaannya berasal dari peternak dekat sekolah atau produksi dalam negeri.
“Bahkan di beberapa sekolah yang jadi percontohan, kita pasang foto-foto dari bapak-ibu petani, peternak yang memberikan bahan pangannya. Jadi anak-anaknya kenal. ‘Oh ini yang menyiapkan makanan kita’” ungkapnya.
Pihaknya optimistis, implementasi MBG kepada kalangan anak muda akan berdampak positif pada sisi kesehatan-pendidikan. Yakni, peningkatan angka partisipasi anak di sekolah, peningkatan angka kehadiran sekolah, penurunan angka putus sekolah, naiknya angka nilai ujian, dan penurunan angka defisiensi makronutrien.
Kerangka kerja itu juga didasarkan pada hasil Program Pangan Dunia PBB (UNWFP), jika Indonesia lancar menjalankan MBG.
“In the long run akan menghasilkan angka upah dan pendapatan sumber hidup yang meningkat. Selain itu, akan ada dampak-dampak lainnya, misal kesejahteraan petani, nelayan dan peternak akan naik, serta lapangan kerja baru terutama untuk wanita akan tercipta,” jelasnya.
Begini Penampakan Awal Menu MBG
Dirga juga memberi gambaran awal menu MBG yang dimasak oleh dapur atau unit pelayanan dan diberikan kepada target anak sekolah. Hal ini pun disampaikan untuk menjawab pertanyaan khalayak luas yang masih mempertanyakan anggaran program yang akan bernilai Rp15 ribu per porsi ini.
“Karena orang selalu bertanya apa sih yang dimakan, ya kan? Jadi kita juga tampilkan kandungan gizinya seperti apa,” urainya.
Untuk menu makan anak SMP pertama, terdiri dari nasi ayam goreng, sayur labu-wortel, jeruk, dan susu UHT 200 ml. Menu ini punya kandungan gizi energi sekitar 586 kcal, protein 26,06 gram, lemak 18,19 gram, dan karbohidrat 102,17 gram.
Baca Juga: Ekonom Dorong Pemerintah Sunat Anggaran Makan Pejabat Untuk Sukseskan MBG
Untuk menu makan anak SMP kedua, terdiri dari nasi, ikan bumbu asam manis, acar timun-wortel, jeruk, dan susu UHT 200 ml. Menu ini punya kandungan gizi energi sekitar 621 kcal, protein 29,31 gram, lemak 23,19 gram, dan karbohidrat 98,02 gram.
Sementara menu makan anak SD pertama, terdiri dari nasi, ayam serundeng, tumis wortel-jagung, salak, dan susu UHT. Menu ini punya kandungan gizi energi sekitar 574 kcal, protein 29,12 gram, lemak 28,08 gram, dan karbohidrat 110,98 gram.
Lalu, menu makan anak SD kedua, terdiri dari nasi, telur pindang, sayur wortel-jagung semi, jeruk, dan susu UHT. Menu ini punya kandungan gizi energi sekitar 529 kcal, protein 20,35 gram, lemak 13,88 gram, dan karbohidrat 82,06 gram.
“Untuk yang SD, biasanya susunya lebih kecil, karena kalau dikasih yang 200 mili(liter), enggak habis. Jadi kita udah melihat juga dari sisi itu,” urainya.